2.11.23

ESSAY UTS PSIKOLOGI INOVASI

 

ESSAY UTS PSIKOLOGI INOVASI 

RESILIENSI DAN SELF ACCEPTANCE

DEA KHAIRUN NISA

21310410082



  

Dosen pengampu                    : Dr, Arundati Shinta, M.A.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

  

            Stoltz menjelaskan bahwa dengan resilience dapat memberi- tahukan seberapa jauh individu mampu bertahan menghadapi kesulitan dan kemampuan untuk mengatasinya, sehingga tidak melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri. Pribadi yang resilience/tangguh memiliki moral dan karakter kuat akan mengetahui mana yang benar dan tidak, apa yang baik dan tidak serta dampak dari perilaku yang mereka lakukan. Selain itu mereka tetap dapat mengambil keputusan atau melakukan tindakan secara benar dan tepat. Mereka sadar bahwa tindakan benar tersebut kadangkala adalah keputusan yang tidak popular, namun pada akhirnya mereka tidak mudah terpengaruh dan cenderung menjauhi hal-hal yang membahayakan dan merugikan diri mereka.

            Resilience ini merupakan kemampuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya. Oleh karena itu, resilience dapat dikembangkan ke arah positif melalui latihan-latihan pengembangan keterampilan resilience.

            Sementara itu Penerimaan diri adalah proses di mana seseorang menerima dan mengakui dirinya sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Ini melibatkan penerimaan dan penghargaan terhadap aspek-aspek identitas, tubuh, perasaan, dan pengalaman pribadi tanpa penilaian atau penolakan diri sendiri. Ini adalah langkah penting dalam pengembangan kesejahteraan emosional dan mental. Karakteristik utama dari penerimaan diri adalah spontanitas dan tanggung jawab pada self, menerima kualitas kemanusiaannya tanpa menyalahkan diri sendiri untuk kondisi yang berada di luar kontrolnya. Individu dengan penerimaan diri yang tinggi tidak peduli akan berapa banyak kelemahan yang dimilikinya dan justru menjadikan kelemahan tersebut sebagai sumber kekuatan untuk memaksimalkan kelebihannya (Hurlock, 1978).enurut Kubler-Ross (1969) sikap penerimaan diri terjadi bila seseorang mampu menghadapi kenyataan daripada hanya menyerah pada pengunduran diri atau tidak adanya harapan

 

            1.         Menurut Jande (2002:19) ada berbagai macam tanggapan atau sikap terhadap perubahan. Ada yang menerima atau bersikap positif; ada yang menolak atau bersikap negatif; dan ada yang netral atau tidak memihak. Hemat penulis, masih ada sikap lain yang kerap kali ada, yakni sikap acuh tak acuh. Mereka yang menerima pada umumnya melihat perubahan sebagai sesuatu yang baik sesuatu yang positif dan berguna. Bagi mereka yang menolak, melihat perubahan sebagai sebagai sesuatu yang mengganggu/terancam. Dari sini kita bisa tahu penolakan yang umum dilakukan oleh para mahasiswa karena mereka menilai perubahan tersebut adalah sesuatu hal yang menganggu mereka, seperti misalanya contoh yang telah diberikan bahwa mahasiswa telah memiiki tugas kuliah yang berat yang mungkin membuat mereka tidak nyaman lalu kemudian secara tiba-tiba mereka harus melakukan kegiatan ekstra untuk melakukan perubahan, mungkin sebagian yang berfikir lebih positif akan lanjut untuk bergerak melakukan perubahan dan sebagian lagi yang merasa terganggu akan melakukan manipulasi.

            2.         resiliensi diformulasikan pertama kali oleh Block dengan nama ego-resilience, yang diartikan sebagai kemampuan umum yang melibatkan kemampuan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes saat dihadapkan pada tekanan internal maupun eksternal. Secara spesifik, ego-resilience adalah:”... a personality resource that allows individual to modify their characteristic level and habitual mode of expression of ego-control as the most adaptively encounter, function in and shape their immediate and long term environmental context. Resilience menurut definisi Block merupakan sebuah kepribadian yang membuat individu dapat beradaptasi dan memodifikasi lingkungannya. Jadi sudah sangat jelas bahwa terjadinya resiliensi biasanya karena adanya tekanan atau paksaan dimana seseorang mau tidak mau harus melakukan menyesuaian terhadap kondisi yang dialaminya sekarang. Perubahan akan terjadi lebih cepat ketika kita memiliki dorongan atau tekanan yang mengharuskan kita melakukan sesuatu seperti pada film tersebut.

            3.         Sering kali kita memiliki sikap yang tidak konsistem atau bahkan melakukan sesuatu karena tuntunan seperti pada kelas psikologi inovasi yaitu melakukan perubahan dengan rutin berolahraga, kebanyakan mahasiswa akan melakukan hal tersebut semata-mata karena itu adalah suatu tugas dari dosen yang memiliki nilai. Namun, karena alasan tersebut pula para mahasiswa tidak betul-betul melakukan perubahan telanjutnya, mereka hanya melakukan kegiatan tersebut sampai batas waktu tugas selsai dan selanjutnya mereka akan kembali pada ebiasaan awalnya lagi. mungkin beberapa akan tetap melanjutkan perubahan tersebut, namun sebagian besar akan berhenti malakukannya dan kembali pada kegiatan mereka seperti semula.

            4.         Tetap bersedia melakukan perubahan diri karena ketika kita melakukan perubahan kita secara tidak sadar  mendaptkan banyak sekali keuntungan dan bukan sekedar reward dari atasan atau dari perusahaan, bisa jadi perubahan diri yang kita lakukan menambah skill kita menambah kemampuan kita seperti kemampuan berkomunikasi kemampuan mengelola emosi dan masih banyak yang lain. Tentunya ini sangat amat memberikan keuntungan pada kita dalam hal lain, seperti kita jadi bisa melakukan manajemen waktu kita dapat mungkin memiliki kerjaan sampingan dengan skill baru kita atau kita bisa lebih menjaga kesehatan mental kita agar dapat melakukan sesuatu dengan maksimal. Jadi reward bukanlah satu-satunya hal yang kita dapatkan dari perubahan diri, masih banyak hal lainnya yang bisa kita dapatkan dan juga menguntungkan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

            E.C. Klohnen, (1996).  “Conseptual Analysis and Measurement of The Construct of Ego Resilience”. Journal of Personality and Social Psychology, Volume. 70 (5) : 1067-1079.

            Hurlock, E. (1978). Personality development. Tokyo: McGraw-Hill Publishing Company, Ltd.

            Jande, Karel. 2002. Manajemen Pelatihan Pengelolaan Sekolah. Surabaya:Pearl Surabaya.

            Kubler-Ross, E. (1998). On death and dying (Kematian sebagai bagian kehidupan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

 

0 komentar:

Posting Komentar