PENERIMAAN DIRI DARI KEGAGALAN AKADEMIK PEREMPUAN PERFEKSIONIS
Lisa Devita Saripi
21310410106
Dosen Pengampu : Arundati Shinta
Kelas Reguler
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Perfeksionisme
Akademik, Kegagalan, Penelitian Kualitatif. |
Sumber
|
Tresnani,
LD., Casmini. (2021). Penerimaan Diri Dari Kegagalan Akademik Perempuan
Perfeksionisme. Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan. 18(2), Oktober
2021, 110-122. |
Permasalahan |
Penelitian
ini meneliti permasalahan dalam menghadapi atau bangkit dari kegagalan
akademik bagi perempuan perfeksionisme. Dimana perempuan perfeksionisme
selalu memiiki target yang tinggi yang harus dicapai dalam kehidupan akademik
mereka. Sehingga ketika mereka mendapati kegagalan dalam hal akademik mereka
akan merasa sedih namun setelahnya dapat bangkit dengan baik. Hal ini
dikarenakan mereka memiliki konsep diri prestasi, kematangan emosi,
kepercayaan terhadap takdir tuhan , dan rasa optimis.
|
Tujuan
Penelitian |
Mendeskripsikan
cara perempuan perfeksionisme akademik bangkit dari kegagalan |
Isi |
·
Kegagalan merupakan keniscayaan yang dapat terjadi pada
setiap orang. Walau usaha
terbaik selalu dilakukan, bisa saja seseorang menemuikegagalan. Kegagalan yang dialami setelah berusaha
maksimal dalam menggapai setiap tujuan
tentunya akan menimbulkan kekecewaan,
hal ini wajar dialami oleh
setiap orang. ·
Beberapa
gejala perfeksionisme negatif
yakni sulit bertoleransi dengan
kesalahan, cenderung
merasa tidak sempurna,
berlebihan dalam mengkritik diri
sendiri, merasa rendah
diri, rentan cemas serta tingkat depresi lebih tinggi (Richardson
dkk., 2018; Van Tiel & Van Tiel, 2015). ·
Perempuan
perfeksionisme akademik merupakan individu
yang selalu menuntut kesempurnaan dan
takut akan kegagalan. Kegagalan pada
mereka dapat menimbulkan stres. Individu
perfeksionis menganggap kegagalan sebagai
kelemahan personal
(Kuntaswari & Stanislaus
Budi Hartono, 2013). Menurut
Hunt dalam Rise, perefeksionisme akademik
mengakibatkan kecemasan,
depresi, dan bahkan kecenderungan bunuh diri (J.
& F. M, 2010). ·
Perempuanperfeksionisme akademik merupakan individu
yang selalu menuntut kesempurnaan dan
takut akan kegagalan. Kegagalan pada
mereka dapat menimbulkan stres. Individu
perfeksionis
menganggapkegagalan
sebagai kelemahan personal (Kuntaswari &
Stanislaus Budi Hartono, 2013). Menurut
Hunt dalam Rise, perefeksionisme akademik
mengakibatkan kecemasan,
depresi, dan bahkan kecenderungan bunuh diri (J.
& F. M, 2010). |
Metode
|
·
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena penelitian ini bisa
mendeskripsikan bagaimana caranya menerima kegagala bagi perempuan
perfeksionis. ·
Partisipan
dalam penelitian ini ada empat, usia partisipan sama-sama dewasa muda serta
keempat pastisipan sama-sama termasuk orang
yang ketika sekolah selalu menjadi juara dan aktif di kelas.
Partisipan ini didapatkan melalui teknik purposive sampling dan yang bersedia
menjadi partisipan. Dimana partisipan ini pernah mengalami kegagalan dalam bidang
akademik, dan berhasil bangkit. ·
Penelitian
ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus
dilakukan dalam latar alamiah, holistik dan mendalam. Serta pengumpulan data dilakukan dengan
para responden. |
Hasil
|
·
Penerimaan
kegagalan pada individu perfeksionisme didapatkan
melalui konsep diri prestasi, kematangan emosi, kepercayaan akan
takdir Tuhan, dan
rasa optimis dalam diri. Selain itu adanya dukungan sosial dari
orang-orang sekitar terutama lingkungan keluargajuga turut
membantu mereka untuk dapat menerima kegagalannya. ·
Kegagalan yang
dialami individu
perfeksionis, tidak selamanya
membuat mereka terpuruk dan
kemudian menyerah. Kesemua partisipan yang
merupakan perempuan
perfeksionis akademik mampu membuktikan dirinya
dapat bangkit dari kegagalan yang
dialami bahkan menjadi pribadi yang
jauh lebih baik
dengan belajar dari kegagalan
yang dialami. Hal ini dikarenakan mereka
memiliki konsep diri prestasi yang
tinggi. Serta Kepercayaan
pada takdir Tuhan membuat mereka
kembali bangkit dari kegagalan. Kepercayaan
pada takdir Tuhan merupakan bentuk
pemahaman agama yang baik
pada diri seseorang. Keempat Partisipan
juga yakin akan kemampuannya, bahwa
bukan gagal tapi belum
tepat saja waktunya
atau mungkin dirinya bisa
lebih baik di
bidang lain yang belum
dia temukan. Sehingga keyakinan
terhadap diri mereka sendiri tidak luput dari dukungan sosial.
|
Diskusi |
· Penerimaan
terhadap kegagalan pada ranah akademik perempuan perfeksionis tidak luput
dari konsep diri yang baik, kematangan pada emosi, rasa optimis yang tinggi
serta kepercayaan pada takdir tuhan. · Seseorang
yang telah berhasil bangkit dari kegagalan adalah mereka yang memahami arti
dari konsep kegagalan itu sehingga, membuat mereka lebih tangguh. · Faktor
intelektual disini itu sangat tinggi di mana
mereka yang mempunyai intelektual lebih tinggi entunya dapat membuat
kesimpulan dan menyusun strategi yang logis untuk dapat bangkit. |
0 komentar:
Posting Komentar