Psikologi Inovasi
Tugas 3 Wawancara Tentang Disonasi Kognitif
Sylvia Anggraeni (21310410027)
Dosen pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
( Baron dan Byrne ) menjelaskan bahwa disonansi kognitif
adalah suatu keadaan seseorang yang merasa tidak menyenangkan dan itu terjadi Ketika
individu menyadari telah memiliki tingkah laku yang tidak konsisten. Dan keadaan
ini semakin memburuk Ketika apa yang mereka percayai ternyata tidak sesuai atau
tidak sejalan dengan apa yang mereka lakukan.
Menurut Festinger (dalam West & Turner, 2008) disonansi
kognitif merupakan perasaan yang tidak seimbang yang dimiliki orang ketika
mereka menemukan diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
apa yang mereka ketahui atau mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan
pendapat lain yang mereka pegang.dan melampaui kemampuan ketahanan individu
yang bersangkutan. Sumber disonansi kognitif.
menurut Festinger
(dalam Sarwono, 2009) yaitu inkonsitensi logis, nilai budaya, pendapat umum dan
pengalaman masa lalu. Upaya-upaya yang mungkin dilakukan individu untuk
mengurangi disonansi kognitif menurut Festinger (dalam Sarwono, 2009) yaitu
dengan: a) Pengurangan disonansi, melalui 3 kemungkinan cara : Mengubah elemen
tingkah laku, Mengubah elemen kognitif lingkungan, Menambah elemen kognitif baru
b) Penghindaran disonansi.
Salah satu contoh prilaku kognitif yang ada disekitar adalah perokok. Statista mencatat, ada 112 juta perokok di Indonesia pada 2021. Jumlahnya diproyeksikan akan bertambah menjadi 123 juta perokok pada 2030. Karena hal ini saya tertarik mewawancarai salah satu perokok yang ada disekitar saya.
Identitas Subjek
Inisial : MA
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Usia : 25 Tahun
Perkerjaan : Karyawan Swasta
Pelaksanaan Wawancara
Hari/Tanggal : kamis, 19 Oktober 2023
Pukul : 18.00 – 19.30 WIB
Tempat : Cafetarium, DIY
Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara yang saya lakukan seorang yang Bernama MA ini sudah
mulai merokok sejak dia masih di bangku sekolah SMA , pada saat itu usia dia
masih sekitar 17 tahun. Dia menjelaskan bahwa dalam 1 hari bisa menghabiskan 12
batang. Itu bisa bertambah Ketika dia merasa stress atau butuh ketenangan. Dia
menjelaskan Ketika dia merokok dia akan merasa lebih tenang dan lebih nyaman.
Dia menjelaskan bahwa setelah dia merokok ada beberapa penyakit yang
muncul pada dirinya seperti dia sering mengalami sesak nafas dan hilangnya
nafsu makan. Sehingga dia kehilangan banyak berat badan setelah dia menjadi
perokok aktif.
Dia sudah mencoba beberapa kali untuk berhenti merokok akan tetapi
selalu gagal karena Ketika dia tidak merokok dia merasa lebih gelisah dan juga
lingkungan kerjanya semuanya perokok. Akan tetapi saat ini dia sudah mulai
merubah kembali kebiasaannya dengan mencoba menggunakan vape dengan harapan dia
bisa berhenti meroko.
Kesimpulan
Dari hasil wawancara yang dilakukan kita bisa menyimpulkan bahwa meskupun
MA mengetahui bahwa merokok itu hal yang sangat berbahaya bagi kesehatannya,
dia masih belum bisa berhenti merokok diikarenakan efek dari rokok itu. Dimana dia
merasa lebih tenang dan nyaman Ketika dia merokok. Dimana hal ini menimbulkan
disonansi kognitif yaitu perasaan tidak nyaman kaena tekanan psikologis.
MA juga sudah mencoba untuk berhenti merokok akan tetapi belum berhasil
karena salah satu faktor nya adalah lingkungan. Untuk saat ini dia mulai
kembali merubah kebiasaan merokok nya diganti dengan Vape. Hal ini MA percayai
sedikit mengurangi intensitas merokoknya.
0 komentar:
Posting Komentar