11.10.23

Essay 3: Wawancara tentang Disonansi Kognitif

WAWANCARA  DISONANSI KOGNITIF PADA PEROKOK



RAMAHWATI

21310410037 

 

KELAS REGULER

 

DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra Arundati Shinta

 

PSIKOLOGI INOVASI

 

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Disonansi kognitif merupakan sebuah teori  yang menjelaskan mengenai konflik yang timbul dalam pikiranseseorang ketika terjadi ketidaksesuaian antara ideologikognitif dengan sikap dan kelakuan. Menurut teori ini, ketidaksesuaian tersebut akan menimbulkan keteganganpsikologis yang tidak menyenangkan, yang dikenal sebagaidisonansi kognitif. Berdasarkan hasil wawancara yang sayalakukan pada Jumat, 22 September 2023 dengan narasumberseorang mahasiswa berinisial DNP berusia 21 tahun di peroleh hasil jika awal mula dirinya mengenal rokok yaitudiperkenalkan oleh lingkungan sekitarnya (teman bermain) dengan rentang usia rata-rata lebih tua darinya. DNP langsungmengiyakan ajakan tersebut saat dirinya duduk dibangkukelas 6 SD dengan alasan adanya rasa penasaran yang tinggiterhadap rokok serta dilakukan pada tempat yang jauh darikerumunan (ladang,lapangan). Setelahnya DNP lebih seringmerokok dengan teman sebayanya dalam lingkup kecil. Iamengaku saat awal mula merokok dirinya takut ketahuanorang lain yang akan berpotensi untuk diadukan kepadaorangtuanya karena ia merasa perbuatan tersebut salah jikadilakukan di usia bawah umur. Selain itu juga ayah DNP sudah melarangnya untuk merokok dengan alasan ekonomi, ayah DNP beranggapan jika pada usia tersebut anaknya belummampu untuk mencari penghasilan sendiri, namun saat inilarangan tersebut tidak berlaku karena DNP sudah dianggapsebagai individu dewasa dan mampu bertanggungjawab atasperbuatannya. DNP menganggap bahwa merokok merupakanhal positif untuknya karena mempermudah dirinya untukberpikir, memberi efek tenang , dan menambah ke fokusan.Subjek merasa jika rokok adalah bagian dari hidupnya dan udh jadi kebutuhan. DNP mengatakan jika efek rokok tidakada baginya dan mungkin akan menjadi enak jika sudahmengetahui caranya dan tidak asal main.  Dengan banyakberseliweran efek buruk rokok, subjek termasuk individu yang tidak percaya akan hal itu.Ia beranggapan banyak orang yang sehat juga dengan perilaku merokok. Penyakit tidak hanyadari satu penyebab (rokok) melainkan dari hal lain dan kebiasaan buruk yang menjadi satu. Menurutnya dampakburuk rokok yaitu ketika kita tidak mengetahui batasan, ketikatubuh kita belum mampu menerima rokok dalam jumlahtinggi  namun dipaksa untuk menerima sejumlah itu. Dalam kesehariannya subjek dapat mengkonsumsi sebanyak 16 batang rokok dan menurutnya jumlah tersebut kurang, karenabisa meningkat seiring dengan aktivitas yang dijalani.hal itujuga dipicu oleh kebiasaan subjek selama 2 tahun terakhiryang selalu menambah jumlah rokok yang di konsumsi per hari. Namun terdapat juga keadaan yang mendorongnya untukmembatasi merokok seperti di jam perkuliahan dan saatkondisi sakit. Saat ini DNP mengaku belum terdapatkeinginan untuk berhenti meskipun lingkungan sekitarnyaberhenti merokok sekalipun ia sadar akan beberapa dampakburuk yang mungkin akan terjaadi dikemudian hari. 

 

 

Referensi

https://komunikasi.unhas.ac.id/apa-itu-teori-disonansi-kognitif-mengenal-sejarah-penelitian-penting-dan-penerapannya-dalam-ilmu-komunikasi/


 


0 komentar:

Posting Komentar