Membangun
Resiliensi Untuk Menghadapi Perubahan Diri
Nurul
Mawaddah
21310410028
Psikologi
Inovasi
Essai
Ujian Tengah Semester 5
Dra.
Arundati Sinta, MA.
Keengganan untuk berubah merupakan reaksi
yang wajar, bentuk keengganan bisa bermacam-macam, namun reaksi awal dari keengganan
untuk berubah seringkali mengabaikan perlunya perubahan. Contohnya seperti
alasan penolakan-penolakan yang diutarakan mahasiswa karyawan atau reguler
dengan cara berfikir seperti itulah yang menyebabkan mereka enggan untuk
melakukan perubahan, dan mereka cenderung berlawanan dengan ide-ide perubahan.
Mereka merasa ketakutan terhadap bentuk perubahan yang belum mereka ketahui,
merasa bahwa setiap perubahan akan menambah beban kerja mereka dan merasa
khawatir bahwa cara kerja mereka selama ini akan ketahuan kekurangannya.
Karena adanya ketidaknyamanan dan mungkin
akan menggangu pada kesehatan mental akibat dari pemaksaan untuk adanya
perubahan diri maka resiliensi yang dapat dilakukan yaitu menerima apa yang
sedang dihadapi dan berusaha untuk mencari solusi jalan keluar agar kesehatan
mental tetap terjaga, sama halnya seperti kisah dari film How to build
Resilience? The Story of the Donkey. From The Resilience Dynamic. Jika memiliki
tekad dan usaha yang kuat maka akan berhasil melalui masa-masa sulit yang
sedang dialami.
Semua orang dapat mengatakan setuju tapi
tidak semua orang dapat melakukan secara langsung tuntutan untuk berubah.
Contohnya seperti yang terjadi pada kelas psikologi inovasi semua mahasiswa
akan selalu berkata iya jika diajak untuk melakukan perubahan namun perilaku
tersebut hanya dilakukan sementara demi mendapatkan nilai yang baik.
Perubahan yang dilakukan untuk diri sendiri
tidak memerlukan reward dari orang lain, jika diri sendiri dapat menyadari hal
positif yang didapatkan dari perilaku yang dilakukan untuk perubahan diri maka
seseorang akan bersedia mengubah dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar