Esai
4 Berperilaku Inovatif
Mengubah
Sampah Plastik Menjadi Hiasan Dinding
Clarita
Savdurin
Nim:
21310410031
Kelas
Reguler A
Mata
Kuliah Psikologi Inovasi
Dosen
Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Menurut Undang-undang Nomor 18
Tahun 2008 tentang Penanganan Sampah, sampah merupakan hasil dari aktivitas
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berwujud padat. Sampah terdiri
dari jenis sampah rumah tangga, jenis sampah yang serupa dengan sampah rumah
tangga, dan sampah yang bersifat spesifik. Contoh sampah yang dihasilkan di
lingkungan kampus termasuk dalam jenis sampah yang serupa dengan sampah rumah
tangga dan sampah spesifik, terutama jika terkait dengan penggunaan bahan
berbahaya atau adanya limbah berbahaya dan beracun di laboratorium kampus.
Untuk mengatasi masalah sampah,
banyak orang yang sudah menerapkan 3R dalam pengolahan sampah plastik.
1.
Reduce (Mengurangi): Langkah pertama
dalam pengelolaan sampah adalah mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Hal
ini dilakukan dengan menghindari atau mengurangi penggunaan bahan-bahan sekali
pakai, seperti kantong plastik, botol air minum, atau kemasan makanan. Dengan
mengurangi penggunaan bahan-bahan ini, kita dapat mengurangi produksi sampah
secara keseluruhan.
2.
Reuse (Menggunakan Ulang): Setelah
meminimalkan penggunaan bahan-bahan sekali pakai, langkah selanjutnya adalah
menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Misalnya, botol
plastik dapat digunakan kembali sebagai wadah minuman atau tempat penyimpanan.
Kita juga bisa mendaur ulang baju bekas menjadi bahan kerajinan.
3.
Recycle (Mendaur Ulang): Langkah
terakhir dalam konsep
Recycle atau daur ulang adalah
proses mengubah barang bekas atau sampah menjadi bahan baru yang dapat digunakan
kembali. Tujuan utama dari recycle adalah mengurangi limbah dan mengurangi
penggunaan sumber daya alam yang berlebihan. Proses recycle dimulai dengan
mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang, seperti kertas, plastik, logam,
dan kaca. Kemudian, sampah tersebut dipisahkan berdasarkan jenisnya. Setelah
itu, sampah diproses melalui beberapa tahap, termasuk penghancuran, pemisahan,
pembersihan, dan pemulihan.
Dari penjelasan di atas tentang
pengolahan sampah, sampah sendiri menjadi permasalahan bagi saya. Sebagai anak
muda yang sering berbelanja secara
online, produk yang dibeli pasti akan dibungkus dengan plastik untuk melindungi
produk tersebut. Semakin banyak produk yang
dibeli, maka akan semakin banyak pula sampah plastik yang dihasilkan di
kost saya. Mulai dari berbagai jenis warna sampah plastik ternyata menumpuk
saja di kost, mencoba untuk memanfaatkan dengan menjadikan sebagai wadah
mengisi bekas makanan atau sampah sejenisnya, namun sepertinya ini bukan solusi
yang cukup menarik. Lantas apa solusi yang saya lakukan untuk mengatasi masalah
ini? Sebagai anak muda yang hidup dengan berbagai macam platform media sosial
maka, harusnya ini menjadi sebuah langkah bagi saya agar berperilaku inovatif
dengan memanfaatkan sampah plastik yang ada. Dari sampah plastik hasil
pembelian produk secara online, maka saya memilih untuk memanfaatkannya dengan
membuat hiasan dinding berbentuk bulat dengan bunga-bunga cantik yang ditaruh
diatasnya. Hiasan dinding tersebut kemudian saya jual pada salah satu platform
jual beli online, salah satu platform tempat saya sering melakukan transaksi
membeli produk online yang kemudian menghasilkan banyak sampah plastik.
Referensi:
Fadholi, F., Prisanto, G. F.,
Ernungtyas, N. F., Irwansyah, I., & Hasna, S. (2020). Disonansi Kognitif
Perokok Aktif di Indonesia. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas
Negeri Padang), 11(1), 1.
https://doi.org/10.24036/rapun.v11i1.108039
0 komentar:
Posting Komentar