TUGAS
ESSAI PRESTASI
Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Pendidikan
anti perundungan di SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta
Septi
Ambarwati
21310410117
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, MA
Psikologi
Inovasi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Kemendikbud
merancang profil pelajar Pancasila untuk menguatkan nilai-nilai karakter
Pancasila kepada seluruh pelajar di wilayah Indonesia. Proyek ini dicanangkan
pada tahun 2020 – 2024. Profil Pelajar Pancasila ini merupakan bentuk
pererjemahan tujuan dari pendidikan nasional, dimana pelajar memiliki peran
sebagai sasaran utama penyusunan kebijakan-kebijakan bidang pendidikan.
Karakter dan kompetensi pelajar menjadi hal utama yang harus dikuatkan, sebagai
perwujudan falsafah Pancasila. Ada enam dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu :1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan
global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.
Salah
satu issue yang hangat diperbincangkan adalah maraknya kasus perundungan
atau bullying di kalangan pelajar. Oleh sebab itu banyak satuan
pendidikan yang mengadakan kegiatan untuk penguatan karakter melalui sosialiasi
dan penyuluhan anti bullying. Salah satu sekolah yang menyadari
pentingnya sosialiasi penguatan karakter melalui pendidikan anti perundungan
adalah SMP Diponegoro Depok Sleman. Pada hari Rabu, 6 September 2023 pihak
sekolah mengundang saya sebagai narasumber untuk kegiatan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Pendidikan Anti Bullying bagi
siswa seluruh kelas VIII SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta. Saya bersyukur
mendapatkan kesempatan baik ini. Pada kesempatan tersebut saya mengajak seluruh
peserta untuk aktif berdiskusi terkait bullying. Apa itu definisi bullying,
jenis-jenis bullying, dampak bullying, dan upaya pencegahan bullying.
Seluruh peserta sangat antusias mengikuti jalannya diskusi. Belajar sambil
bermain, bahkan sebagian pelajar berani speak up menyampaikan
pengalamannya terlibat bullying di sekolah. Salah satu pelajar itu pun
mengungkapkan harapannya agar kampanye melawan bullying terus disuarakan, agar
tidak ada lagi korban-korban bullying yang mengalami trauma.
Pada
kesempatan itu saya juga mendapat kesempatan berdiskusi dengan beberapa guru. Di
sekolah tersebut ternyata ditemukan banyak kasus bullying. Berbagai
upaya sudah dilakukan untuk mencegah semakin banyak kasus serupa. Saya berkesempatan
memberikan rekomendasi, jika sekirannya memerlukan pendampingan bisa menemui
ahli di Biro Psikologi UP 45. Tidak lupa juga saya sampaikan bahwa di Universitas
Proklamasi UP45 juga tersedia Lembaga Bantuan Hukum gratis.
Saya
bersykur sekolah tersebut sangat aktif dan peduli terhadap kasus bullying yang terjadi. Sejauh ini upaya tersebut bisa menekan
angka kasus bullying di sekolah. Meskipun masih terus dilakukan
pengawasan dan pendampingan terhadap semua yang terlibat. Kepedulian pihak
sekolah dalam usaha menyelesaikan kasus bullying harus diapresiasi,
karena di tingkat satuan pendidikan usaha pecegahan kasus sangat efektif, tentu
dengan melibatkan seluruh stake holder. Orang tua, Sekolah dan
Masyarakat.
**Tulisan
ini merupakan bagian dari kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5) dengan tema Pendidikan Anti Bullying bagi siswa seluruh kelas VIII
SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 6
September 2023 di Aula SMP Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta dan dihadiri
seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah kurang lebih 185 orang siswa dan beberapa
guru.
0 komentar:
Posting Komentar