TANAMKAN RESILIENSI UNTUK
PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK
Ujian Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah Psikologi Inovasi
Oleh:
Alfiantika Prastiwi
(21310410094)
Dosen Pengampu:
Dra. Arundati Shinta,M.A
Zaman akan selalu
berubah dari waktu ke waktu yang akan mengakibatkan perbedaan tingkah laku dan
perilaku manusia. Manusia akan mendinamiskan diri terhadap perkembangan yang
ada terutama berkaitan dengan kemajuan teknologi ( Erlistiana, Nawangsih, Aziz, Yulianti, & Setiawan, 2022). Perubahan merupakan
peralihan dari keadaan sebelumnya yang tindak hanya berupa keadaan tetapi bisa
pola pikir, perilaku dan lain sebagainya. Hampir sebagian mahasiwa engan untuk
berubah dengan memberikan penolakan terhadap perubahan. Penolakan-penolakan
yang dilakukan mahasiswa berhubungan dengan keenganan untuk berubah. Keengangan
menurut Coch & French (1960) bahwa belajar kembali (relearning)
membutuhkan waktu lama daripada belajar dari awal, yang artinya keengganan akan
berubah karena kurangnya motivasi bukan karena tidak memiliki keterampilan. Sedangkan
murut Santosa, dkk (2015) dalam ( Laihad, Lengkong, & Saerang, 2019) bahwa resistensi adalah
penolakan perubahan umumnya akan terjadi ketika terdapat sesuatu yang mengancam
seseorang. Ancaman bisa saja bersifat kenyataan atau
hanya sebuah persepsi. Ancaman juga dapat muncul dari pemahaman yang benar atau
karena ketidakpahaman atas perubahan. Terdapat faktor dari keengganan yaitu
kebiasaan, keamanan, faktor ekonomi, takut pada sesuatu yang asing, faktor
sosial, dan kurangnya kewaspadaan terhadap perubahan. Sehingga banyak dari
mahasiswa engan untuk berubah dikarenakan bisa saja mahasiswa merasa sudah
kebiasan dengan apa yang dilakukan sehingga tidak ada keingginan untuk berubah.
Hal ini juga bisa dipenagruhi oleh faktor sosial yang kurang memberikan
dukungan dan support sehingga tidak ada perubahan. Lingkungan juga terkadang
memberikan pengaruh buruk sehingga individu tidak ada keingginan untuk berubah.
Menurut Connor dan
Davidson (2003) dalam (Gina & Fitriani, 2020) resiliensi merupakan
kemampuan seseorang dalam menangani stress atau tekanan, serta kemampuan
mengatasi kecemasan dan depresi. Resiliensi juga didefinisikan sebagai
kapasitas bertahan, mengatur dan mengatasi tantangan hidup dan berhasil dalam
mempertahankan meskipun terdapat efek negatif. Terdapat film yang menceritakan
sebuah petani dengan seekor keledai, hewan peliharaannya. Keledai tersebut
jatuh ke dalam sumur, sang pemiliki berfikir untuk membiarkan saja karena
keledai sudah tua. Sang pemilik memanggil teman-temannya untuk mengubur keledai
yang ada di dalam sumur. Keledai sudah pasrah dengan hidupnya tetapi saat
dikubur dengan tanah keledai malah menjadikan tanah sebagai jalan keluar dari
sumur dengan mengumpulkan tanah sampai dia bisa keluar. Hubungan resiliensi
dengan film yaitu saat dalam tekanan atau permasalahan keledai memiliki
resiliensi untuk menangani permasalahannya dengan cara memanfaatkan tanah
sebagai jalan kelaur. Hal tersebut menjadikan sebuah motivasi bahwa ketika
mengalami tekanan atau permasalahan penguatan resiliensi dalam diri kita akan
menjadikan kita mampu bertahan dalam mengatasi permasalahan.
Dalam perubahan
bisa dilakukan dengan hal-hal yang kecil yang sering kita lakukan, seperti saat
kelas perubahan yang dilakukan dengan cara belajar kelompok, pembagian tugas, menjadi
pemimpin kelompok. Hal ini mampu memberikan perubahan bagi diri dengan merubah
hal-hal kecil. Sebuah perubahan pasti
awalnya tidak mengenakkan dan sering kali memikirkan apa yang akan di dapat
saat melakukan perubahan tersebut. Reward berasal dari bahasa inggris yang
memiliki arti hadiah, penghargaan atau imbalan. Reward suatu bentuk penghargaan
atau imbalan balas jasa kepada sesorang atau kelompok. Seorang individu ketika
diberikan sebuah reward atas apa yang dikerjakan maka akan merasa senang dan
bersemangat dalam menjalakan. Tetapi bukan berarti ketika kita tidak diberikan
reward maka tidak akan dilakukan. Perubahan diri dengan tidak adanya reward
bukan menajdi permasalahan karena dari setiap hal yang dilakukan pasti memiliki
manfaat tersendiri. Reward akan didapatkan ketika kita mampu melawan reseintensi
dan menjalani perubahan, sehingga kita akan mendapatkan hasil yang menjadi
reward berharga bagi diri sendiri.
References
Erlistiana, D., Nawangsih, N.,
Aziz, F. A., Yulianti, S., & Setiawan, F. (2022). Penerapan kurikulum
dalam menghadapi perkembangan zaman di jawa tengah. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 4(1), 1-2.
Laihad, R. A., Lengkong, V., &
Saerang, R. (2019). Analisis faktor-faktor yang menyebabkan resiliensi dalam
proses perubahan organisasi di otoritas jasa keuangan sulawesi utara
gorontalo dan maluku utara di manado. Jurnal EMBA, 7(1), 532-534.
Gina, F., & Fitriani, Y.
(2020). Validadi 10-item connor-davidson resilience scale (10-item cd-risc)
pada ibu bekerja. Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online), 6(1), 50-51.
0 komentar:
Posting Komentar