11.10.23

WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF: MASIH KURANGNYA EFFORT UNTUK BERHENTI MEROKOK

 

ESSAY 3

WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF: MASIH KURANGNYA EFFORT UNTUK BERHENTI MEROKOK

Mata Kuliah: Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A

Oleh:

Destiana Dini Safitri (21310410090)

Kelas Reguler

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 





 

Saat ini, Indonesia menduduki ranking ketiga negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Sedangkan di ASEAN, Indonesia menduduki urutan pertama prevalensi perokok laki-laki. Apabila tidak ditanggulangi dengan baik, merokok akan menjadi berbahaya baik untuk kesehatan dirinya maupun orang disekitarnya. Merokok merupakan kegiatan menghisap bahan-bahan yang mempengaruhi kesehatan dan dampaknya berbahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Merokok memiliki banyak sekali efek negatif bagi kesehatan, di dalam rokok mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan kerusakan dan berbagai macam penyakit di mulut seperti infeksi pada gusi, penyakit kerongkongan seperti infeksi faring dan infeksi laring atau pita suara, penyakit di bronkus seperti bronchitis, dan penyakit pada paru-paru seperti kanker paru dan penyakit paru obstruktif (Aula & Lisa, E., 2015). Tembakau membunuh lebih dari 5 juta orang per tahun, dari jumlah tersebut 70% korban berasal dari negara berkembang yang didominasi oleh kaum laki-laki terutama di Asia (World Health Organization, 2016).

Saya melakukan wawancara kepada seorang laki-laki dengan inisial E. P. yang saat ini berusia 25 tahun, ia merupakan seorang pegawai di sebuah pabrik. Dari wawancara yang saya lakukan, saya mendapatkan jawaban sebagai berikut.

No.

Pertanyaan

Jawaban

1.

Mengapa Anda suka merokok?

Karena saya merasa tenang ketika menghisap rokok, setiap merasa lelah atau stress saya akan mengalihkannya dengan merokok. Selain itu, saya merasa keren ketika merokok.

2.

Sudah berapa lamakah Anda merokok?

Sudah sekitar 8 tahun, saya sudah merokok dari masa remaja.

3.

Seberapa seringkah Anda merokok dalam satu hari?

Cukup sering, biasanya saya menghabiskan 5 batang rokok setiap harinya.

4.

Apa yang Anda rasakan ketika mengonsumsi rokok?

Saya merasa tenang, bahagia, dan rasa lelah saya ketika bekerja dapat berkurang.

5.

Apakah Anda mengetahui dampak negatif rokok bagi kesehatan tubuh?

Ya, saya mengetahuinya, dari bungkus rokok banyak ilustrasi bahaya merokok.

6.

Jika Anda sudah mengetahui bahaya merokok, mengapa Anda masih merokok sampai sekarang?

Karena saya merasa sudah kecanduan, jadi ketika saya mencoba untuk berhenti saya merasa ada yang kurang, mulut pun terasa pahit.

7.

Apakah Anda memiliki keinginan untuk berhenti atau mengurangi mengonsumsi rokok?

Sebetulnya ada, namun saya masih sulit untuk berhenti merokok, di lingkungan saya juga mayoritas adalah perokok.

 

            Berdasarkan hasil wawancara tersebut, E. P. merupakan seorang perokok aktif, ia sudah kecanduan dengan rokok sehingga sulit untuk berhenti. Ia sudah mengetahui dampak negatif merokok, ia juga ada keinginan untuk berhenti merokok, namun kondisi lingkungannya adalah perokok sehingga ia pun ikut terpengaruh.

 

 

Referensi

Anggraheny, H. D., & Novitasari, A. (2019). Upaya Mengatasi Perilaku Merokok dengan Penyuluhan Bahaya Merokok di Kelurahan Rejosari Semarang. Prosiding Seminar Nasional Unimus (Vol. 2).

Aula., Lisa, E. (2015). STOP Merokok! Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Yogyakarta: Gara Ilmu

Gobel, S., Pamungkas, R. A., Abdurrasyid, R. P. S., Safitri, A., & Samran, V. (2020). Bahaya Merokok Pada Remaja. 35, 100.

World Health Organization (2016). Cigarette Smoking. World. Health Organization.

0 komentar:

Posting Komentar