22.10.23

WAWANCARA DISONANSI KOGNITIF PADA PEROKOK

Mata Kuliah: Psikologi Inovasi

Tugas: Wawancara Tentang Disonansi Kognitif (Essay 3)

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundhati Shinta, MA

Di susun oleh: Faiza Cleary Flannery (21310410048)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Apa sih disonansi kognitif itu? disonansi kognitif merupakan keadaan tidak nyaman akibat adanya ketidak sesuaian antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkah laku. Disonansi kognitif bisa juga didefinisikan sebagai situasi yang mengacu pada konflik mental, yang terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku seseorang tidak selaras. Sebagai contoh, seorang perokok tetap merokok meski tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatannya. Situasi tersebut dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman pada seseorang saat melakukan tindakan merokok tersebut.

Menurut teori disonansi kognitif, kita selalu mencari konsistensi antara keyakinan, nilai, dan sikap atau perilaku. Ketika terjadi ketidaksesuaian, individu akan merasa tidak nyaman dan mencari cara untuk mengurangi ketegangan psikologis tersebut. Sebagai contoh, dalam kasus merokok individu yang memiliki keyakinan bahwa merokok berbahaya untuk kesehatan mungkin akan mencari informasi tentang “merokok ringan” atau menganggap bahwa risiko merokok dapat dikompensasi dengan gaya hidup sehat yang lain. Individu juga bisa berupaya menghindari situasi atau informasi yang dapat memperkuat ketidaksesuaian tersebut dengan cara menghindar atau menjauhkan diri dari situasi atau circle tersebut. Selain itu, individu juga dapat mengubah persepsi mereka terhadap konflik tersebut dengan memberikan alasan-alasan baru yang membantu mereka merasa konsisten.

Klein, Sterk, Elifson (dalam Fadholi 2020) menjelaskan perokok aktif merasa rokok dapat digunakan untuk relaksasi, mengurangi kegelisahan dalam situasi sosial. Dengan merokok, mereka memiliki kenikmatan lebih besar saat berada di suatu acara atau pesta. Orcullo dan San (dalam Fadholi 2020) menyatakan bahwa dalam kasus perokok, mereka mengetahui rokok akan membahayakan kesehatan mereka tetapi akan tetap merokok. perokok yang memiliki setidaknya lima tahun pengalaman merokok telah berusaha untuk berhenti merokok sebelumnya, namun terjadi perasaan tidak nyaman, pada akhirnya perokok menghindari informasi dan mengubah keyakinannya daripada berhenti merokok (Orcullo & San, dalam Fadholi 2020).

Maka dari itu, penulis melakukan sesi wawancara bersama seorang individu perokok aktif dengan identitas berikut:

Identitas Interviewee

Inisial                           : WD

Jenis kelamin               : Laki- laki

Usia                             : 32 Tahun

Pekerjaan                     : Pengrajin

Pelaksanaan Wawancara

Hari / tanggal              : Senin, 16 Oktober 2023

Pukul                           : 09.00-10.00 wib

Tempat                        : Rumah WD

Dengan butir pertanyaan sebagai berikut:

1.      Apakah anda seorang perokok aktif ?

2.      Sejak kapan anda mulai merokok ?

3.      Apakah di keluarga anda ada yang merokok, selain anda sendiri ?

4.      Berapa batang rokok yang anda habiskan dalam sehari ?

5.      Apa yang anda rasakan ketika merokok ?

6.      Apa yang anda ketahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan ?

7.      Apakah anda merasakan keluhan kesehatan dari merokok ?

8.      Menurut anda, apa saja keuntungan dari merokok ?

9.      Disaat saat seperti apa anda merokok ?

10.  Apakah ada keinginan untuk berhenti merokok ?

11.  Kira-kira kapan anda akan merealisasikan niat anda untuk berhenti merokok ?

12.  Menurut anda, bagaimana caranya agar seseorang bisa berhenti merokok ?

Berikut ini merupakan jawaban dari narasumber:

1.      Ya, saya perokok

2.      Lulus SMA

3.      Ada mba.., bapak saya dan kakak-kakak saya. Kebetulan kakak saya laki-laki semua.

4.      12 batang

5.      Membuan nafsu makan turun, jadi gak dikit-dikit pengen makan

6.      Mengganggu pernafasan

7.      Tidak, saya baik-baik saja

8.      Menghilangkan stress dan memberikan ketenangan

9.      Disaat stress, banyak pikiran, berkumpul dengan teman-teman, dll

10.  Ada keinginan untuk berhenti

11.  Mungkin nanti kalau istri hamil lagi saya akan berhenti

12.  Atas kesadaran diri sendiri dan faktor terdesaknya ekonomi, misalnya kalok harga rokok naik.

Dengan hal ini bisa kita lihat bahwasannya meskipun individu tahu akan bahaya merokok belum tentu dia akan menjauhi atau berhenti dari kebiasaan merokok tersebut. Karena ada beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk merokok, yaitu:

·         Ingin mencoba cita rasa ( menthol, cappuccino, teh hitam, dll ) yang dijanjikan oleh iklan rokok serta harga yang murah dan mudah didapat.

·         Ingin tampil macho, gaul, dianggap dewasa

·         Setia kawan

·         Persepsi bahwa rokok dapat menghilangkan rasa stress

·         Bersosialisasi, saat berada di komunitas yang sedang merokok

·         Mengusir rasa sepi, jenuh, galau, dll

 



0 komentar:

Posting Komentar