Meringkas Jurnal 1
Topik |
Kematangan
Emosi, Kontrol Diri, dan Perilaku Agresif Pada Anggota Korps Brigade Mobil
Dalam Menangani Huru Hara |
Sumber |
Asmoro,
Rian, A. R., Matulessy, A. & Meiyuntariningsih. (2018). Kematangan Emosi,
Kontrol Diri, dan Perilaku Agresif Pada Anggota Korps Brigade Mobil Dalam
Menangani Huru Hara. Jurnal Psikologi dan Terapan. 9(1), Agustus 2018,
39-48. |
Permasalahan |
Tindakan agresif dari anggota Brimob tidak
jarang terjadi dalam pelaksanaan tugasnya. Dalam pengamanan unjuk rasa ketika
terjadi kerusuhan seringkali anggota Brimob tergelincir pada tindakan agresi
yang mengakibatkan timbulnya korban
kekerasan pada masa pengunjuk rasa. Salah satu penyebab munculnya perilaku
agresi adalah faktor kontrol diri. Anggota Brimob yang memiliki kontrol diri
yang baik akan mampu mengendalikan perilaku saat menangani huru hara di
lapangan guna mencapai kualitas dalam pencapaian tugas sebagai pengayom
masyarakat. Faktor lain penyeban munculnya perilaku agresi adalah kematangan
emosi. kondisi emosi positif pada para anggota Brimob penting dimiliki agar
mereka dapat menjalankan tugasnya menjaga keamanan dan ketertiban tanpa
menggunakan tindakan agresif. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
untuk menguji apakah ada hubungan antara kematangan emosi dan kontrol diri
dengan perilaku agresif anggota Brimob dalam menangani huru-hara. |
Tujuan
penelitian |
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi, kontrol diri
dan perilaku agresif. |
Metode
penelitian |
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan analisa data menggunakan teknik analisis regresi ganda,
yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh beberapa
prediktor terhadap kriteria. Subyek penelitian dalam penelitian ini
sejumlah 80 orang anggota Brimob dari keseluruhan jumlah anggota-nya sebanyak
110 orang dengan pertimbangan bahwa para anggota Brimob ini memiliki
pengalaman dan reputasi yang tinggi dalam menangani huru-hara. Seluruh subjek
merupakan anggota Kompi 2 Batalyon A Pelopor yang bermarkas di Kecamatan
Tandes Surabaya Barat. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive random sampling. Pengumpulan data
di-lakukan dengan menggunakan skala yaitu skala kematangan emosi, skala
kontrol diri dan skala perilaku agresif. Angket dalam penelitian ini dikontruksi
oleh peneliti dengan mengacu pada model Likert. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan teknik multiple regression. |
Hasil |
Koefisien korelasi antara perilaku
agresif dengan kematangan emosi adalah -0,336 dengan p = 0,00, yang berarti
kematangan emosi berpengaruh negatif terhadap perilaku agresif. Sedangkan nilai
signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
kematangan emosi memiliki peran terhadap perilaku agresif anggota Brimob
dalam menangani huru hara. Dengan demikian hipotesis penelitian kedua
diterima. Koefisien korelasi negatif tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi kematangan emosi yang dimiliki anggota Brimob maka semakin rendah
perilaku agresif yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah kematangan emosi
yang dimiliki anggota Brimob maka semakin tinggi perilaku agresif yang dimilikinya. Koefisien korelasi antara perilaku
agresif dengan kontrol diri adalah -0,409 dengan p = 0,00, yang berarti
kontrol diri memiliki peran negatif terhadap perilaku agresif. Nilai
signifikansi 0,000 < dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh
kontrol diri terhadap perilaku agresif anggota Brimob dalam menangani huru
hara. Dengan demikian hipotesis penelitian ketiga diterima. Koefisien
korelasi negatif tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kontrol diri yang
dimiliki anggota Brimob maka semakin rendah pula perilaku agresifnya, begitu
juga sebaliknya semakin rendah kontrol diri yang dimiliki anggota Brimob maka
semakin tinggi perilaku agresif yang dimiliki. |
Diskusi |
Berdasarkan penelitian ada hubungan
negatif antara kematangan emosi dan perilaku agresi anggota Brimob. Artinya, semakin
tinggi kematangan emosi yang dimiliki anggota Brimob maka semakin rendah
perilaku agresif yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah kematangan emosi
yang dimiliki anggota Brimob maka semakin tinggi perilaku agresif yang dimilikinya. Anggota Brimob yang memiliki kematangan
emosi yang baik cenderung dapat menempatkan diri dalam posisi yang baik,
hingga merek dapat mengendalikan emosinya dan berpikir secara objektif. Ciri-ciri anggota Brimob yang memiliki
kematangan emosi yang baik yaitu orang yang matang emosinya dapat menerima
baik keadaan dirinya maupun keadaan orang lain apa adanya, objektif, tidak
impulsif dapat merespon stimulus dengan cara berpikir baik, dapat mengatur
pikirannya, untuk memberikan tanggapan stimulus yang mengenai dirinya, dapat
mengontrol emosinya dengan baik, dapat mengontrol ekspresi emosinya, bersifat
sabar, penuh pengertian, pada umumnya memiliki tanggung jawab yang baik,
dapat berdiri sendiri, tidak mudah mengalami frustasi, dan mampu menghadapi
masalah dengan penuh pengertian. Anggota Brimob yang memiliki kematangan
emosi yang baik akan mampu mengurangi perilaku agresif dalam menangani huru
hara. Berdasarkan hasil penelitian ada
hubungan negatif antara kontrol diri dan perilaku agresi anggota Brimob. Artinya,
semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki anggota Brimob maka semakin rendah
pula perilaku agresifnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah kontrol diri
yang dimiliki anggota Brimob maka semakin tinggi perilaku agresif yang
dimiliki. Anggota Brimob yang memiliki kontrol
diri yang baik cenderung dapat mengendalikan diri kearah yang positif dan
tidak merugikan. Individu akan dapat mengontrol dirinya bila individu
tersebut belajar bagaimana menerima atau menolak respon yang masuk. Anggota
Brimob yang memiliki kontrol diri yang baik cenderung mampu mengurangi
perilaku agresif dalam menangani huru hara. |
0 komentar:
Posting Komentar