11.10.23

Essay 3 Disonasi Kognitif

 

Disonansi Kognitif Pada Perokok Aktif






Nama : Nurul Mawaddah

NIM : 21310410028

Psikologi Inovasi

Esai 3 : Wawancara tentang disonansi kognitif

Dosen Pengampu : Dra. Arundati Shinta, M.A.

 

Persentase perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Wakil Menteri Kesehatan mengungkapkan, saat ini jumlah perokok aktif di Indonesia menjadi yang terbanyak ketiga di dunia. Berbagai kampanye anti rokok telah dilakukan oleh pemerintah dan organisasi untuk mengurangi angka perokok yang dapat berdampak bagi kesehatan. Pemerintah juga sudah membentuk regulasi utama yang secara khusus mengatur pengendalian masalah merokokPara perokok mengetahui adanya bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sehingga memunculkan adanya disonansi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa subjek yang melakukan perilaku merokok yaitu sebagai berikut:

Subjek pertama dengan inisial R mengatakan bahwa :

Aku biasanya kalau lagi sama temen-temen ya ngobrol, dudukan santai gitulah. Yang paling gak bisa aku tinggalin ya ngerokok harus diselingi itu soalnya biar gimana ya kan kalau sama temen-temen Cuma sekedar ngobrol aja gak enak gitu lho mbak kayak ada yang kurang jadi ya seringnya sambil ngerokok di gazebo yang rame banyak temennya. Ngobrol sama yang lain jadi gak kerasa kadang juga bisa habis 3 batang rokok ya tergantung situasinya juga sih ya. Kalau yang di obrolin enak nyambung kan ya makin banyak aku ngerokoknya. Gitu sih

Sedangkan subjek kedua dengan inisial MA dalam wawancara mengatakan bahwa :

Kalau saya sih misal udah sama temen-temen ya ngobrol bercanda gitu biasanya duduk di gazebo. Nah kalo di gazebo itu seringnya ngobrol sambil ngerokok mbak. Karna kalo gak ngerokok apalagi lagi ngobrol sama temen gitu rasanya kaya ada yang kurang gitu mbak. Saya juga kan orangnya gak terlalu pede jadi kalo ngobrol di depan orang ya sambil ngerokok biar gak terlalu keliatan gitu gak pedenya. Kadang sih saya ngerokok bisa sampe 4 batang kalo lagi pengen banget kadang malah sehari bisa habis satu bungkus. Semisal ada kuliah setelah itu ya ke gazebo lagi buat ngerokok lagi gitu mbak.

Adapun wawancara terhadap subjek R dan MA         memiliki perilaku merokok yang tinggi karena dalam sehari mampu menghabiskan satu bungkus rokok. Situasi yang terjadi saat perilaku merokok berlangsung membuat mahasiswa mampu menghabiskan banyak batang rokok untuk dihisap.

Dari wawancara diatas juga dapat dikatakan bahwa subjek memiliki kepercayaan diri yang rendah karena subjek tersebut mengatakan ketika subjek sedang berada diantara teman-temannya subjek merasa tidak percaya diri. Menurut subjek, ketika sedang mengobrol tetapi tidak merokok rasanya apa yang diobrolin tidak nyambung.



0 komentar:

Posting Komentar