2.11.23

Essay ulangan tengah semester

 ESSAY UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah: Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A

Oleh:

Destiana Dini Safitri (21310410090)

Kelas A/Reguler

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

 


Saat ini, telah terjadi banyak perubahan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Perubahan-perubahan tersebut, membuat diri kita mau tidak mau juga harus berubah mengikuti perkembangan dan perubahan yang ada. Walaupun pasti ada beberapa kesulitan dalam proses perubahan diri tersebut, baik dari faktor internal maupun eksternal. Dalam perubahan diri terdapat resiliensi yang merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menangani/mengatasi stress atau tekanan, serta dapat mengatasi kecemasan dan juga depresi (Connor, 2003). Salah satunya yaitu mahasiswa yang harus merasakan perubahan yang mungkin tidak nyaman bagi diri mereka. Dalam situasi tersebut, mau tidak mau, mahasiswa harus melakukan perubahan diri agar sama dengan yang lain sehingga tidak akan dikucilkan oleh orang lain. Agar kesehatan mental mahasiswa tidak terganggu, maka mahasiswa membutuhkan self-acceptance.

            Penolakan-penolakan yang muncul dari mahasiswa tersebut tentu memiliki hubungan dengan teori-teori keengganan untuk berubah, salah satunya yaitu teori Coch & French yang mengatakan bahwa belajar kembali (relearning) membutuhkan waktu yang lebih lama daripada saat belajar untuk pertama kalinya, yang berarti seorang individu enggan berubah karena faktor kurangnya motivasi dalam dirinya, bukan karena tidak memiliki keterampilan.

            Pada realitanya, biasanya seseorang akan mengatakan setuju untuk berubah, namun sebaliknya perilakunya tidak menunjukkan hal tersebut. Seseorang memang harus dipaksa untuk melakukan perubahan diri, akibatnya kesehatan mentalnya akan terganggu. Untuk mengatasi hal tersebut tentunya kita harus memiliki kemampuan resiliensi agar kesehatan mental tidak terganggu. Resiliensi pada sebuah organisasi pemaksa memiliki hubungan dengan film yang berjudul How to build Resilience? The Story of the Donkey. From The Resilience Dynamic, yakni ketika kita bisa menerima keadaan yang terjadi, maka kita akan cepat menyesuaikan diri dan akan menemukan solusi untuk keadaan yang tengah dialami. Seperti yang terjadi pada keledai tersebut, pada awalnya ia merasa kebingungan, namun semakin lama ia bisa menerima keadaan yang sedang menimpanya, dan akhirnya ia menemukan cara untuk keluar dari sumur tersebut. Begitu pula yang terjadi pada diri kita, jika kita bisa menerima keadaan dan melakukan perubahan diri maka kita akan bisa mengatasi keadaan tersebut, namun sebaliknya jika kita tidak bisa menerima keadaan dan tidak mau melakukan perubahan diri maka kita akan terus terjebak dalam keadaan tersebut.

            Bukti nyata bahwa seseorang biasanya mengatakan setuju untuk melakukan perubahan diri namun perilakunya tidak menunjukkan hal tersebut yakni pada saat berada di kelas Psikologi Inovasi. Ketika dosen memerintahkan salah satu mahasiswa untuk memimpin pembagian kelompok, hampir semua mahasiswa enggan mengajukan dirinya. Masih ditemukan fenomena saling mendorong teman agar mereka saja yang mengajukan dirinya. Walaupun pada akhirnya mahasiswa yang mengajukan dirinya secara suka rela, masih banyak mahasiswa lain yang masih enggan untuk mengajukan diri, contoh tersebut merupakan salah satu perubahan diri dari hal kecil. Ketika pada satu pertemuan sudah ada mahasiswa yang melakukan perubahan diri, pada pertemuan berikutnya barulah ada mahasiswa lain yang mau melakukan perubahan diri tersebut.

            Terkadang seseorang mau untuk melakukan perubahan diri karena ada reward. Ketika tidak ada reward, maka seseorang akan enggan melakukan perubahan diri padahal seharusnya seseorang bisa melakukan perubahan diri tersebut walaupun tanpa reward. Jika menurut hukum the law of effect, maka seseorang akan mengulang kembali apa yang sudah dia lakukan jika mendapatkan respon positif, sebaliknya jika tidak mendapatkan respon positif maka seseorang akan enggan untuk melakukan kembali. Jika saya pribadi, akan memilih untuk melakukan perubahan diri walupun tidak diberi reward, karena menurut saya perubahan diri harus diawali dari diri sendiri, tidak harus menunggu diberi reward. Pada zaman ini yang sudah banyak sekali mengalami perubahan, kita tentunya harus melakukan resiliensi agar kesehatan mental kita tetap terjaga. Mungkin jika diberi reward saya akan lebih sering dan semangat untuk melakukan perubahan diri, namun tanpa reward pun saya tetap akan melakukan perubahan diri karena demi kebaikan diri saya juga.

           

 

 

Daftar Pustaka

Connor, K. M., & Davidson, J. R. T. (2003). Development of a new resilience scale: The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Depression and Anxiety. 18. 76-82.

0 komentar:

Posting Komentar