MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA SISWA/SISWI METHODIST 5 MEDAN
Mata Kuliah: Psikologi Inovasi
Tugas: Meringkas Jurnal Motivasi (Essay 2)
Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundhati Shinta, MA
Di susun oleh: Faiza Cleary Flannery (21310410048)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Motivasi berprestasi, konsep
diri, penelitian kuantitatif. |
Sumber |
Tanadi, M., Hartini, S.,
& Putra, A.I.D. (2020). Motivasi berprestasi ditinjau dari konsep diri
pada siswa/siswi Methodist 5 Medan. Jurnal
Ilmiah Psikologi, 22(1), 17-27.
|
Permasalahan |
Dari penelitian yang sudah
dilakukan di salah satu sekolah tepatnya di sekolah Methodist 5 Medan
ditemukan adanya keterkaitan antara konsep diri yang akan berpengaruh pada
motivasi berprestasi pada siswa. |
Tujuan Penelitian |
Tujuan
penelitian terhadap 167 siswa-siswi SMA Methodist 5 Medan ini ialah untuk
mengetahui adanya korelasi konsep diri dengan motivasi berprestasi.
|
Isi |
Bersekolah
merupakan salah satu cara agar anak mendapatkan pendidikan. Sekolah adalah
salah satu tempat di mana setiap individu dapat belajar, bermain,
bersosialisasi dengan temanteman serta dapat berkreasi sehingga tidak
dipungkiri jika lebih banyak waktu yang digunakan di sekolah. Sekolah
merupakan tempat berkumpulnya anak-anak yang berasal dari beragam latar
belakang keadaan keluarganya dan bermacam lapisan masyarakat. Sekolah
merupakan salah satu lembaga yang menjadi tempat diselenggarakannya
pendidikan bagi tiap individu. Melalui sekolah setiap siswa diharapkan dapat
belajar lebih baik (school as a place for better leaming), sehingga potensi
siswa dapat berkembang dengan optimal. Dalam meraih
prestasi di sekolah bukanlah hal yang mudah bagi sebagian anak. Dalam usaha
untuk meraih prestasi di sekolah anak-anak sering dihadapkan pada berbagai
kendala baik secara internal anak maupun eksternal. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Moore (2010) ditemukan motivasi berprestasi tinggi pada siswa
akan membuat siswa terarah dalam bertingkah
laku sesuai dengan kemampuan dalam pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan
kepemimpinan. Dengan adanya motivasi pada diri siswa maka siswa akan
lebih terarah dan berusaha sebisa mungkin untuk berjuang mencapai tujuannya. Sedangkan konsep diri
menurut Calhaoun dan Acocella (1990) merupakan sebagai gambaran mental diri
seseorang. Persepsi diri terlibat pada segi fisik, motivasi diri, dan
karakteristik individual. Pemikiran mengenai diri tidak hanya
ada pada kekuatan individualnya,
tetapi terkait juga dengan kelemahan dan
kegagalan dirinya. Konsep diri merupakan pusat kepribadian seseorang. Konsep
diri terbentuk karena adanya interaksi dengan orang-orang sekitarya.
