19.10.23

WAWANCARA DISONANSI KOGNITIF PADA PEROKOK

 

ESSAY 3 WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF

PADA PEROKOK 

 



 

Ira Prastiwi

21310410060

 Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, MA

Wawancara Tentang Disonansi Kognitif - Essay 3

Psikologi Inovasi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 




Identitas Interviewee

Inisial                           : SR

Jenis kelamin               : Laki- laki

Usia                             : 25 tahun

Pekerjaan                     : Swasta

 

Pelaksanaan Wawancara

Hari / tanggal              : Kamis, 19 Oktober 2023

Pukul                           : 21.28-22.12 WIB

Tempat                        : Rumah Interviewee

 

 Merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. 

 Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, khususnya kanker paru, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit jantung koroner, dan gangguan pembuluh darah, disamping menyebabkan penurunan kesuburan, peningkatan insidens hamil diluar kandungan, gangguan pertumbuhan janin (fisik dan IQ). Wawancara dilakukan kepada SR seorang karyawan Swasta di salah satu perusahaan di Kota Salatiga.

SR menceritakan pengalamannya mengenal rokok. Ia mengenal rokok sejak SD kelas 6. Awalnya ia bersama teman² kelas bermain dan salah satu diantara mereka ada yang mengenalkan rokok kepada SR. Awalnya SR hanya penasaran dan mencobanya, tetapi ia ketagihan dan hal itu juga supaya ia merasa diterima oleh lingkungannya dengan cara menunjukan bahwa dirinya juga bisa melakukannya.

Ia merasa dengan merokok ia bisa menenangkan fikiran. Ia merasa relaks saat merokok dan menjadikannya sebagai salah satu cara untuk menenangkan pikiran bahkan membuat semangat sebelum memulai kerja. Namun dibalik itu, ia mengaku sangat menyadari dampak dan bahaya dari merokok salah satunya menyebabkan masalah pada paru-paru, kesehatan mulut, penyakit kanker, dan penyakit-penyakit bahaya lainnya.

Ia pun menceritakan bahwa orang terdekatnya yakni pasangan dan ibunya melarang untuk mengkonsumsi rokok. Tetapi ia cenderung mengabaikan mereka yang melarangnya. SR mengonsumsi rokok yaitu 1 bungkus dalam 1 minggu. Ia pun merasa ingin menghentikan merokok supaya lebih menghemat. Rencananya uang yang biasa digunakan untuk membeli rokok akan ditabung dan digunakan untuk kebutuhan lain seperti bensin.

Saat interviewer menanyakan bagaimana cara untuk menghilangkan kebiasaan merokok, SR menjawab akan mengalihkan rokok ke vaping (rokok elektrik), dengan maksud bisa sedikit menghemat biaya beli rokok. Karena sekali membeli liquid sama dengan membeli rokok 4-5 kali dalam sebulan.

Dapat dilihat bahwa salah satu faktor yang mendorong seseorang melakukan perilaku merokok adalah berawal dari coba-coba dan menunjukkan jati diri kepada teman-temannya. Hal ini kelamaan menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, tanpa menghiraukan dampaknya bagi diri dan lingkungannya. Pada saat SR remaja, ia  beranggapan bahwa melalui rokok akan tampak gagah, jantan dan diperhitungkan oleh lingkungan dalam kelompoknya. Namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya.

Adanya sebuah anggapan bahwa merokok akan mempengaruhi dalam aktivitasnya kegiatan akan lebih bersemangat, bahkan sebuah anggapan bahwa tanpa rokok menyebabkan gelisah, berujung memiliki rasa kecanduan, jika tidak merokok akan menimbulkan rasa malas serta kurang bersemangat dalam aktivitas. Merokok dapat dijadikan sebagai aktivitas yang dapat menunjukkan jati diri untuk mendapat pengakuan.

0 komentar:

Posting Komentar