MERINGKAS
JURNAL
PENERIMAAN
DIRI DARI KEGAGALAN AKADEMIK PEREMPUAN PERFEKSIONISME
PSIKOLOGI
INOVASI
Essay
2
Semester
Ganjil T.A 2023/2024
Oleh
:
Meli
Nur Hidayah (21310410085)
Kelas
A (Reguler)
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen
Pengampu:
Dr.
Arundati Shinta, M.A.
1. |
Judul Jurnal |
Penerimaan Diri Dari Kegagalan Akademik Perempuan
Perfeksionisme. |
2. |
Topik |
Penerimaan
diri seorang Perempuan yang perfeksionis dalam menghadapi kegagalan, terutama
kegagalan dalam bidang akademik. |
3. |
Sumber |
Tresnani, L. D.,
& Casmini, C. (2021). Penerimaan Diri DariI Kegagalan Akademik Perempuan Perfeksionisme. Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan, 18(2), 110-122. |
4. |
Permasalahan |
Kegagalan adalah sesuatu yang sering di jumpai di
bidang akademik, menerima kegagalan adalah sesuatu yang tidak mudah apalagi
bagi seorang yang perfeksionis. |
5. |
Tujuan Penelitian |
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara
perempuan perfeksionisme akademik bangkit dari kegagalan. Dan untuk
mengetahui apakah dorongan sosial bisa membantu Perempuan perfeksionis
bangkit dari kegagalan. |
6. |
Isi
|
Kegagalan
merupakan keniscayaan yang dapat terjadi pada setiap orang. Walau usaha
terbaik selalu dilakukan, bisa saja seseorang menemui kegagalan. Kegagalan
yang dialami setelah berusaha maksimal dalam menggapai setiap tujuan tentunya
akan menimbulkan kekecewaan, hal ini wajar dialami oleh setiap orang.
Perbedaan setiap orang dalam menghadapi kegagalan memberikan efek
berkelanjutan pada diri orang tersebut terutama untuk kembali bangkit setelah
kegagalan. Respon orang dalam menghadapi kegagalan yakni ada yang sangat
menyakitkan hingga berlanjut menimbulkan gangguan mental, ada juga yang dapat
menerima kegagalan dengan lapang dada. Perempuan perfeksionisme akademik
merupakan individu yang selalu menuntut kesempurnaan dan takut akan
kegagalan. Kegagalan pada mereka dapat menimbulkan stres. Kegagalan akademik
yang dialami orang perfeksionisme akademik membuat mereka terpuruk. Namun
keterpurukan bukanlah solusi, maka mau tidak mau mereka harus bangkit apabila
ditimpa kegagalan. Maka berdasarkan latar belakang di atas, fokus pembahasan
dalam artikel ini yaitu untuk mendeskripsikan perempuan perfeksionisme dapat
menerima kegagalan akademik dan bangkit dari kegagalan yang dialami. |
7. |
Hasil |
Penerimaan
Kegagalan pada Individu Perfeksionisme Kegagalan yang dialami individu
perfeksionis, tidak selamanya membuat mereka terpuruk dan kemudian menyerah.
Kesemua partisipan yang merupakan perempuan perfeksionis akademik mampu
membuktikan dirinya dapat bangkit dari kegagalan yang dialami bahkan menjadi
pribadi yang jauh lebih baik dengan belajar dari kegagalan yang dialami. Hal
ini dikarenakan mereka memiliki konsep diri prestasi yang tinggi. Karena
mereka itu cenderung perfeksionis dalam hal akademik, sehingga mereka juga
mempunyai gambaran akan pencapaian yang harus mereka dapatkan pada tataran
standar yang tinggi pula. Faktor intelektual juga di sini sangat berperan, di
mana mereka yang mempunyai intelektual lebih tinggi tentunya dapat membuat
kesimpulan dan kembali menyusun strategi yang logis untuk dapat bangkit. |
|
kesimpulan |
Penelitian
ini menunjukkan respon positif dalam menghadapi kegagalan akademik. Tiga
partisipan mengaku lebih dominan pada faktor eksternal, sementara satu
partisipan lebih dominan pada faktor internal. Faktor internal tersebut
antara lain yakni kematangan emosi, kepercayaan akan takdir Tuhan, dan rasa
optimis dalam diri. Sedangkan faktor eksternal tersebut yakni berupa dukungan
sosial yang terwujud dalam pendengar yang baik, nasehat, motivasi, dan
support dari keluarga dan pasangan. Dari kegagalan yang dialami mereka
menemukan sebuah kebermaknaan hidup yang akhirnya membuat mereka memahami
keberadaan dirinya dengan lebih baik. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor
intelegensi. Karena intelegensi seseorang mampu menyediakan kapasitas
(kemampuan) untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. |
0 komentar:
Posting Komentar