|
Metode |
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kuantitatif. Sampel didapatkan secara acak. Variabel independen pada
penelitian ini ialah konsep diri dan variabel dependen pada penelitian ini
ialah motivasi berprestasi. Populasi dari
penelitian ini adalah pelajar
kelas X, XI, dan XII yang merupakan pelajar di SMA Methodist 5 Medan. Jumlah
sampel yang diambil menggunakan ketentuan Isaac dan Michael (dalam Sugiyono,
2016) dari populasi sebanyak 315 pelajar dengan perhitungan taraf kesalahan
5% adalah sebanyak 167 pelajar. Teknik yang digunakan untuk
menentukan jumlah sempel dalam penelitian ini adalah teknik disproportionate stratified random sampling. Data diambil
dengan menggunakan metode pembagian skala untuk mengukur motivasi berprestasi
dan konsep diri. Adapun bentuk skala yang dipakai yaitu skala Likert. Skala motivasi
berprestasi berjumlah 35 aitem dengan daya gerak 0,313-0,727 dengan estimasi
reliabilitas Alpha 0,933. Skala konsep
diri berjumlah 42 aitem dengan daya gerak dari 0,303-0,732 dengan estimasi reliabilitas
Alpha sebesar 0,933. Metode korelasi Product Moment (Pearson Corellation)
merupakan teknik analisis yang dipakai untuk menguji hipotesis dan
menganalisis data. Uji
normalitas pada variabel motivasi berprestasi diperoleh KS-Z = 1.158 dan Sig
sebesar 0,137 untuk uji 2 (dua) dan Sig sebesar 0.068 untuk uji 1 (satu) arah
(p > 0.05), yang dapat dikatakan data pada variabel motivasi berprestasi
diri berdistribusi normal. Uji normalitas pada variabel konsep diri diperoleh
koefisien KS-Z = 0.654 dengan Sig sebesar 0,786 untuk uji 2 (dua) dan Sig
sebesar 0,393 untuk uji 1 (satu) arah (p > 0.05), yang berarti data pada
variabel konsep diri berdistribusi normal. Hasil uji
linearitas kedua variabel ialah F sebesar 146,897 (p<0,05) yang
berarti memiliki hubungan linear dan telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisa
korelasi Product Moment. |
Hasil |
Berdasarkan
hasil analisis korelasi antara motivasi berprestasi dengan konsep diri,
diperoleh koefisien korelasi product moment sebesar 0,668 dengan p sebesar
0,000 (p < 0,05: Sig. 1-tailed). Hal ini menunjukkan bahwa adanya korelasi
positif antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Hal ini berarti bahwa
hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang positif antara konsep diri dengan
motivasi berprestasi dinyatakan dapat diterima. Koefisien determinasi R
Square (R2) sebesar 0,447. Kesimpulannya adalah bahwa 44,7% motivasi
berprestasi dipengaruhi oleh konsep diri dan 55,3% dipengaruhi oleh faktor
lain seperti dukungan sosial, resiliensi, kepercayaan diri, efikasi diri,
kebiasaan belajar, optimisme masa depan, regulasi emosi, konformitas, dan
adversity intelligence. Dengan demikian dapat di
simpulkan bahwa dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif
antara konsep diri dan motivasi berprestasi. Kesimpulannya adalah bahwa
semakin positif konsep diri, maka semakin tinggi motivasi berprestasi yang
dimiliki subjek dan sebaliknya semakin negatif konsep diri, maka semakin
rendah motivasi berprestasi yang dimiliki subjek. |
Diskusi |
Motivasi
berprestasi yang ada pada siswa-siswi di sekolah Methodist 5 Medan dalam
kategori yang sedang, hal ini dikarenakan siswa tidak pernah menunda-nunda
pekerjaan yang diberikan dan selalu berusaha sebaik mungkin
untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan lamanya waktu yang telah
disepakati. Beberapa siswa juga senang karena adanya beberapa perlombaan
olimpiade yang dapat diikuti sehingga dapat menambah wawasan dan meningkatkan
pengetahuan. Guru-guru juga selalu menasihati dengan baik tanpa adanya
kekerasan, terutama guru BK yang selalu menasihati perlahan-lahan sehingga
dapat berpengaruh positif bagi diri pelajar dan pelajar juga dapat
mengembangkan dan membentuk konsep diri seperti pemahaman tentang pengetahuan
mengenai kelebihan ataupun kekurangan diri sendiri, minat yang diinginkan dan
bakat yang telah terpendam dalam diri siswa, mengenai sikap, emosi, dan sopan
santun, sehingga siswa mampu berpikir dengan positif. |
0 komentar:
Posting Komentar