7.10.23

WAWANCARA DISONASI KOGNITIF

 

WAWANCARA DISONASI KOGNITIF






PSIKOLOGI INOVASI (Essay 3)

Semester Ganjil T.A 2023/2024

Oleh :

Alita Dwi Nur’Aini (21310410080)

Kelas A (Reguler)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.

 

Disonansi Kognitif Perokok Aktif di Indonesia adalah fenomena di mana para perokok aktif mengalami ketidaksesuaian antara perilaku merokok mereka dan keyakinan mereka tentang bahaya rokok. Meskipun mereka menyadari risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok, mereka menambahkan elemen kognitif baru seperti informasi bahwa merokok tidak memiliki dampak langsung terhadap kesehatan mereka dan bahwa rokok merupakan penyumbang pendapatan ekonomi terbesar di Indonesia. Hal ini memberikan pembenaran bagi perilaku merokok mereka dan mengurangi pengaruh kampanye anti-rokok terhadap mereka.

Meskipun mereka menyadari adanya efek samping merokok yang berbahaya bagi kesehatan, mereka tetap melanjutkan kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan oleh penyangkalan elemen kognitif terhadap elemen perilaku, di mana mereka mencari pembenaran dan informasi baru yang mendukung perilaku merokok mereka. Mereka beranggapan bahwa manfaat yang mereka rasakan saat ini, seperti rasa tenang dan fokus dalam bekerja, lebih penting daripada risiko jangka panjang yang mungkin terjadi.

 Dalam konteks  tersebut  saya berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan salah satu narasumber yang menjadi perokok aktif. Dengan identitas sebagai berikut ;

Inisial              : DB

Usia                 : 20thn

Jenis Kelamin  : Laki – Laki

Pekerjaan         : Mahasiswa

Berikut adalah Pertanyaan yang saya tanyakan dan jawaban narasumber ;

 

Pewawancara (P): Selamat pagi! Terima kasih telah bersedia untuk diwawancarai. Apakah Anda bersedia berbicara tentang kebiasaan merokok Anda?

Perokok Aktif (PA): Ya, tentu. Sama-sama.

P: Pertama-tama, apa yang membuat Anda memulai merokok?

PA: Saya mulai merokok di usia remaja. Pada saat itu, teman-teman sebaya banyak yang melakukannya, dan rasanya seperti suatu cara untuk menjadi bagian dari kelompok.

P: Apakah Anda menyadari risiko kesehatan yang terkait dengan merokok saat Anda mulai?

PA: Ya, tentu. Saya tahu merokok tidak baik untuk kesehatan. Tetapi, pada saat itu, rasanya seperti risiko jangka panjang yang terasa jauh.

P: Bagaimana Anda menjelaskan perasaan Anda tentang merokok dan kesadaran akan risiko kesehatan yang terkait?

PA: Sejujurnya, kadang-kadang saya merasa bersalah. Saya tahu rokok dapat merusak paru-paru dan menyebabkan kanker, tapi setiap kali saya mencoba berhenti, saya merasa seperti kehilangan sesuatu yang menyenangkan.

P: Apakah Anda pernah mencoba berhenti merokok?

PA: Ya, beberapa kali. Tapi selalu gagal. Saya merasa frustrasi dan terkadang merasa bahwa saya tidak memiliki cukup dukungan.

P: Apakah Anda memiliki rencana untuk berhenti merokok di masa depan?

PA: Ya, saya berencana. Saya tahu ini penting untuk kesehatan saya. Saya mungkin perlu mencari bantuan profesional atau dukungan dari teman-teman dan keluarga.

P: Terima kasih banyak atas keterbukaan Anda. Saya harap Anda dapat mencapai tujuan berhenti merokok Anda.

Wawancara dengan DB, perokok aktif berusia 20 tahun, menyoroti disonansi kognitif dalam kebiasaannya merokok. Meskipun ia tahu risiko kesehatan, seperti kanker dan kerusakan paru-paru, DB mencari pembenaran dengan merasakan kehilangan kesenangan saat mencoba berhenti. Upayanya berhenti selalu gagal, dan stres menjadi faktor kunci untuk melanjutkan merokok. Elemen kognitif baru, seperti pandangan bahwa rokok tidak langsung berdampak pada kesehatan dan berkontribusi pada ekonomi, memberikan pembenaran tambahan. Wawancara ini mencerminkan kompleksitas disonansi kognitif di antara perokok aktif, di mana pengetahuan risiko kesehatan tidak selalu sejalan dengan perilaku, dan upaya mencari pembenaran dapat menjadi hambatan dalam berhenti merokok.

Referensi

Fadholi, F., Prisanto, G. F., Ernungtyas, N. F., Irwansyah, I., & Hasna, S. (2020). Disonansi Kognitif Perokok Aktif di Indonesia. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang)11(1), 1-14.

Achadi, A. (2008). Regulasi Pengendalian Masalah Rokok di Indonesia. Kesmas: National Public Health Journal, 2(4), 161. https://doi.org/10.21109/kesmas.v2i4. 259

0 komentar:

Posting Komentar