Mata Kuliah: Psikologi Inovasi
Tugas: Wawancara
Tentang Disonansi Kognitif (Essay
3)
Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundhati Shinta, MA
Di susun oleh: Faiza Cleary Flannery (21310410048)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Apa sih disonansi
kognitif itu? disonansi kognitif
merupakan keadaan tidak nyaman akibat adanya ketidak sesuaian antara dua sikap atau lebih
serta antara sikap dan tingkah laku. Disonansi kognitif bisa juga didefinisikan sebagai situasi yang mengacu
pada konflik mental, yang terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku
seseorang tidak selaras. Sebagai contoh, seorang perokok tetap merokok meski
tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatannya. Situasi tersebut dapat
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada seseorang saat melakukan tindakan
merokok tersebut.
Menurut teori disonansi kognitif, kita selalu mencari konsistensi antara
keyakinan, nilai, dan sikap atau perilaku. Ketika terjadi ketidaksesuaian,
individu akan merasa tidak nyaman dan mencari cara untuk mengurangi ketegangan
psikologis tersebut. Sebagai contoh, dalam kasus merokok individu yang memiliki
keyakinan bahwa merokok berbahaya untuk kesehatan mungkin akan mencari
informasi tentang “merokok ringan” atau menganggap bahwa risiko merokok dapat
dikompensasi dengan gaya hidup sehat yang lain. Individu juga bisa berupaya
menghindari situasi atau informasi yang dapat memperkuat ketidaksesuaian
tersebut dengan cara menghindar atau menjauhkan diri dari situasi atau circle tersebut. Selain itu, individu
juga dapat mengubah persepsi mereka terhadap konflik tersebut dengan memberikan
alasan-alasan baru yang membantu mereka merasa konsisten.
Klein, Sterk, Elifson (dalam Fadholi 2020) menjelaskan perokok aktif merasa rokok
dapat digunakan untuk relaksasi, mengurangi kegelisahan dalam situasi sosial.
Dengan merokok, mereka memiliki kenikmatan lebih besar saat berada di suatu
acara atau pesta. Orcullo
dan San (dalam Fadholi 2020) menyatakan bahwa dalam kasus perokok,
mereka mengetahui rokok akan membahayakan kesehatan mereka tetapi akan tetap
merokok. perokok yang memiliki setidaknya lima
tahun pengalaman merokok telah berusaha untuk berhenti merokok sebelumnya,
namun terjadi perasaan tidak nyaman, pada akhirnya perokok menghindari
informasi dan mengubah keyakinannya daripada berhenti merokok (Orcullo &
San, dalam Fadholi 2020).
Maka dari itu, penulis melakukan sesi wawancara bersama seorang individu perokok aktif dengan identitas berikut:
Identitas Interviewee
Inisial :
WD
Jenis kelamin :
Laki- laki
Usia :
32 Tahun
Pekerjaan :
Pengrajin
Pelaksanaan Wawancara
Hari / tanggal : Senin, 16 Oktober
2023
Pukul :
09.00-10.00
wib
Tempat : Rumah WD
Dengan butir pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apakah
anda seorang perokok aktif ?
2.
Sejak
kapan anda mulai merokok ?
3.
Apakah
di keluarga anda ada yang merokok, selain anda sendiri ?
4.
Berapa
batang rokok yang anda habiskan dalam sehari ?
5.
Apa
yang anda rasakan ketika merokok ?
6.
Apa
yang anda ketahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan ?
7.
Apakah
anda merasakan keluhan kesehatan dari merokok ?
8.
Menurut
anda, apa saja keuntungan dari merokok ?
9.
Disaat
saat seperti apa anda merokok ?
10. Apakah ada keinginan untuk berhenti merokok ?
11. Kira-kira kapan anda akan merealisasikan niat anda untuk
berhenti merokok ?
12. Menurut anda, bagaimana caranya agar seseorang bisa berhenti merokok ?
Berikut ini merupakan jawaban dari narasumber:
1.
Ya,
saya perokok
2.
Lulus
SMA
3.
Ada
mba.., bapak saya dan kakak-kakak saya. Kebetulan kakak saya laki-laki semua.
4.
12
batang
5.
Membuan
nafsu makan turun, jadi gak dikit-dikit pengen makan
6.
Mengganggu
pernafasan
7.
Tidak,
saya baik-baik saja
8.
Menghilangkan
stress dan memberikan ketenangan
9.
Disaat
stress, banyak pikiran, berkumpul dengan teman-teman, dll
10. Ada keinginan untuk berhenti
11. Mungkin nanti kalau istri hamil lagi saya akan berhenti
12. Atas kesadaran diri sendiri dan faktor terdesaknya
ekonomi, misalnya kalok harga rokok naik.
Dengan hal ini bisa kita lihat bahwasannya meskipun individu tahu akan bahaya
merokok belum tentu dia akan menjauhi atau berhenti dari kebiasaan merokok
tersebut. Karena ada beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk merokok,
yaitu:
·
Ingin mencoba cita rasa ( menthol, cappuccino, teh hitam,
dll ) yang dijanjikan oleh iklan rokok serta harga yang murah dan mudah
didapat.
·
Ingin tampil macho, gaul, dianggap
dewasa
·
Setia kawan
·
Persepsi bahwa rokok dapat menghilangkan
rasa stress
·
Bersosialisasi, saat berada di komunitas
yang sedang merokok
·
Mengusir rasa sepi, jenuh, galau, dll
0 komentar:
Posting Komentar