15.9.23

TUGAS ESSAI PRESTASI Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Pendidikan anti perundungan di SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta

 

TUGAS ESSAI PRESTASI

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Pendidikan anti perundungan di SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta



 

Septi Ambarwati

21310410117

 Dosen Pengampu  Dr. Arundati Shinta, MA

Psikologi Inovasi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

 

Kemendikbud merancang profil pelajar Pancasila untuk menguatkan nilai-nilai karakter Pancasila kepada seluruh pelajar di wilayah Indonesia. Proyek ini dicanangkan pada tahun 2020 – 2024. Profil Pelajar Pancasila ini merupakan bentuk pererjemahan tujuan dari pendidikan nasional, dimana pelajar memiliki peran sebagai sasaran utama penyusunan kebijakan-kebijakan bidang pendidikan. Karakter dan kompetensi pelajar menjadi hal utama yang harus dikuatkan, sebagai perwujudan falsafah Pancasila. Ada enam dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu  :1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.

Salah satu issue yang hangat diperbincangkan adalah maraknya kasus perundungan atau bullying di kalangan pelajar. Oleh sebab itu banyak satuan pendidikan yang mengadakan kegiatan untuk penguatan karakter melalui sosialiasi dan penyuluhan anti bullying. Salah satu sekolah yang menyadari pentingnya sosialiasi penguatan karakter melalui pendidikan anti perundungan adalah SMP Diponegoro Depok Sleman. Pada hari Rabu, 6 September 2023 pihak sekolah mengundang saya sebagai narasumber untuk kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Pendidikan Anti Bullying bagi siswa seluruh kelas VIII SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan baik ini. Pada kesempatan tersebut saya mengajak seluruh peserta untuk aktif berdiskusi terkait bullying. Apa itu definisi bullying, jenis-jenis bullying, dampak bullying, dan upaya pencegahan bullying. Seluruh peserta sangat antusias mengikuti jalannya diskusi. Belajar sambil bermain, bahkan sebagian pelajar berani speak up menyampaikan pengalamannya terlibat bullying di sekolah. Salah satu pelajar itu pun mengungkapkan harapannya agar kampanye melawan bullying terus disuarakan, agar tidak ada lagi korban-korban bullying yang mengalami trauma.

Pada kesempatan itu saya juga mendapat kesempatan berdiskusi dengan beberapa guru. Di sekolah tersebut ternyata ditemukan banyak kasus bullying. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mencegah semakin banyak kasus serupa. Saya berkesempatan memberikan rekomendasi, jika sekirannya memerlukan pendampingan bisa menemui ahli di Biro Psikologi UP 45. Tidak lupa juga saya sampaikan bahwa di Universitas Proklamasi UP45 juga tersedia Lembaga Bantuan Hukum gratis.  

Saya bersykur sekolah tersebut sangat aktif dan peduli terhadap kasus bullying  yang terjadi. Sejauh ini upaya tersebut bisa menekan angka kasus bullying di sekolah. Meskipun masih terus dilakukan pengawasan dan pendampingan terhadap semua yang terlibat. Kepedulian pihak sekolah dalam usaha menyelesaikan kasus bullying harus diapresiasi, karena di tingkat satuan pendidikan usaha pecegahan kasus sangat efektif, tentu dengan melibatkan seluruh stake holder. Orang tua, Sekolah dan Masyarakat.



 

**Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Pendidikan Anti Bullying bagi siswa seluruh kelas VIII SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 6 September 2023 di Aula SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta dan dihadiri seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah kurang lebih 185 orang siswa dan beberapa guru.

 

0 komentar:

Posting Komentar