2.11.23

PERUBAHAN DIRI SEBAGAI MAHASISWA

ESSAY UJIAN TENGAH SEMESTER

PERUBAHAN DIRI SEBAGAI MAHASISWA


Oleh:

Qoyyimah Sofiati (21310410036)

Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu:

Dra. Arundati Shinta, M.A.


Perubahan diri atau perilaku adalah tentang mengubah kebiasaan dan perilaku untuk jangka Panjang. Menurut Davis, et al., 2015) pada penelitian seputar perilaku yang berhubungan dengan kesehatan mengatakan bahwa perubahan kecil dapat membawa perbaikan besar pada kesehatan dan harapan hidup masyarakat. Teori lain dari Madden, Ellen dan Ajzen (1992) berpendapat bahwa perilaku terjadi karena niat dan niat dipengaruhi oleh sikap pribadi dan norma sosial yang dirasakan. Perilaku bisa saja sudah mendarah daging dan menjadi kebiasaan yang kita lakukan secara otomatis tanpa berpikir sehingga hal ini menimbulkan tantangan besar dalam mengubah perilaku. 

Sebagai mahasiswa, persoalan proses perubahan dirasakan masih sulit hal ini dikarenakan bahwa perubahan adalah suatu proses (bukan peristiwa) yang terjadi hanya satu kali saja. Dalam proses perubahan perilaku memerlukan komitmen. Mahasiswa lebih sering melakukan perubahan diri ketika mendapat tuntutan. Salah satunya adalah perubahan diri berolahraga yang menjadi tugas wajib dalam mata kuliah psikologi inovasi. 

Penolakan yang terjadi pada kondisi mahasiswa tidak secara terang-terangan, namun rasa keterpaksaan yang akhirnya membuat mahasiswa ingin melakukan perubahan diri. menurut Gollwitzer (1999) mempunyai niat belum tentu diterjemahkan menjadi perilaku. Banyak mahasiswa yang memiliki niat untuk merubah diri ke arah yang lebih baik, namun perilaku yang ditunjukkan tidak semudah meniatkan sehingga membuat mahasiswa banyak yang enggan untuk melakukan perubahan diri meskipun tahu bahwa itu akan baik buat kedepannya. Mengganggu kebiasaan memerlukan penghapusan pemicu, penghambatan respons otomatis, dan penggantian respons yang terbiasa dengan perilaku positif yang lebih mudah beradaptasi (Orbell & Verplanken, 2020).

Resiliensi adalah kemampuan seseorang dalam mengatasi, melalui, dan kembali kepada kondisi semula setelah mengalami kejadian yang menekan (Reivich & Shatte, 2002). Saat berada pada lingkungan organisasi yang memaksa kita untuk menjadi seperti yang organisasi inginkan tentu akan mengganggu mental kita. Begitu halnya dengan film How to build Resilience? The Story of the Donkey. From The Resilience Dynamic dimana tidak nyamannya ketika tanah disekop mengenai tubuh keledai yang tanpa sadar bahwa dengan ketidaknyaman itu yang mampu mengeluarkan keledai dari sebuah sumur. Salah satu aspek dari resiliensi yang perlu diketahui adalah emotional regulation (pengaturan emosi) dimana kemampuan kita untuk tetap berada pada keadaan tenang dan terkendali meskipun pada kondisi yang menekan seperti tuntutan atau paksaan dari organisasi atau dari kesakitan keledai saat ditimpa tanah. Ketidaknyamanan ini tentu menganggu tetapi kita perlu optimis bahwa segala sesuatu akan dapat berubah menjadi lebih baik

Sebuah kondisi menyetujui perubahan diri namun tidak tercermin melalui perilaku dapat dilihat dari kondisi kelas di mana mahasiswa sulit atau enggan mengeluarkan pendapat karena takut dianggap salah atau hal buruk lainnya padahal memiliki niat untuk merubah diri agar lebih berani namun nyatanya saat berada dalam situasi belajar, hal itu ternyata tidak terjadi sesuai dengan yang diniatkan. Selain itu, jika tidak ada imbalan langsung untuk mengubah perilaku atau jika tidak ada dampaknya secara langsung, ini membuat kita sulit untuk tetap termotivasi. Sheeran (2006) menemukan bahwa perubahan niat dalam skala sedang hingga besar menyebabkan perubahan perilaku dalam skala kecil hingga menengah yang dikenal sebagai kesejangan niat-perilaku. 

Reward adalah penghargaan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya yang berprestasi atau menunjukkan kinerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Sandy & Faozen, 2017). Adanya reward akan menimbulkan gairah dan semangat untuk bekerja (Farianda, 2013). Sebagai mahasiswa, reward ini dianggap cukup penting dalam meningkatkan motivasi diri, tetapi hal tersebut tidak selalu bisa didapatkan. Persoalan merubah diri karena ada reward dan tanpa reward adalah tergantung dari setiap individu. Sebagian mahasiswa ingin merubah diri ketika ada reward seperti contoh dalam kuliah psikologi inovasi dimana mahasiswa bekerja kelompok karena dijanjikan ada reward dari dosen. Tetapi sebagaian mahasiswa juga ingin mengubah diri meski tidak mendapatkan reward tetapi untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik. Salah satunya dengan tim kami yang mengikuti lomba PKM. Kami sadar bahwa kami tidak mendapatkan insentif khusus dari pihak kampus meskipun proposalnya lolos pendanaan, tetapi kami sadar bahwa mengikuti PKM tidak sekedar untuk itu tetapi ada pengembangan diri yang lebih utama yang bisa kami raih melalui kegiatan PKM ini seperti kemampuan dalam melakukan kerja sama tim, diskusi, problem solving dinamika tim, hingga softskill dan hardskill lainnya. 

 


Celestine, N. (2021, Agustus 14). What is behavior change in psychology? 5 models and theories. PositivePsychology.com. https://positivepsychology.com/behavior-change/

Davis, R., Campbell, R., Hildon, Z., Hobbs, L., & Michie, S. (2015). Theories of behaviour and behaviour change across the social and behavioural sciences: A scoping review. Health Psychology Review9(3), 323–344.

Gollwitzer, P. M. (1999). Implementation intentions: Strong effects of simple plans. American Psychologist54(7), 493–503.

Pradnyani, G. A. A. I., Rahmawati, P. I., & Suci, N. M. (2020). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada CV Ayudya Tabanan Bali. Prospek: Jurnal Manajemen Dan Bisnis2(1), 21-30.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar