1.11.23

PERUBAHAN PERILAKU

 



Diah Novita Sari

21310410111

Psikologi Inovasi

Dr. Dra Arundati Shinta, M.A.

Tugas ini dibuat untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi semester 5

Seiring majunya zaman semakin sulit untuk menunggu kesiapan kita untuk berubah, dan akhirnya kita akan selalu dalam keadaan yang tidak nyaman serta membuat kesehatan mental kita terganggu. Agar kita dapat mengubah diri sehingga merasa nyaman perlu adanya self-acceptance. Menurut Jersild self-acceptance yaitu kesediaan untuk menerima diri yang meliputi keadaan fisik, psikologi sosial serta pencapaian dirinya, baik kelebihan maupun kekurangan dalam dirinya. Saat ini banyak orang yang enggan untuk melakukan perubahan pada dirinya, terlebih lagi seorang mahasiswa yang harus diminta oleh dosennya untuk melakukan suatu perubahan diri, mengapa perubahan diri dalam mereka tidak terjadi begitu saja tanpa harus diminta oleh dosen? Mungkin karena mereka merasa bahwa perubahan dalam diri untuk saat ini masih belum dibutuhkan sehingga mereka akan berpikir bahwa itu hal yang tidak penting. Mereka akan melakukan perubahan diri ketika merasa merasa sudah membutuhkannya entah kapan waktu itu akan datang.

Banyak dari kita jika diberi tugas untuk merubah diri akan mengatakan setuju untuk melakukannya namun perilaku kita berbanding terbalik dengan apa yang kita ucapkan. Dari video "How to build Resilience? The Story of the Donkey" kita dapat belajar untuk membantu individu untuk dapat membangun resiliensi dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang terus berkembang. Sudah sebaiknya kita mau dan mampu untuk melakukan perubahan diri utnuk menjadi yang lebih bain kedepannya untuk kebaikan dalam diri kita. Jika kita sudah menyetujui untuk berubah sebaiknya kita juga melakukan perubahan tersebut bukan hanya setuju dalam ucapan namun juga perilaku.

Kita dapat melakukan perubahan diri melalui hal kecil yang ada disekitar kita, seperti mengganti menggunakan jam tangan yang biasanya ditangan kanan menjadi menggunakan jam tangan di tangan kiri maupun sebaliknya. Terkadang kita byang berada didalam kelas enggan untuk melakukan perubahan diri seperti ketika ada dosen yang meminta salah satu mahasiswa didalam kelas untuk meju dan memimpin pembagian kelompok dalam kelas tersebut tetapi tidak ada yang mau maju karena merasa akan ada orang yang akan maju selain kita sehingga kita merasa bahwa kita tidak perlu untuk maju memimpin pembagian kelompok karena masih ada mahasiswa yang lainnya.

Beberapa orang ingin berubah karena adanya atau diberikannya reward kepada kita jika melakukan suatu perubahan tersebut. Seperti diberikannya bonus kepada karyawan yang memiliki kinerja baik atau lebih baik daripada karyawan yang lainnya. Namun untuk saya, saya akan melakukan perubahan itu bukan karena reward yang diberikan namun karena saya ingin melakukan hal itu namun tidak ada salahnya jika melakukan hal tersebut ternyata terdapat reward yang akan diberikan. Jika kita melakukan sesuatu karena adanya reward maka hal tersebut akan kita lakukan jika ada reward saja, jika reward atau hadiah itu tidak diberikan makan hal itu juga tidak akan dilakuakan karena merasa melakukan sesuatu karena adanya reward atau hadiah. Jika terus begitu kita tidak akan bisa mengubah diri kita untuk menjadi lebih baik dan melakukan hal positif karena kemauan kita sendiri. Setiap kita ingin merubah atau melakukan hal positif harus terdapat hadiah yang akan diberikan kepada kita, tidak bisa menjadi orang yang ikhlas untuk melakukan perubahan diri yang lebih baik serta selalu butuh imbalan setiap apa yang kita kerjakan.

Referensi:

Jersild, A. T., Brook, J. S., & Brook, D. W. (1978). The Psychology of Adolescence. New York: Macmillan Publishing

 

 

0 komentar:

Posting Komentar