10.10.23

Essay 3: Wawancara Disonansi Kognitif

PEROKOK DAN DISONASI KOGNITIF

 



REFISKHA SALSA BILLA 

 

NIM:  21310410095 

 

KELAS REGULER

 

DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra Arundati Shinta

 

PSIKOLOGI INOVASI

 

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

            Teori disonasi kognitif merupahan suatu proses komunikasi dalam kehidupan manusia yang membawa beberapa elemen kognitif yang saling berkaitan. Apabila dua elemen kognitif tersebut mengalami ketidak konsistenan maka itulah yang disebut disonasi atau rasa tidak nyaman. Salah satu perilaku disonasi kognitif adalah merokok. Kita semua pasti sejutu bahwa merokok merupakan suatu kegiatan yang akan memberikan dampak negatif untuk Kesehatan. Namun di Indonesia sendiri menunjukan sebuah isu yang fenomenal, karena meskipun semua orang sudah mengetahui bahaya merokok dan bahkan dalam bungkus rokok sudah tertulis dampak negatir dari merokok, namun ironisnya jumlah prevalensi perokok di Indonesia semakin bertambah dengan usia pertama kali merokoknya semakin muda. Hal ini menandakan bahwa banyak remaja- remaja yang pernasaran bahkan mengalami kecanduan terhdap rokok. Beberapa literatur membuktikan bahwa remaja yang menggunakan berbagai rasionalisasi, mungkin saja merek percaya bahwa merokok dapat diimbangi ddengan melakukan perilaku hidup sehat. Perilaku ini berkaitan dengan compensatory health behaviour atau kompensasi dalam perilaku Kesehatan, yang mana orang yang merokok akan mengandalkan strategi kompensasi kognitif seperti “merokok akan jauh lebih sehat dibandingkan makan makanan yang mengandung banyak lemak”. Itulah hal yang terjadi di lingkungan sekitar saya, pada Oktober tanggal 10 saya melakukan wawancara dengan salah satu teman saya berinisial D yang merupakan seorang mahasiswa dan kebetulan D adalah seorang perokok aktif, saya penasaran sejak kapan dia mulai untuk merokok dan apa yang dirasakan saat merokok, Adapun hasil wawancaranya adalah:

Rokok dengan jenis apa sih yang biasanya digunakan?

“Rokok Elektrik/vape”

Dalam satu hari, berapa kali menhisi ulang Liquid Vape?

“Dalam satu hari biasanya saya hanya satu kali mengisi ulang Liquid”

“Wah, lumayan aktif ya berarti. Kamu tahu ga sih bahaya rokok untuk Kesehatan?”

“Iya saya tau.namun saya tetap merokok dan tidak ada niatan untuk berhendi merokok, karena ketika saya merokok saya merasa jauuuh lebih tenang, rokok/vape bisa membuat saya lebih rileks dan santai dalam beberapa situasi”.

Salah satu alasan bagi seorang perokok termotivasi untuk mengurangi disonasi kognitif adalah karena konsistensi kognitif yang dihasilkan dari usaha tersebut bermanfaat bagi pikologis dalam meningkatkan Kesehatan mental dan bertahan pada pandangan positif pada diri sendiri. Namun pada kasus D dalam hasil wawancara yang telah dilakukan D mengaku bahwa ia sudah mengetahui bahwa rokok merupakan suatu ancaman bagi kesehatannya, namun ternyata D tidak ingin berhanti merokok, hal ini karena menurut D merokok/ vape  bisa membuatnya jauh lebih tenang dalam situasi tertentu,dan D merasa bahwa saat ia merokok/vape ia menjadi lebih rileks. 

 

 

Referensi

Suatan, A. T. (2021). Studi Review Sistematis: Aplikasi Teori Disonansi Kognitif dan Upaya Reduksinya pada Perokok Remaja. Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi, 72-82.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar