22.10.23

ESAII 3 WAWANCARA DISONASI KOGNITIF PADA PEROKOK AKTIF

             Psikologi Inovasi

Tugas 3 Wawancara Tentang Disonasi Kognitif

Sylvia Anggraeni (21310410027)

Dosen pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

( Baron dan Byrne ) menjelaskan bahwa disonansi kognitif adalah suatu keadaan seseorang yang merasa tidak menyenangkan dan itu terjadi Ketika individu menyadari telah memiliki tingkah laku yang tidak konsisten. Dan keadaan ini semakin memburuk Ketika apa yang mereka percayai ternyata tidak sesuai atau tidak sejalan dengan apa yang mereka lakukan.

Menurut Festinger (dalam West & Turner, 2008) disonansi kognitif merupakan perasaan yang tidak seimbang yang dimiliki orang ketika mereka menemukan diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang mereka ketahui atau mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat lain yang mereka pegang.dan melampaui kemampuan ketahanan individu yang bersangkutan. Sumber disonansi kognitif.

 menurut Festinger (dalam Sarwono, 2009) yaitu inkonsitensi logis, nilai budaya, pendapat umum dan pengalaman masa lalu. Upaya-upaya yang mungkin dilakukan individu untuk mengurangi disonansi kognitif menurut Festinger (dalam Sarwono, 2009) yaitu dengan: a) Pengurangan disonansi, melalui 3 kemungkinan cara : Mengubah elemen tingkah laku, Mengubah elemen kognitif lingkungan, Menambah elemen kognitif baru b) Penghindaran disonansi.

Salah satu contoh prilaku kognitif yang ada disekitar adalah perokok. Statista mencatat, ada 112 juta perokok di Indonesia pada 2021. Jumlahnya diproyeksikan akan bertambah menjadi 123 juta perokok pada 2030. Karena hal ini saya tertarik mewawancarai salah satu perokok yang ada disekitar saya.

Identitas Subjek

Inisial                          : MA

Jenis Kelamin             : Laki – Laki

Usia                             : 25 Tahun

Perkerjaan                   : Karyawan Swasta

Pelaksanaan Wawancara

Hari/Tanggal               : kamis, 19 Oktober 2023

Pukul                           : 18.00 – 19.30 WIB

Tempat                        : Cafetarium, DIY

 

Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara yang saya lakukan seorang yang Bernama MA ini sudah mulai merokok sejak dia masih di bangku sekolah SMA , pada saat itu usia dia masih sekitar 17 tahun. Dia menjelaskan bahwa dalam 1 hari bisa menghabiskan 12 batang. Itu bisa bertambah Ketika dia merasa stress atau butuh ketenangan. Dia menjelaskan Ketika dia merokok dia akan merasa lebih tenang dan lebih nyaman.

Dia menjelaskan bahwa setelah dia merokok ada beberapa penyakit yang muncul pada dirinya seperti dia sering mengalami sesak nafas dan hilangnya nafsu makan. Sehingga dia kehilangan banyak berat badan setelah dia menjadi perokok aktif.

Dia sudah mencoba beberapa kali untuk berhenti merokok akan tetapi selalu gagal karena Ketika dia tidak merokok dia merasa lebih gelisah dan juga lingkungan kerjanya semuanya perokok. Akan tetapi saat ini dia sudah mulai merubah kembali kebiasaannya dengan mencoba menggunakan vape dengan harapan dia bisa berhenti meroko.

 

Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang dilakukan kita bisa menyimpulkan bahwa meskupun MA mengetahui bahwa merokok itu hal yang sangat berbahaya bagi kesehatannya, dia masih belum bisa berhenti merokok diikarenakan efek dari rokok itu. Dimana dia merasa lebih tenang dan nyaman Ketika dia merokok. Dimana hal ini menimbulkan disonansi kognitif yaitu perasaan tidak nyaman kaena tekanan psikologis.

MA juga sudah mencoba untuk berhenti merokok akan tetapi belum berhasil karena salah satu faktor nya adalah lingkungan. Untuk saat ini dia mulai kembali merubah kebiasaan merokok nya diganti dengan Vape. Hal ini MA percayai sedikit mengurangi intensitas merokoknya.


0 komentar:

Posting Komentar