Essay
Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi
Maliqazuhra
Iqbal (21310410003)
Kelas
SJ / Semester 5
Dosen
Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta,
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Nasution (2010:28) mengemukakan, resistensi
terhadap perubahan merupakan
reaksi emosional dan
perilaku terhadap perubahan
kerja riil atau
imajinatif dari organisasi.
Reaksi tersebut bersifat alamiah terhadap sesuatu yang menyebabkan gangguan dan
hilangnya keseimbangan
Penolakan-penolakan dari para mahasiswa tersebut ada
hubungannya dengan teori-teori keengganan untuk berubah. Teori-teori keengganan
untuk berubah menjelaskan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk menolak
perubahan, baik secara sadar maupun tidak sadar. Hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain:
- Ketidaknyamanan.
Perubahan seringkali menimbulkan ketidaknyamanan, baik secara fisik maupun
psikologis. Misalnya, perubahan metode belajar dari tatap muka menjadi
daring dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi mahasiswa yang belum
terbiasa dengan teknologi.
- Ketidak
pastian. Perubahan seringkali menimbulkan ketidakpastian tentang apa yang
akan terjadi di masa depan. Hal ini dapat membuat orang merasa khawatir
dan takut. Misalnya, mahasiswa yang dipaksa untuk mengikuti program magang
di luar kota mungkin akan merasa khawatir tentang bagaimana mereka akan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
- Kekhawatiran
akan kehilangan. Perubahan seringkali dikaitkan dengan kehilangan sesuatu
yang berharga, baik secara materi maupun nonmateri. Misalnya, mahasiswa
yang dipaksa untuk lulus tepat waktu mungkin akan merasa kehilangan
kesempatan untuk menikmati masa kuliahnya.
Film "How to build Resilience? The Story of the
Donkey. From The Resilience Dynamic" bercerita tentang seekor keledai yang
dipaksa untuk keluar dari lobang sumur. Keledai tersebut awalnya menolak untuk keluar
karena merasa takut. Akan tetapi, setelah dipaksa berulang kali, akhirnya
keledai tersebut berhasil keluar dari sumur tersebut.
Resilience (daya tahan) merupakan kemampuan untuk
mengatasi kesulitan dan tantangan. Dalam konteks film tersebut, keledai
tersebut menunjukkan resilience karena ia mampu mengatasi rasa takutnya dan
akhirnya berhasil keluar dari sumur tersebut untuk melanjutkan kehidupan.
Hubungan antara resilience saya pada organisasi
pemaksa tersebut dengan film tersebut adalah bahwa saya juga menunjukkan
resilience dalam menghadapi kesulitan. Saya awalnya menolak untuk mengubah
diri, namun setelah dipaksa berulang kali, akhirnya saya berhasil mengubah
diri.
Bukti bahwa biasanya mengatakan setuju untuk mengubah
diri, namun perilaku saya terkadang tidak mencerminkan persetujuan itu adalah
sebagai berikut:
- Saat
mengikuti kelas Psikologi Inovasi, saya mengatakan setuju untuk mengubah
diri menjadi lebih kreatif dan inovatif. Namun, dalam praktiknya, saya
masih sering males-malesan dalam melaksanakannya dikarenakan membangun
kebiasaan akan suatu hal yang baru butuh waktu.
- Saat
diminta untuk menjadi delegasi mengikuti pelatihan kepemimpinan, saya
mengatakan setuju. Namun, setelah pelatihan selesai, saya tidak menerapkan
apa yang saya pelajari dalam pekerjaan sehari-hari.
Saya bersedia mengubah diri meskipun tidak ada reward,
dikarenakan berbagai hal positif yang diperoleh dari, Perubahan untuk menjadi
lebih baik adalah hal yang penting, terlepas dari ada atau tidaknya reward.
Perubahan diri dapat membawa manfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar. Misalnya, perubahan diri menjadi lebih disiplin dapat
meningkatkan produktivitas kerja, perubahan diri menjadi lebih kreatif dapat
menghasilkan ide-ide baru, dan perubahan diri menjadi lebih peduli terhadap
lingkungan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Perubahan yang saya lakukan bukan hanya untuk diri
saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan sekitar. Oleh karena
itu, saya merasa bertanggung jawab untuk melakukan perubahan, meskipun tidak
ada reward yang diberikan.
Saya percaya bahwa perubahan yang saya lakukan akan
memberikan manfaat bagi diri saya sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar,
meskipun tidak ada reward yang diberikan. Misalnya, perubahan diri menjadi
lebih sehat dapat meningkatkan kualitas hidup saya, perubahan diri menjadi
lebih jujur dapat meningkatkan kepercayaan orang lain terhadap saya, dan
perubahan diri menjadi lebih peduli terhadap sesama dapat membuat dunia menjadi
tempat yang lebih baik.
References
Tarsan, V. (2018). Memahami dan mengelola resistensi
atas perubahan. JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar), 2(1).
Retrieved Oktober 2023
0 komentar:
Posting Komentar