ESSAY
3
WAWANCARA TENTANG
DISONANSI KOGNITIF: MASIH KURANGNYA EFFORT UNTUK BERHENTI MEROKOK
Mata Kuliah:
Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M. A
Oleh:
Destiana Dini
Safitri (21310410090)
Kelas Reguler
Fakultas Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Saat
ini, Indonesia menduduki ranking ketiga negara dengan jumlah perokok tertinggi
di dunia. Sedangkan di ASEAN, Indonesia menduduki urutan pertama prevalensi
perokok laki-laki. Apabila tidak ditanggulangi dengan baik, merokok akan
menjadi berbahaya baik untuk kesehatan dirinya maupun orang disekitarnya. Merokok
merupakan kegiatan menghisap bahan-bahan yang mempengaruhi kesehatan dan
dampaknya berbahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Merokok memiliki
banyak sekali efek negatif bagi kesehatan, di dalam rokok mengandung zat-zat yang
dapat menyebabkan kerusakan dan berbagai macam penyakit di mulut seperti
infeksi pada gusi, penyakit kerongkongan seperti infeksi faring dan infeksi
laring atau pita suara, penyakit di bronkus seperti bronchitis, dan penyakit
pada paru-paru seperti kanker paru dan penyakit paru obstruktif (Aula &
Lisa, E., 2015). Tembakau membunuh lebih dari 5 juta orang per tahun, dari
jumlah tersebut 70% korban berasal dari negara berkembang yang didominasi oleh
kaum laki-laki terutama di Asia (World Health Organization, 2016).
Saya
melakukan wawancara kepada seorang laki-laki dengan inisial E. P. yang saat ini
berusia 25 tahun, ia merupakan seorang pegawai di sebuah pabrik. Dari wawancara
yang saya lakukan, saya mendapatkan jawaban sebagai berikut.
No. |
Pertanyaan |
Jawaban |
1. |
Mengapa Anda suka merokok? |
Karena saya merasa tenang ketika
menghisap rokok, setiap merasa lelah atau stress saya akan mengalihkannya
dengan merokok. Selain itu, saya merasa keren ketika merokok. |
2. |
Sudah berapa lamakah Anda merokok? |
Sudah sekitar 8 tahun, saya sudah
merokok dari masa remaja. |
3. |
Seberapa seringkah Anda merokok dalam
satu hari? |
Cukup sering, biasanya saya menghabiskan
5 batang rokok setiap harinya. |
4. |
Apa yang Anda rasakan ketika mengonsumsi
rokok? |
Saya merasa tenang, bahagia, dan rasa
lelah saya ketika bekerja dapat berkurang. |
5. |
Apakah Anda mengetahui dampak negatif
rokok bagi kesehatan tubuh? |
Ya, saya mengetahuinya, dari bungkus
rokok banyak ilustrasi bahaya merokok. |
6. |
Jika Anda sudah mengetahui bahaya
merokok, mengapa Anda masih merokok sampai sekarang? |
Karena saya merasa sudah kecanduan, jadi
ketika saya mencoba untuk berhenti saya merasa ada yang kurang, mulut pun
terasa pahit. |
7.
|
Apakah Anda memiliki keinginan untuk
berhenti atau mengurangi mengonsumsi rokok? |
Sebetulnya ada, namun saya masih sulit
untuk berhenti merokok, di lingkungan saya juga mayoritas adalah perokok. |
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, E. P. merupakan
seorang perokok aktif, ia sudah kecanduan dengan rokok sehingga sulit untuk
berhenti. Ia sudah mengetahui dampak negatif merokok, ia juga ada keinginan
untuk berhenti merokok, namun kondisi lingkungannya adalah perokok sehingga ia
pun ikut terpengaruh.
Referensi
Anggraheny, H. D., & Novitasari, A. (2019). Upaya
Mengatasi Perilaku Merokok dengan Penyuluhan Bahaya Merokok di Kelurahan
Rejosari Semarang. Prosiding Seminar Nasional Unimus (Vol. 2).
Aula., Lisa, E. (2015). STOP Merokok!
Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Yogyakarta: Gara Ilmu
Gobel, S., Pamungkas, R. A., Abdurrasyid, R. P. S., Safitri,
A., & Samran, V. (2020). Bahaya Merokok Pada Remaja. 35, 100.
World Health Organization (2016). Cigarette
Smoking. World. Health Organization.
0 komentar:
Posting Komentar