2.11.23

ESAI UTS PSIKOLOGI LINGKUNGAN_IKE PRASETYANI_22310420127

 

UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN NOVEMBER 2023

 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN  PERILAKU ORANG-ORANG YANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH

  

IKE PRASETYANI

NIM : 22310420127



Pengampu : Dr.Dra. Arundati Shinta MA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

Jumlah sampah semakin hari semakin meningkat seiring dengan jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat. Peningkatan jumlah sampah akan menjadi suatu potensi bencana atau “darurat sampah” apabila tidak disertai dengan usaha pengelolaan sampah yang baik. Darurat sampah sangat mungkin terjad di Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pariwisata dan kota pelajar menjadi peluang besar bagi peningkatan jumlah sampah. Menurut Perda Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012, pengelolaan sampah dilakukan dengan cara pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pasal 13 menyebutkan bahwa pengurangan sampah yang dimaksud selain melakukan pembatasan timbulan sampah, juga harus dilakukan pendauran ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Artinya bahwa ketika sampah sudah ditimbulkan dari kegiatan manusia maka diupayakan untuk bisa dicegah masuk ke TPA dengan cara digunakan kembali dan/atau didaur ulang. Sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Yogyakarta saat ini ditangani dengan cara diangkut dan dibuang ke Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) yang berada di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. TPST Piyungan tidak hanya melayani sampah dari Kota Yogyakarta saja tetapi juga dari Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Data update tahun 2023, sampah yang masuk di masih di atas 700 ton/ hari. Sementara pada April – Mei 2023, volume sampah masuk ada di bawah 700 ton/hari. Banyaknya volume sampah yang melebihi kapasitas daya tampung harian ini menjadi salah satu penyebab  umur tampung menjadi lebih cepat habis.

Hal Ini yang menyebabkan terjadinya dampak kondisi darurat sampah di Yogyakarta, yang berdampak pada pariwisata, kesehatan, kerusakan ekologis, terjadinya banjir, menyebabkan bau tidak sedap/bau busuk dan menyebabkan terganggunya estetik suatu daerah.

Jogjakarta merupakan destinasi kota wisata dan kota pelajar yang harus dijaga kebersihan dan kenyamanannya, agar wisatawan asing dan domestik yang datang bisa merasa nyaman dan betah tinggal di Jogja.

Masalah sampah di kota Jogja berdampak juga pada kesehatan masyarkat, hal ini karena sulitnya mencari tempat membuang sampah menjadikan warga melakukan pembakaran sampah sembarangan , sehingga asap yang ditimbulkan menimbulkan gangguan pernapasan (ISPA).

Maka dari itu penanganan sampah menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kota Yogya beserta jajarannya, dan didukung dari masyarakat sekitarnya. Karena ada keterkaitan masalah penanggulangan sampah ini dengan persepsi setiap individu sesuai kepentingan masing-masing, maka hal yang terpenting adalah coping behavior atau usaha-usaha individu untuk mengatasi masalah dengan kraetif dan inovatif agar mendapat solusi.

Pengetahuan dalam Pengelolaan Sampah (Persepsi) Pengetahuan pengelolaan sampah memiliki arti sejauh mana masyarakat maupun fasilitas memahami cara agar sampah di lingkungan tidak menjadi banyak. Pengetahan ini juga memiliki arti sebagai cara pandang terhadap sampah. Pengetahuan ini berkaitan dengan konsep 3R yang diawali dengan pengetahuan tentang pemilahan sampah saat akan membuang sampah. Adapun konsep 3R yang digunakan untuk mengidentifikasi pengetahuan dalam pengelolaan sampah terdiri dari 3 aspek, yaitu: menghindari penggunaan barang/ benda sekali pakai (Reduce atau A), menggunakan kembali benda yang masih digunakan (Reuse atau B), dan mendaur ulang sampah atau mengubah sampah menjadi barang yang lebih berguna (Recycle atau C).

Menurut Yuliastuti et al. (2013) partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat berupa partisipasi secara tidak langsung. Yang dimaksud dengan partisipasi tidak langsung ini adalah keterlibatan masyarakat dalam masalah keuangan, yaitu partisipasi dalam pengelolaan sampah dengan cara melakukan pembayaran retribusi pelayanan persampahan melalui dinas terkait yang yang secara langsung memberikan pelayanan dalam kebersihan.

Menurut   Daud   (2012),   terdapat   hubungan positif      dan      signifikan  antara tingkat pendidikan   dengan   partisipasi   masyarakat dan semakin    tinggi    tingkat    pendidikan semakin    luas    pengetahuannya    terhadap pengelolaan   lingkungan   sehingga   semakin tinggi kesadaranya.

 

Refrensi :

-      https://jogjaprov.go.id/berita/kabupatenkota-harus-kurangi-sampah-di-hulu-gubernur-diy-mempersilakan-penggunaan-sg-sebagai-tempat-penampungan-sementara

-          Alfiandra, 2009. Kajian partisipasi masyarakat yang melakukan pengelolaan persampahan 3R di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur Kota Semarang, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. [terhubung berkala]. http://eprints.undip.ac.id/ 24266 / 1 / ALFIANDRA .pdf. [9 November 2013].

-          Astuti Y.P., 2011. Partisipasi peserta dalam program pengelolaan sampah organik di komunitas kumuh perkotaan bantaran Sungai Ciliwung. Bogor, Institut Pertanian Bogor.

-          Daud, F. (2012). Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan   lingkungan   di   pemukiman sekitar      muara      Sungai      Tallo      Kota Makassar. CHEMICA, 10(1), 9-18

0 komentar:

Posting Komentar