Diah Novita Sari
21310410111
Psikologi Inovasi
Dr. Dra Arundati
Shinta, M.A.
Tugas
ini dibuat untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi semester 5
Seiring majunya zaman semakin
sulit untuk menunggu kesiapan kita untuk berubah, dan akhirnya kita akan selalu
dalam keadaan yang tidak nyaman serta membuat kesehatan mental kita terganggu.
Agar kita dapat mengubah diri sehingga merasa nyaman perlu adanya self-acceptance.
Menurut Jersild self-acceptance yaitu kesediaan untuk menerima diri yang
meliputi keadaan fisik, psikologi sosial serta pencapaian dirinya, baik
kelebihan maupun kekurangan dalam dirinya. Saat ini banyak orang yang enggan
untuk melakukan perubahan pada dirinya, terlebih lagi seorang mahasiswa yang
harus diminta oleh dosennya untuk melakukan suatu perubahan diri, mengapa
perubahan diri dalam mereka tidak terjadi begitu saja tanpa harus diminta oleh
dosen? Mungkin karena mereka merasa bahwa perubahan dalam diri untuk saat ini
masih belum dibutuhkan sehingga mereka akan berpikir bahwa itu hal yang tidak
penting. Mereka akan melakukan perubahan diri ketika merasa merasa sudah
membutuhkannya entah kapan waktu itu akan datang.
Banyak dari kita jika diberi tugas
untuk merubah diri akan mengatakan setuju untuk melakukannya namun perilaku
kita berbanding terbalik dengan apa yang kita ucapkan. Dari video "How
to build Resilience? The Story of the Donkey" kita dapat belajar untuk
membantu individu untuk dapat membangun resiliensi dalam menghadapi perubahan
dan tantangan yang terus berkembang. Sudah sebaiknya kita mau dan mampu untuk
melakukan perubahan diri utnuk menjadi yang lebih bain kedepannya untuk
kebaikan dalam diri kita. Jika kita sudah menyetujui untuk berubah sebaiknya
kita juga melakukan perubahan tersebut bukan hanya setuju dalam ucapan namun
juga perilaku.
Kita dapat melakukan perubahan diri
melalui hal kecil yang ada disekitar kita, seperti mengganti menggunakan jam
tangan yang biasanya ditangan kanan menjadi menggunakan jam tangan di tangan
kiri maupun sebaliknya. Terkadang kita byang berada didalam kelas enggan untuk
melakukan perubahan diri seperti ketika ada dosen yang meminta salah satu
mahasiswa didalam kelas untuk meju dan memimpin pembagian kelompok dalam kelas
tersebut tetapi tidak ada yang mau maju karena merasa akan ada orang yang akan
maju selain kita sehingga kita merasa bahwa kita tidak perlu untuk maju
memimpin pembagian kelompok karena masih ada mahasiswa yang lainnya.
Beberapa orang ingin berubah karena
adanya atau diberikannya reward kepada kita jika melakukan suatu
perubahan tersebut. Seperti diberikannya bonus kepada karyawan yang memiliki
kinerja baik atau lebih baik daripada karyawan yang lainnya. Namun untuk saya,
saya akan melakukan perubahan itu bukan karena reward yang diberikan
namun karena saya ingin melakukan hal itu namun tidak ada salahnya jika
melakukan hal tersebut ternyata terdapat reward yang akan diberikan. Jika kita
melakukan sesuatu karena adanya reward maka hal tersebut akan kita
lakukan jika ada reward saja, jika reward atau hadiah itu tidak
diberikan makan hal itu juga tidak akan dilakuakan karena merasa melakukan
sesuatu karena adanya reward atau hadiah. Jika terus begitu kita tidak
akan bisa mengubah diri kita untuk menjadi lebih baik dan melakukan hal positif
karena kemauan kita sendiri. Setiap kita ingin merubah atau melakukan hal
positif harus terdapat hadiah yang akan diberikan kepada kita, tidak bisa
menjadi orang yang ikhlas untuk melakukan perubahan diri yang lebih baik serta
selalu butuh imbalan setiap apa yang kita kerjakan.
Referensi:
Jersild, A. T., Brook, J. S., & Brook, D. W. (1978). The
Psychology of Adolescence. New York: Macmillan Publishing
0 komentar:
Posting Komentar