UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
Sylvia Anggraeni
21310410027
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, MA
Universitas Proklamasi 45
Resiliensi
merupakan kompetensi yang sangat tepat dalam menyikapi Ketika kita berada di
keaadan tantangan hidup yang berat (Ol-son
dan Defain,2003) dan sangat berperan penting dalam mencapai sebuah
perkembangan pada manusia yang memang bisa dilihat dari sehat secara mental
maupun fisik (masten,2001 : Reivich dan Shhatte, 2002; Cleveland, 2023; Ungar,
2004;Walsh,20226).
Setiap individu pasti mempunyai sebuah sumber penolakan akan adanya perubahan yang terjadi, penolakan perubahan ini disebabkan karena adanya kebiasaan , kepastian , rasa takut akan perubahan itu sendiri. Adapun tanggapan dari beberapa pertanyaan yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Apakah penolakan-penolakan dari para mahasiswa tersebut di atas ada hubungannya dengan teori-teori keengganan untuk berubah? Apa alasannya?
Jawaban : menurut saya ada hubungannya diantara kedua hal itu. Dikarenakan hal-hal yang sudah dijelaskan bahwa karena setiap individu kesulitan untuk merubah kebiasaannya. Apalagi untuk kearah yang positif, termasuk dengan saya dimana Ketika saya diarahkan oleh dosen saya dengan diberikan nya banyak tugas saya merasa bahwa saya kesulitan dikarenakan memang terhalang dengan pekerjaan , rasa lelah dll. Padahal memang sebenarnya diri saya sendirilah yang tidak mau untuk berubah. Ketika saya melawan itu semua buktinya saya bisa melakukan semuanya dengan baik.
2. Anda biasanya akan mengatakan setuju untuk mengubah diri, namun perilaku Anda tidak mencerminkan persetujuan itu. Agaknya, Anda memang harus ‘dipaksa’ untuk mengubah diri. Anda menjadi tidak nyaman dan kesehatan mentalnya terganggu. Apa hubungan antara resilience Anda pada organisasi pemaksa tersebut dengan film berikut? How to build Resilience? The Story of the Donkey. From The Resilience Dynamic https://www.youtube.com/watch?v=ywSnLF_Mnhk
Jawaban : Ketika keaadaan yang memang memaksakan kita untuk melakukan sesuatu yang mendorong kita untuk menjawab iya, Ketika kita diarahkan untuk merubah diri kita. Karena memang adanya paksaan atau memang kita tidak memiliki pilihan lain, Ketika saya dipaksa untuk mengerjakan banyak tugas saya akan merasa stress dan akan menyebabkan motivasi saya menjadi menurun sehingga menyebabkan emosi saya menjadi tidak stabil. Ketika saya merasa Kesehatan mental saya sudah terganggu biasanya saya berhenti untuk sejenak dan Ketika semuanya sudah Kembali normal saya akan membuat skala prioritas apa saja yang memang hal paling urgent yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Dan dalam video menjelaskan bahwa kita tidak boleh selalu meratapi semua kegagalan atau semua keaadan yang sedang kita hadapi. Lebih baik kita memikirkan solusi yang terbaik dengan inovasi-inovasi lainnya.
3. Anda biasanya akan mengatakan setuju untuk mengubah diri, namun perilaku Anda tidak mencerminkan persetujuan itu. Buktinya adalah situasi yang ada di kelas Psikologi Inovasi. Apakah bukti tersebut? Jelaskan.
Jawaban : bukti nya adalah saya masih sering menunda-nunda mengerjakan tugas yang sudah diberikan dosen terhadap saya. Karena banyak alasannya contohnya : karena bingung harus mengerjakan yang mana terlebih dahulu kan adanya rasa malas.
4. Mencermati film tersebut, Anda menjadi sadar dan kemudian melakukan perubahan diri. Persoalannya, ternyata tidak ada imbalan (reward) sedikit pun untuk perilaku mengubah diri tersebut, dari pimpinan tempat Anda bekerja. Padahal menurut hukum the law of effect, segala perilaku yang mendapatkan respon positif, maka akan diulang lagi. Bila responnya negatif maka perilaku itu tidak akan diulang lagi. Posisi Anda bagaimana? Menolak untuk berubah karena tidak ada reward, atau bersedia mengubah diri meskipun tidak ada reward? Apa alasannya?
Jawaban : saya memilih untuk yang nomor dua dikarenakan terkadang saya lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu jika memang ada hal yang harus saya kejar. Tidak harus berbentuk materi saja yang penting adanya penghargaan atau respon positif dari orang lain terhadap perubahan kita.
0 komentar:
Posting Komentar