PSIKOLOGI INOVASI (Essay 3)
Semester Ganjil T.A 2023/2024
Oleh :
Anisa Zakiatun Nufus (21310410083)
Kelas A (Reguler)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M.A.
Persentase
perokok di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya, Berbagai upaya kampanye
anti rokok telah dilakukan sejak lama oleh pemerintah, organisasi kesehatan maupun komunitas sosial
untuk mengurangi angka perokok yang dapat berdampak bagi kesehatan. Membuat para
perokok mengetahui adanya bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, yang
mengakibatkan munculnya disonansi kognitif.
Disonansi
kognitif merupakan hubungan yang tidak selaras antara elemen-elemen kognitif
yang menimbulkan disonansi (kejanggalan). Disonansi kognitif akan menimbulkan
desakan untuk mengurangi disonansi tersebut dan menghindari peningkatannya.
Hasil dari desakan tersebut dapat terwujud dalam perubahan pada kognisi, sikap,
keyakinan, serta tingkah laku. Salah satu contoh disonansi kognitif adalah
perokok. Seorang perokok akan tetap merokok meski tahu bahwa rokok berbahaya
bagi kesehatannya. Perilaku merokok tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja,
melainkan bisa terjadi pada semua kalangan, seperti perempuan, remaja, hingga
dikalangan mahasiswa. Merokok dikalangan mahasiswa merupakan hal yang biasa
terjadi, hal ini sangat bertolak belakang dengan pengetahuan mahasiswa tentang
bahaya yang ditimbulkan dari merokok serta kurangnya kesadaran mahasiswa akan
kesehatan diri sendiri dan orang disekitar yang terpapar asap rokok.
Untuk
memahami dan mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang disonansi kognitif,
terutama disonansi kognitif pada perokok dikalangan mahasiswa, dilakukan wawancara
dengan narasumber seorang perokok yang berstatus sebagai mahasiswa disalah satu
perguruan tinggi swasta yang ada di Yogyakarta, berinisal MAR, dan berusia 20
tahun. Dari wawancara yang dilakukan, didapatkan hasil:
A.
Bagian l : Pengetahuan Tentang Rokok
Apa
yang anda ketahui tentang rokok?
“Rokok
merupakan gabungan dari berbagai zat adiktif yang dihisap”
Zat-zat
berbahaya apa saja yang terkandung dalam rokok ?
“Terdapat
nikotin dan tar, dan itu berbahaya bagi tubuh”
Apa
yang anda ketahui tentang bahanya merokok bagi kesehatan anda ?
“Banyak
bahaya yang ditimbulkan dari merokok, seperti kecanduan dan tidak sehat bagi
paru-paru”
Menurut
anda, seberapa besar akibat buruk yang ditimbulkan asap rokok pada orang di
sekitar anda ?
“Mengakibatkan
orang disekitar mengalami sesak nafas, dan berdampak pada kesehatan”
B.
Bagian ll: Perilaku Merokok
Apakah
anda merokok ?
“Iya,
perokok aktif”
Apa
yang memotivasi anda untuk merokok ?
“Karena
melihat lingkungan, dan sudah menjadi kebiasaan”
Sejak
kapan anda mulai merokok ?
“Awal
mencoba rokok saat masih SD, Berlanjut ke SMP, walaupun belum terlalu sering,
baru pada waktu SMA benar-benar menjadi perokok aktif hingga saat ini"
Berapa
batang rokok yang anda hisap per hari ?
“Bisa
1 bungkus rokok perhari, 1 bungkus berisi 16 batang rokok”
Apakah
ada keinginan untuk berhenti merokok ?
“Sebenarnya
sudah ada keinginan untuk berhenti merokok sejak lama, pernah berhenti merokok
selama setahun, karena pengaruh lingkungan jadi merokok lagi”
Menurut
anda, siapa yang paling punya peranan untuk bisa menghentikan kebiasaan merokok
seseorang?
“Yang
pertama adalah keinginan dari diri sendiri, lalu dukungan dari orang tua, dan
pasangan”
Menurut
anda, bagaimana cara seseorang bisa berhenti merokok?
“Harus
memiliki kemauan untuk berhenti merokok dari diri sendiri, mengurangi frekuensi
merokok secara bertahap, alihkan dengan kegiatan lain seperti olahraga, dan menyadari
bahaya rokok bagi kesehatan”
Dari wawancara yang telah dilakukan,
Narasumber sudah memiliki pengetahuan tentang rokok, seperti kandungan rokok,
zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok, serta menyadari bahaya yang
ditimbulkan dari rokok, narasumber menyatakan bahwa lingkungan berpengaruh pada
keinginan untuk merokok, narasumber juga sudah lama memiliki motivasi dan
keinginan untuk dapat berhenti merokok, tetapi masih sulit untuk benar-benar
bisa terbebas dari rokok. Menurut narasumber, kemauan dan keinginan dari diri
sendiri serta dukungan dari keluarga dan pasangan akan sangat berpengaruh untuk
mendukung seseorang agar dapat terbebas dari rokok.
Referensi:
Fadholi, F., Prisanto, G. F., Ernungtyas,
N. F., Irwansyah, I., & Hasna, S. (2020). Disonansi Kognitif Perokok Aktif
di Indonesia. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri
Padang), 11(1), 1-14.
0 komentar:
Posting Komentar