REVIEW
JURNAL 3
Disusun oleh:
Imanuel Deo S.
20310410023
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2023
Topik |
Tuntutan pekerjaan, stres kerja,
polisi |
Sumber |
Ningrat, Q. S., & Mulyana, O. P. Hubungan
Antara Tuntutan Pekerjaan Dengan Stres Kerja. Character :
Jurnal Penelitian Psikologi.
Volume
9 Nomor 3 (2022), 99-108 |
Permasalahan |
Permasalahan pada penelitian ini tantangan
serta tekanan yang dialami anggota polisi dalam melangsungkan tugas
pekerjaannya dapat memicu munculnya stres karena tugas anggota polisi
memiliki tekanan yang begitu berat karena tanggung jawabnya tidak hanya pada
tugas pokok kepolisian melainkan juga bertanggung jawab pada dirinya sendiri
dan juga keluarganya dari bahaya yang mengancam. |
Tujuan penelitian |
Untuk mengetahui mengetahui hubungan antara tuntutan pekerjaan
dengan stres kerja pada anggota satuan polisi. |
Isi |
·
Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) adalah instansi yang bergerak dalam bidang militer, yang
memiliki tujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat,
serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia. ·
Tugas anggota polisi memiliki
tekanan yang begitu berat karena tanggung jawabnya tidak hanya pada tugas
pokok kepolisian melainkan juga bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan
juga keluarganya dari bahaya yang mengancam ·
Anggota
polisi dianggap sebagai pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi. Semua ini
diakibatkan jam kerja yang panjang, struktur kepemimpinan serta kekhawatiran
akan keselamatan. Tuntutan dan beban pekerjaan tersebut juga mengintegrasikan
kemampuan mental, fisik dan emosional sehingga menambah kerentanan terjadinya
stres kerja |
Metode |
· Penelitian kuantitatif menekankan pada analisis data
numerik dan diolah dengan metode statistika. ·
Subjek penelitian adalah berjumlah
90 orang dengan
pembagian 30
orang selaku subjek uji coba
dan 60 orang selaku subjek penelitian. ·
Metode pengambilan data yaitu dengan teknik
skala tuntutan kerja dan skala stres kerja. Pengumpulan data menggunakan
kuisoner google form ·
Teknik analisis data menggunakan korelasi
sederhana dengan bantuan SPSS 24.0 for windows, teknik ini diperlukan untuk
mengetahui hubungan antara tuntutan kerja dengan stres kerja yaitu uji asumsi pertama dan uji hipotesis. |
Hasil |
·
Data yang diperoleh dalam penelitian ini pada uji
normalitas didapatkan nilai
signifikansi variabel tuntutan kerja sebesar 0.200 dan variabel stres kerja sebesar 0.055. Maka disimpulkan
bahwa variabel tuntutan
kerja dan stres kerja berdistribusi normal karena nilai signifikansi yang didapatkan dari hasil uji
normalitas lebih dari 0.05
(p<0.05). ·
Data yang diperoleh dari uji linearitas yaitu antara
kedua variabel menunjukkan nilai signifikansi 0.000 yang mana hasil memiliki
nilai kurang dari 0,05 (p0,05) maka hubungan antara kedua variabel adalah
linear. ·
Hasil uji hipotesis “terdapat
hubungan antara tuntutan pekerjaan dengan stres kerja pada satuan anggota
polisi” variabel
tuntutan kerja dan stres kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0.000 yang
artinya nilai kurang dari 0.05 atau (p<.0.05). Hasil
pada tabel korelasi menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi product moment
dari kedua variabel didapatkan nilai sebesar 0.612 atau (r=0.612) yang mana
menunjukkan nilai yang positif atau searah antara kedua variabel. Berdasarkan
tabel 8, nilai 0.612 berada pada rentang 0.60–0.779 yang artinya variabel
tuntutan kerja dengan stres kerja memiliki hubungan kuat sehingga dapat
disimpulkan kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan. |
Diskusi |
·
Stres
berpengaruh terhadap kesehatan fisik, psikis, serta perilaku individu. Stres
kerja yang timbul seperti munculnya tekanan fisiologis yang mengakibatkan
tubuh mengalami kelelahan dalam bekerja padahal anggota polisi memiliki
kewajiban untuk senantiasa siap siaga di setiap waktu jika terjadi suatu
masalah di masyarakat. Tekanan psikologis juga mempengaruhi semangat anggota
polisi dalam bekerja menurun ·
Aspek fisiologis dapat terlihat
dengan adanya perubahan terhadap ketahanan tubuh yang dirasakan anggota
polisi. Perubahan yang terjadi di antaranya sakit kepala, otot-otot yang kaku
jika bekerja terlalu lama, serta kondisi badan yang sering capek dan pegal.
Hal tersebut diakibarkan karena tugas yang dilakukan oleh para anggota polisi
di lapangan pada divisi tersebut yaitu melakukan patroli, melaksanakan
sosialisasi atau penyuluhan narkoba, investigasi tersangka narkoba,
melaksanakan razia malam untuk menjaga keamanan serta menjamin ketertiban.
Selain bekerja di luar ruangan, mereka juga harus bekerja di depan komputer,
sehingga mengakibatkan persendian yang sering pegal, otot yang kaku dan sakit
kepala akibat bekerja terlalu lama ·
Pada aspek psikologi muncul perasaan
cemas, bosanan dalam bekerja, dan menurunnya semangat dalam bekerja. Pekerjaan yang cukup berat
menyebabkan tingginya resiko yang harus dihadapi oleh para anggota polisi. ·
Pada aspek sosial menjelaskan
tuntutan pekerjaan yang muncul saat menghadapi atasan dan rekan kerja.
Anggota polisi dituntut untuk menerima segala keputusan dari pimpinan yang
memiliki kedudukan lebih tinggi, terlebih jika setiap tahunnya berganti
atasan. Seluruh anggota polisi harus dapat menerima atasan dengan baik dan
mampu menyesuaikan diri dengan atasan. Dalam instansi kepolisian seringkali
dibentuk tim kerja untuk memudahkan penyelesaian tugas yang diberikan. |
0 komentar:
Posting Komentar