21.10.23

Esai 3 : Wawancara Disonansi Kognitif ( Rizki Ika Rahmawati / 23310420054 )

 


Nama                            :    Rizki Ika Rahmawati

NIM                              :    23310420054

Kelas                             :    A1

Mata Kuliah                  :    Psikologi Inovasi

Tugas                            :    Esai 3 ( Wawancara )

Dosen Pengampu         :    Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

 

Profil Narasumber

Nama                           :    Ibu SR

Pekerjaan                     :    PNS

 

Pelaksanaan Wawancara

Tempat                         :    Rumah Narasumber

Hari, Tanggal               :    Minggu, 15 Oktober 2023

Waktu                           :    09.00-09.45 WIB

 

PENDAHULUAN

Disonansi kognitif merupakan sebuah istilah dalam psikologi yang mengacu pada ketidaksesuaian ataupun ketegangan antara keyakinan, sikap, dan nilai seseorang dengan tindakan ataupun pemikiran yang bertentangan. Menurut Festinger, disonansi kognitif meliputi aspek-aspek, yaitu inkonsistensi logis, nilai budaya, pendapat umum, dan pengalaman masa lalu.

Inkonsistensi logis adalah adanya perbedaan antara keyakinan atau pola pikir individu, yang menyebabkan adanya ketidaksesuaian. Nilai budaya adalah sebuah nilai yang dimiliki oleh seseorang yang berpengaruh terhadap pola pikir individu. Pendapat umum adalah munculnya pendapat yang berasal dari lingkungan sosial yang dapat berpengaruh terhadap pola pikir individu. Pengalaman masa lalu adalah sebuah pengalaman yang pernah terjadi, akan memberikan pengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap pola pikir individu dimasa sekarang.

Permasalahan yang terjadi pada masyarakat dalam penanggulangan sampah, yaitu muncul dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu adanya inkonsistensi dari pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat dan faktor eksternal, yaitu belum maksimalnya peran pemerintah dalam penanggulangan sampah, dan nilai budaya yang berkembang dimasyarakat. Faktor-faktor tersebut, tentu sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam mengatasi persoalan sampah.

ISI WAWANCARA

Berdasarkan dari hasil wawancara, narasumber menyatakan bahwa dirinya juga merasakan keprihatinan terhadap permasalahan sampah yang terjadi saat ini. Disisi lain, narasumber menyatakan bahwa dirinya belum dapat sepenuhnya menerapkan perilaku pengelolaan sampah pada kehidupan sehari-hari. Narasumber, menyatakan hal tersebut dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan narasumber mengenai cara mendaur ulang sampah yang baik dan benar, hal ini disebabkan oleh tidak adanya penyuluhan atau sosialisasi di lingkungan tempat tinggal narasumber. Selain itu, faktor kesibukan narasumber yang harus bekerja di kantor, sehingga kurang adanya waktu dan tenaga, kemudian kurangnya sarana dan prasarana untuk dapat melakukan daur ulang sampah di rumah.

Narasumber menyatakan, bahwa di lingkungan sosial narasumber juga belum dapat secara konsisten untuk disiplin dalam memilah sampah, sehingga mendorong perilaku narasumber juga menjadi enggan untuk melakukan pemilahan sampah. Narasumber juga menambahkan bahwa peran pemerintah sangat diperlukan dalam penanggulangan permasalahan sampah ini, namun menurut narasumber peran dari pemerintah belum dirasakan dapat maksimal dalam penanggulangan sampah ini, dimana masih banyak terdapat sampah yang terbengkalai di pinggir jalan Kota Yogyakarta, sehingga dari hal tersebut membuat pemandangan kota menjadi kurang menarik dan indah.    

PENUTUP

Pada dasarnya, masyarakat telah memiliki pengetahuan mengenai kondisi sampah yang terjadi saat ini dan bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun disisi lain, masyarakat belum memiliki kesadaran penuhsss untuk dapat menerapkan secara konsisten dari pengetahuan yang telah dimilikinya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk dapat mengatasi disonansi kognitif, terkait permasalahan sampah diperlukan upaya edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak negatif dari sampah. Peran pemerintah juga diperlukan dalam pembangunan infrastruktur yang memadai untuk pengelolaan sampah, penyediaan tempat pembuangan sampah yang mudah diakses, dan program daur ulang yang efektif.

0 komentar:

Posting Komentar