Disonansi Kognitif
Muhammad Nurul Yulianto
23310420076
Psikologi Inovasi
Essay 3 Wawancara Tentang Disonansi Kognitif
Dosen Pengampu Dra. Arundati Shinta, M.A.
Partisipan
Nama : AJ (nama samara)
Usia :20 tahun
Jabatan : Mahasiswa
IR |
Selamat siang kak,
perkenalkan saya anto. Kebetulan saat ini saya sedang mendapatkan tugas
mengenai seputar rokok nih kak. Kak, boleh perkenalan dong. Sekalian kakak
ini sudah ngerokok sejak kapan |
IE |
Hallo mas, aku AJ sekarang
usianya 20 tahun. Aku mulai ngerokok dari SMP kalau nggak salah inget. Umur 14an
kayaknya |
IR |
Wah, udah dari usia segitu
ya kak buat ngerokok. Terus kenapa sih kok kakak bisa mulai ngerokok? |
IE |
Iya mas, dari umur segitu.
Karena memang lingkungan banyak yang ngerokok ya mas. Jadi aku juga ikut
ngerokok. |
IR |
Berarti karena lingkungan
akhirnya jadi ikutan yaa. Tapi kakak sendiri tahu nggak sih bahaya merokok
ini? |
IE |
Sebenarnya tahu ma. Apalagi
setelah SMA dan kuliah ini kan juga semakin sering lihat berita dan jug abaca-baca
ya mas. Jadi juga tahu bahayanya itu gimana. Makanya kalau sekarang aku lebih
milih buat mengurangi intensitas merokok dan juga nggak negrokok di
lingkungan ramai terutama banyak yang bukan perokok |
IR |
Berarti sebenarnya tahu bahaya
merokok ya kak. Cuman sekarang masih tetap merokok dan menguranginya. Kalau
boleh tahu nih kak. Dulu dan sekarang perbedaannya berap sih kak dalam
merokok sehari |
IE |
Iya mas. Dulu saya bisa
saja habis 1 bungkus satu hari mas. Cuman kalau sekarang ya maksimal cuman
habis 5 batang sehari |
IR |
Ohhh,, hebat dong kak sudah
berusaha menekan bahkan sampai sebanyak itu pengurangannya. Tapi ada
keinginan untuk berhenti nggak sih kak? |
IE |
Ada sih mas. Tmakanya saya
mulai mengurangi sedikit-sedikit. Soalnya susah kalau mau langsung. Rasanya tuh
mulutnya asem kalau sehari nggak ngerokok |
IR |
Baiklah mas kalau begitu.
Semoga bisa segera berhenti ya kak dengan pelan-pelan. Kalau begitu makasih
ya kak untuk waktu dan sharingnya |
IE |
Iay mas, sama-sama |
Melalui proses wawancara terrsebut kita dapat
mengetahui bahwa partisipan mulai merokok sejak usai 14 tahun karena lingkungan
yang banyak perokok. Hingga akhirnya setelah partisipan cukup dewasa dan juga
mengetahui bagaimana bahaya dalam merokok, partisipan mulai merasa tidak nyaman
dan ingin berhenti merokok. Hal ini yang dinakan dengan Disonansi kognitif adalah situasi yang mengacu pada
konflik mental, yang terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku seseorang
tidak selaras.Sehingga partisipan ingin berhenti merokok secara
perlahan-lahan. Kondisi ini juga menjadikan partisipan merasa bersalah ketika
partisipan harus merokok di sekitar orang lain yang tidak merokok. Karena itu
partisipan masih merokok akan tetapi mulai mengurangi intensitas merokok yang
sebelumnya dikisaran 1 bungkus sehari menjadi 5 batang dalam sehari
0 komentar:
Posting Komentar