26.4.23

Review Jurnal-3

 

REVIEW JURNAL 3

 



 

Disusun oleh:

  Imanuel Deo S.

   20310410023



 

 

 

 

 

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 

2023

 

 

Topik

Tuntutan pekerjaan, stres kerja, polisi

Sumber

Ningrat, Q. S., & Mulyana, O. P. Hubungan Antara Tuntutan Pekerjaan Dengan Stres Kerja. Character : Jurnal Penelitian Psikologi. Volume 9 Nomor 3 (2022), 99-108

Permasalahan

Permasalahan pada penelitian ini tantangan serta tekanan yang dialami anggota polisi dalam melangsungkan tugas pekerjaannya dapat memicu munculnya stres karena tugas anggota polisi memiliki tekanan yang begitu berat karena tanggung jawabnya tidak hanya pada tugas pokok kepolisian melainkan juga bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan juga keluarganya dari bahaya yang mengancam.

Tujuan penelitian

Untuk mengetahui mengetahui hubungan antara tuntutan pekerjaan dengan stres kerja pada anggota satuan polisi.

 

Isi

·       Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah instansi yang bergerak dalam bidang militer, yang memiliki tujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

·       Tugas anggota polisi memiliki tekanan yang begitu berat karena tanggung jawabnya tidak hanya pada tugas pokok kepolisian melainkan juga bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan juga keluarganya dari bahaya yang mengancam

·       Anggota polisi dianggap sebagai pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi. Semua ini diakibatkan jam kerja yang panjang, struktur kepemimpinan serta kekhawatiran akan keselamatan. Tuntutan dan beban pekerjaan tersebut juga mengintegrasikan kemampuan mental, fisik dan emosional sehingga menambah kerentanan terjadinya stres kerja

Metode

·       Penelitian  kuantitatif menekankan pada analisis data numerik dan diolah dengan metode statistika.

·       Subjek penelitian adalah berjumlah 90 orang dengan pembagian 30 orang selaku subjek uji coba dan 60 orang selaku subjek penelitian.

·       Metode pengambilan data yaitu dengan teknik skala tuntutan kerja dan skala stres kerja. Pengumpulan data menggunakan kuisoner google form

·       Teknik analisis data menggunakan korelasi sederhana dengan bantuan SPSS 24.0 for windows, teknik ini diperlukan untuk mengetahui hubungan antara tuntutan kerja dengan stres kerja yaitu uji asumsi pertama dan uji hipotesis.

Hasil

·         Data yang diperoleh dalam penelitian ini pada uji normalitas didapatkan nilai signifikansi variabel tuntutan kerja sebesar 0.200 dan variabel stres kerja sebesar 0.055. Maka disimpulkan bahwa variabel tuntutan kerja dan stres kerja berdistribusi normal karena nilai signifikansi yang didapatkan dari hasil uji normalitas lebih dari 0.05 (p<0.05).

·         Data yang diperoleh dari uji linearitas yaitu antara kedua variabel menunjukkan nilai signifikansi 0.000 yang mana hasil memiliki nilai kurang dari 0,05 (p0,05) maka hubungan antara kedua variabel adalah linear.

·         Hasil uji hipotesis “terdapat hubungan antara tuntutan pekerjaan dengan stres kerja pada satuan anggota polisi” variabel tuntutan kerja dan stres kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0.000 yang artinya nilai kurang dari 0.05 atau (p<.0.05).  Hasil pada tabel korelasi menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi product moment dari kedua variabel didapatkan nilai sebesar 0.612 atau (r=0.612) yang mana menunjukkan nilai yang positif atau searah antara kedua variabel. Berdasarkan tabel 8, nilai 0.612 berada pada rentang 0.60–0.779 yang artinya variabel tuntutan kerja dengan stres kerja memiliki hubungan kuat sehingga dapat disimpulkan kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan.

Diskusi

·       Stres berpengaruh terhadap kesehatan fisik, psikis, serta perilaku individu. Stres kerja yang timbul seperti munculnya tekanan fisiologis yang mengakibatkan tubuh mengalami kelelahan dalam bekerja padahal anggota polisi memiliki kewajiban untuk senantiasa siap siaga di setiap waktu jika terjadi suatu masalah di masyarakat. Tekanan psikologis juga mempengaruhi semangat anggota polisi dalam bekerja menurun

·       Aspek fisiologis dapat terlihat dengan adanya perubahan terhadap ketahanan tubuh yang dirasakan anggota polisi. Perubahan yang terjadi di antaranya sakit kepala, otot-otot yang kaku jika bekerja terlalu lama, serta kondisi badan yang sering capek dan pegal. Hal tersebut diakibarkan karena tugas yang dilakukan oleh para anggota polisi di lapangan pada divisi tersebut yaitu melakukan patroli, melaksanakan sosialisasi atau penyuluhan narkoba, investigasi tersangka narkoba, melaksanakan razia malam untuk menjaga keamanan serta menjamin ketertiban. Selain bekerja di luar ruangan, mereka juga harus bekerja di depan komputer, sehingga mengakibatkan persendian yang sering pegal, otot yang kaku dan sakit kepala akibat bekerja terlalu lama

·       Pada aspek psikologi muncul perasaan cemas, bosanan dalam bekerja, dan menurunnya semangat dalam bekerja. Pekerjaan yang cukup berat menyebabkan tingginya resiko yang harus dihadapi oleh para anggota polisi.

·       Pada aspek sosial menjelaskan tuntutan pekerjaan yang muncul saat menghadapi atasan dan rekan kerja. Anggota polisi dituntut untuk menerima segala keputusan dari pimpinan yang memiliki kedudukan lebih tinggi, terlebih jika setiap tahunnya berganti atasan. Seluruh anggota polisi harus dapat menerima atasan dengan baik dan mampu menyesuaikan diri dengan atasan. Dalam instansi kepolisian seringkali dibentuk tim kerja untuk memudahkan penyelesaian tugas yang diberikan.

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar