19.10.23

MERINGKAS JURNAL MOTIVASI

MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA SISWA/SISWI METHODIST 5 MEDAN


Mata Kuliah: Psikologi Inovasi

Tugas: Meringkas Jurnal Motivasi (Essay 2)

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundhati Shinta, MA

Di susun oleh: Faiza Cleary Flannery (21310410048)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta




Topik

Motivasi berprestasi, konsep diri, penelitian kuantitatif.

Sumber

Tanadi, M., Hartini, S., & Putra, A.I.D. (2020). Motivasi berprestasi ditinjau dari konsep diri pada siswa/siswi Methodist 5 Medan. Jurnal Ilmiah Psikologi, 22(1), 17-27.

 

Permasalahan

Dari penelitian yang sudah dilakukan di salah satu sekolah tepatnya di sekolah Methodist 5 Medan ditemukan adanya keterkaitan antara konsep diri yang akan berpengaruh pada motivasi berprestasi pada siswa.

 

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian terhadap 167 siswa-siswi SMA Methodist 5 Medan ini ialah untuk mengetahui adanya korelasi konsep diri dengan motivasi berprestasi.

 

Isi

Bersekolah merupakan salah satu cara agar anak mendapatkan pendidikan. Sekolah adalah salah satu tempat di mana setiap individu dapat belajar, bermain, bersosialisasi dengan temanteman serta dapat berkreasi sehingga tidak dipungkiri jika lebih banyak waktu yang digunakan di sekolah. Sekolah merupakan tempat berkumpulnya anak-anak yang berasal dari beragam latar belakang keadaan keluarganya dan bermacam lapisan masyarakat. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang menjadi tempat diselenggarakannya pendidikan bagi tiap individu. Melalui sekolah setiap siswa diharapkan dapat belajar lebih baik (school as a place for better leaming), sehingga potensi siswa dapat berkembang dengan optimal. Dalam meraih prestasi di sekolah bukanlah hal yang mudah bagi sebagian anak. Dalam usaha untuk meraih prestasi di sekolah anak-anak sering dihadapkan pada berbagai kendala baik secara internal anak maupun eksternal.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Moore (2010) ditemukan motivasi berprestasi tinggi pada siswa akan membuat siswa terarah dalam bertingkah laku sesuai dengan kemampuan dalam pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kepemimpinan. Dengan adanya motivasi pada diri siswa maka siswa akan lebih terarah dan berusaha sebisa mungkin untuk berjuang mencapai tujuannya.

Sedangkan konsep diri menurut Calhaoun dan Acocella (1990) merupakan sebagai gambaran mental diri seseorang. Persepsi diri terlibat pada segi fisik, motivasi diri, dan karakteristik individual. Pemikiran mengenai diri tidak hanya ada pada kekuatan individualnya, tetapi terkait juga dengan kelemahan dan kegagalan dirinya. Konsep diri merupakan pusat kepribadian seseorang. Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi dengan orang-orang sekitarya.

 

Metode

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Sampel didapatkan secara acak. Variabel independen pada penelitian ini ialah konsep diri dan variabel dependen pada penelitian ini ialah motivasi berprestasi. Populasi dari penelitian ini adalah pelajar kelas X, XI, dan XII yang merupakan pelajar di SMA Methodist 5 Medan. Jumlah sampel yang diambil menggunakan ketentuan Isaac dan Michael (dalam Sugiyono, 2016) dari populasi sebanyak 315 pelajar dengan perhitungan taraf kesalahan 5% adalah sebanyak 167 pelajar.

Teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sempel dalam penelitian ini adalah teknik disproportionate stratified random sampling. Data diambil dengan menggunakan metode pembagian skala untuk mengukur motivasi berprestasi dan konsep diri. Adapun bentuk skala yang dipakai yaitu skala Likert. Skala motivasi berprestasi berjumlah 35 aitem dengan daya gerak 0,313-0,727 dengan estimasi reliabilitas Alpha 0,933. Skala konsep diri berjumlah 42 aitem dengan daya gerak dari 0,303-0,732 dengan estimasi reliabilitas Alpha sebesar 0,933. Metode korelasi Product Moment (Pearson Corellation) merupakan teknik analisis yang dipakai untuk menguji hipotesis dan menganalisis data.

Uji normalitas pada variabel motivasi berprestasi diperoleh KS-Z = 1.158 dan Sig sebesar 0,137 untuk uji 2 (dua) dan Sig sebesar 0.068 untuk uji 1 (satu) arah (p > 0.05), yang dapat dikatakan data pada variabel motivasi berprestasi diri berdistribusi normal. Uji normalitas pada variabel konsep diri diperoleh koefisien KS-Z = 0.654 dengan Sig sebesar 0,786 untuk uji 2 (dua) dan Sig sebesar 0,393 untuk uji 1 (satu) arah (p > 0.05), yang berarti data pada variabel konsep diri berdistribusi normal. Hasil uji linearitas kedua variabel ialah F sebesar 146,897 (p<0,05) yang berarti memiliki hubungan linear dan telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisa korelasi Product Moment.


Hasil

Berdasarkan hasil analisis korelasi antara motivasi berprestasi dengan konsep diri, diperoleh koefisien korelasi product moment sebesar 0,668 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,05: Sig. 1-tailed). Hal ini menunjukkan bahwa adanya korelasi positif antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang positif antara konsep diri dengan motivasi berprestasi dinyatakan dapat diterima. Koefisien determinasi R Square (R2) sebesar 0,447. Kesimpulannya adalah bahwa 44,7% motivasi berprestasi dipengaruhi oleh konsep diri dan 55,3% dipengaruhi oleh faktor lain seperti dukungan sosial, resiliensi, kepercayaan diri, efikasi diri, kebiasaan belajar, optimisme masa depan, regulasi emosi, konformitas, dan adversity intelligence.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara konsep diri dan motivasi berprestasi. Kesimpulannya adalah bahwa semakin positif konsep diri, maka semakin tinggi motivasi berprestasi yang dimiliki subjek dan sebaliknya semakin negatif konsep diri, maka semakin rendah motivasi berprestasi yang dimiliki subjek.


Diskusi

Motivasi berprestasi yang ada pada siswa-siswi di sekolah Methodist 5 Medan dalam kategori yang sedang, hal ini dikarenakan siswa tidak pernah menunda-nunda pekerjaan yang diberikan dan selalu berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan lamanya waktu yang telah disepakati. Beberapa siswa juga senang karena adanya beberapa perlombaan olimpiade yang dapat diikuti sehingga dapat menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan. Guru-guru juga selalu menasihati dengan baik tanpa adanya kekerasan, terutama guru BK yang selalu menasihati perlahan-lahan sehingga dapat berpengaruh positif bagi diri pelajar dan pelajar juga dapat mengembangkan dan membentuk konsep diri seperti pemahaman tentang pengetahuan mengenai kelebihan ataupun kekurangan diri sendiri, minat yang diinginkan dan bakat yang telah terpendam dalam diri siswa, mengenai sikap, emosi, dan sopan santun, sehingga siswa mampu berpikir dengan positif.



 

0 komentar:

Posting Komentar