10.10.23

Essay 3 wawancara Disonasi Kognitif

 Essay 3 Wawancara tentang Disonansi Kognitif

BAHAYA ROKOK PADA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF.

Tiyas Wulandari

Nim: 21310410108

Kelas Reguler (A)

Mata Kuliah Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Pada saat ini merokok merupakan suatu tindakaan yang semakin merajalela di masyarakat. Tindakan merokok sudah seringkali kita temui di berbagai lapisan masyarakat, bahkan tak jarang kita menjumpai anak dibawah umur merokok. Padahal rokok memiliki dampak yang sangat bahaya dan mengancam kesehatan. Bahaya merokok tidak hanya didapatkan individu yang merokok saja, tetapi orang yang berada dilingkungan perokok dan terkena asap rokok juga turut mendapatkan dampak dari rokok, salah satunya adalah terkena penyakit paru-paru.

Dalam perilaku merokok ini terdapat disonansi kognitif, disonansi kognitif terjadi ketika seseorang menyadari dampak dan bahaya dari perilaku merokok, akan tetapi mereka tetap melanjutkan kebiasaannya untuk merokok. Disonansi kognitif sendiri didefinisikan sebagai fenomena psikologis di mana seseorang mengalami konflik internal antara keyakinan, nilai, atau harapan mereka dengan tindakan atau keputusan yang mereka ambil. Saya telah melakukan wawancara untuk mengetahui innformasi tentang disonansi kognitif pada individu yang merokok.

Identitas Narasumber:

Nama (inisial)            : B P

Usia                 : 21 tahun

Jenis kelamin            : Laki-laki

Pekerjaan            : Mahasiswa

Hasil Wawancara:

Pertanyaan

Jawaban

Sudah berapa lama anda merokok?

Saya tidak mengingat secara jeelas, tapi kurang lebih sudah 7 tahun.

 

Apakah aktif perokok aktif, biasanya dalam kurun waktu sehari habis berapa pak?

Yaa perokok aktif. Dalam sehari saya bisa menghabiskan kurang lebih 1 bungkus.

 

Apakah anda mengetahui bahaya dari merokok?

Sebenarnya saya tahu mengenai bahaya merokok, rokok sangat berbahaya untuk kesehatan, seperti penyakit paru-paru dan jantung.  Apalagi jika dikonsusi dengan jumlah yang banyak dan berjangka panjang, itu sangat membahayakan.

 

Anda kan sudah mengetahui dampak dari merokok, kemudian apa alasan bapak tetap merokok?

Sebenernya saya merokok itu awalnnya hanya coba-coba, karena di lingkungan dan teman-teman merokok maka saya menjadi tertarik dan ikut merokok. Sampai akhirnya saya menjadi ketergantungan dengan rokok, meskipun rokok memiliki dampak yang berbahaya dalam kesehatan tapi terkadang merokok juga membuat saya tenang dan sudah menjadi kebiasaan bagi saya.

 

Adakah keinginan anda untuk berhenti merokok?

Beberapa kali sempat terlintas dipikiran saya untuki berhenti merokok, tapi untuk sekarang ini saya masih belum bisa berhenti dari kebiasaan tersebut.

 

Berdasarkan hasil waawancara, dapat saya katakan bahwasannya perokok itu memang memiliki pengetahuan cukup mengenai risiko kesehatan yang akan ditimbulkan dari kebiasaan merokok. Mereka mengetahui bahwa merokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan penyakit paru-paru. Meskipun mereka menyadari bahaya tersebut, banyak dari mereka tetap melanjutkan kebiasaan merokok. Padahal kebiasaan merokok yang dilakukan secara terus menerus dengan mengabaikan bahaya rokok dapat menyebabkan mereka mengalami masalah kesehatan kedepannya.

Disonansi kognitif muncul ketika pengetahuan tentang bahaya merokok bertentangan dengan tindakan merokok yang mereka lakukan. Disonansi kognitif pada perokok dapat memiliki dampak serius, mereka cenderung tidak memperhatika dampak dari merokok, sehingga   itu dapat menghambat perubahan perilaku yang positif, mereka akan kesulitan untuk berhenti merokok. Selain itu, mereka juga perlu mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau bahkan bantuan profesional untuk membantu mereka mengatasi konflik internal mereka dan mengambil langkah-langkah positif menuju kehidupan yang bebas dari rokok. Mengurangi disonansi kognitif pada perokok bukan hanya penting untuk kesehatan mereka sendiri, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan memperpanjang harapan hidup.

Referensi:

Fadholi, F., Prisanto, G. F., Ernungtyas, N. F., Irwansyah, I., & Hasna, S. (2020). Disonansi Kognitif Perokok Aktif di Indonesia. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang)11(1), 1-14.

0 komentar:

Posting Komentar