10.10.23

WAWANCARA TENTANG DISONASI KOGNITIF

WAWANCARA TENTANG DISONASI KOGNITIF

ESSAY 3 PSIKOLOGI INOVASI

OLEH: ARYA APOLONIO

NIM: 21310410109

KELAS SJ/ SEMESTER 5

DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra. ARUNDANTI SHINTA, MA.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA



    Dalam melakukan tugas wawancara ini minggu saya bekerja sama dengan seorang teman kerja yang sedang dalam proses merubah kebiasaan untuk berhenti merokok. Merokok sendiri artinya merupakan sebuah aktifitas membakar dan menghisap/ menghirup tembakau. Tentunya dalam kegiatan merokok perokok mendapatkan sebuah sensai kesenangan tersendiri. Namun sayangnya aktivitas merokok memiliki banyak dampak buruk terhadap kesehatan terapi dampak buruk bagi kesegatan tersebut sepertinya tidak menjadi hambatan bagi para perokok di Indonesia yang jumlahnya semakin terus meningkat setiap tahunnya. Merokok juga tidak hanya dilakukan oleh kalangan pria dewasa namun menyentuh seluruh sektor baik otu eanita bahkan anak-anak dibawah umur sudah banyak yang menjadi perokok aktif. 

    Disamping terus meningkatnya jumlah perokok ternyata masih ada orang yang memiliki kesadaran untuk berhenti merokok. Dalam wawancara singkat yang dilakukan pada hari minggu 8 oktober 2023 narasumber mengatakan bahwa ia mulai merasakan dampak dari rokok yang terus dihirionya semenjak 2018 silam. Narasumber merasakan sesak nafas ketika melakukan pekerjaan yang berat,hal tersebut terjadi karena ia biasanya mampu menghabiskan 2 bungkus rokok setiap harinya. Narasumber mengatakan bahwa apabila bekerja tanpa adanya rokok akan terasa tidak bersemangat. Sehingga setiap aktifitas yang dijalankan selalu disertai dengan menghisap rokok. Dampak kalon yang narasumber katakan bahwa pengelolaan uang juga tidak terkendali akibat kebutuhan belanja rokok yang dimana saat ini harga rokok meroket tinggi meningkat dua kali lipat dari harga awal ketika ia merokok. Walaupun belum menikah biaya untuk membeli rokok tersebut sangat besar dan menghabiskan setengah dari gaji yang diterimanya setiap bulan.

    Maka dari itu upaya merubah perilaku merokok dilakukan guna mengatasi permasalaham yang dihadapi narasumber. Namun tidak semudah yang di bayangkan oleh orang lain. Proses berhenti merokok merupakan ujian yang berat baginya, karena sebelum itu setiap aktifitas selalu dilengkapi dengan rokok namun saat ini ketika proses berhenti merokok seperti ada sebuah kejanggalan akibat tidak merokok. Usaha yang dijalankan belum sepenuhnya berhasil karena nyatanya dalam waktu dua hari narasumber masih menghabiskan kurang lebih 1 bungkus rokok dari yang seblumnya satu hari 2 bungkus menjadi 1 bungkus dua hari. Narasumber menambahkan sekalipun prosea perubahan berhenti merokok berat ia akan berusaha semaksimal mungkin agar dapat berhenti dari kecanduan rokok. Narasumber juga mengingatkan dan mengajak seluruh perokok untuk melakukan hal yang sama yaitu berhenti merokok, karena dengan berhenti merokok kita dapat hidup lebih lama tanpa takut bahaya yang disebabkan oleh rokok.


Referensi

Faradhillah Atikha & Dewi.K.T. (2018). PERILAKU MEROKOK PADA DEWASA AWAL DITINJAU DARI PROTECTION MOTIVATION THEORY. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. Vol.7,pp.12-20.

0 komentar:

Posting Komentar