1.11.23

UJIAN TENGAH SEMESTER



 DIPERLUKAN TINGGINYA TOLERANSI UNTUK BERUBAH SEBAGAI LANGKAH AWAL DALAM PERUBAHAN

UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI INOVASI 



Ramahwati

 

21310410037

 

KELAS REGULER

 

DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra Arundati Shinta

 

PSIKOLOGI INOVASI

 

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Teori perubahan Kurt Lewin (1951)  mengungkapkan bahwa terdapat 3 tahapan dalam perubahan yaitu tahap unfreezing (pencairan) , tahap  moving (bergerak), dan tahap refreezing (pembekuan). Banyak faktor pendorong perubahan diantaranya kebutuhan dasar manusia yang belum terpenuhi maka akan memunculkan (memotivasi) perilaku sebagaimana teori kebutuhan maslow (1954), selain itu didorong oleh faktor kebutuhan dasar interpersonal.  Namun pada kenyataannya, perubahan tidaklah mudah untuk dilakukan, terdapat penolakan yang disebut sebagai resistensi. Resistensi diartikan sebagai sikap atau tindakan yang melawan,menghalau suatu perintah , tekanan atau anjuran yang datang dari luar.  Menurut New dan Couillard (1981), faktor penghambat (restraining force) perubahan disebabkan oleh adanya ancaman terhadap kepentingan pribadi,adanya persepsi yang kurang tepat,reaksi psikologis,dan toleransi untuk berubah rendah. Menurut saya jika teori tersebut dikaitkan dengan fenomena penolakan perubahan dari para mahasiswa sangat berkaitan, misalnya mahasiswa karyawan yang menolak perubahan diri karena sebelumnya mereka juga telah melakukan perubahan dari yang hanya karyawan saja sekarang menjadi mahasiswa karyawan yang artinya terdapat perbedaan persepsi sehingga menyebabkan penolakan untuk mengerjakan tugas-tugas aneh yang menurut mereka kurang berguna. Selain itu perubahan yang dilakukan mahasiswa regular hanya demi nilai dan akan melakukannya jika benar-benar membutuhkan diartikan sebagai rendahnya toleransi untuk berubah. 

Saat dihadapkan oleh persoalan,biasanya terdapat situasi yang mendorong kita untuk melakukan perubahan, perubahan tersebut bisa jadi merupakan suatu langkah untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam film  How to build Resilience? The Story of the Donkey. From The Resilience Dynamic dikisahkan jika keledai berada dalam situasi buruk yaitu terperosok ke dalam sumur, pemiliknya sendiri sudah merasa pesimis bahkan tidak ada usaha yang dilakukan agar hewan perliharaannya tersebut bisa keluar dari sumur. Petani justu mengajak petani lain untuk lubang sumur karena tidak ada harapan lagi bagi keledainya untuk bisa keluar. Setelah beberapa petani membantunya untuk mengubur lubang sumur, hal luar biasa terjadi. Oleh keledai tanah tersebut justru dijadikan pijakan agar dirinya bisa keluar dari lubang sumur, setelah mengetahui hal itu petani-petani tersbeut takjub dengan hal yang dilakukan keledai. Hal itu diartikan jika berada dalam situasi buruk dan terdapat banyak tekanan yang justru melemahkan mental kita maka ubahlah tekanan tersebut menjadi sumber kekuatan kita untuk berubah dan membuktikan kepada orang sekitar.

 

Perubahan tidak hanya berasal dari ucapan melainkan dari kesadaran yang tertanam dalam diri, perubahan yang hanya berasal dari ucapan tanpa adanya kesadaran biasanya akan bersifat sementara atau terpaksa melakukan. Hal tersebut seperti pada situasi di kelas psikologi inovasi. Saat perkuliahan, dosen pernah memerintahkan kepada mahasiswanya untuk melakukan perubahan dengan mengganti sepatu kanan ke kaki kiri begitupun sebaliknya. Perintah tersebut tidak direspon cepat oleh mahasiswa lain, artinya terdapat jeda beberapa saat untuk memastikan apakah benar perintah tersebut. Saya termasuk salah satu mahasiswa yang tidak langsung menjalani perintah dosen tersebut, menurut saya jika hal itu dilakukan akan memberikan ketidaknyaman bagi saya sendiri. Namun pada akhirnya, perintah tersebut saya lakukan karena melihat teman teman mahasiswa yang lain juga melalukan tetapi perintah tersebut tidak saya laksanakan sampai dosen memerintahkan untuk berhenti, hal itu saya lakukan karena tidak adanya kesadaran dalam diri saya dan perintah tersebut saya anggap aneh.  

 

Dalam perubahan pasti ada kaitanya dengan pemberian reward karena hal tersebut dianggap merupakan bagian dari  cepat tidaknya suatu perubahan. Sedangkan menurut  the law of effect, segala perilaku yang mendapatkan respon positif, maka akan diulang lagi tetapi jila responnya negatif maka perilaku itu tidak akan diulang lagi. Jika saya berada dalam situasi tersebut perubahan akan tetap saya lakukan, walaupun mendapat respon negatif. Menurut saya dalam perubahan itu perlu adanya kesadaran dan prinsip yang kuat. Jika perubahan yang saya lakukan mampu memberikan dampak baik bahkan membantu dalam perkembangan saya sebagai individu maka akan dijadikan sebagai kebiasaan. Menurut saya kebiasaan baik akan membawa kita pada perubahan dan mengantarkan pada impian yang selama ini diusahakan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

A. Maslow, (1954) Motivation and Personality. New York: Harper & Row.

Lewin, Kurt. 1951.Field Theory In Social Science.New York : Harper & Raw

0 komentar:

Posting Komentar