6.1.23

Ujian akhir psikologi lingkungan

 

ESSAY PSIKOLOGI LINGKUNGAN


Nama : Rosnafina

Nim : 2230420040

Dosen pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, M. A.


Sampah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup. Sampah adalah material yang dibuang sebagai sisa dari hasil produksi industri maupun rumah tangga. Sampah adalah suatu bahan yang rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar dan sebagainya (Sejati dalam Sumarni dkk, 2021). Permasalahan mengenai sampah membutuhkan perhatian yang lebih dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat sekitar. Sampai saat ini persoalan mengenai sampah belum bisa terselesaikan, Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung. Tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Pengelolaan sampah yang terjadi selama ini dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah.

Kebersihan merupakan suatu kewajiban dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari kebersihan diri sendiri hingga kebersihan lingkungan. Kebersihan bisa mencerminkan kesehatan setiap manusia, lingkungan yang kotor tentu tidak akan membuat seseorang menjadi sehat dan berpotensi menjadi sakit dan menimbulkan penyakit yang akan juga mempengaruhi kelangsungan hidup seseorang. Khususnya pada anak-anak, karena anak-anak masih sangat membgutuhkan bimbingan untuk mengajarkan betapa pentingnya menjaga kebersihan sejak usia dini.Generasi penerus bangsa yaitu anak-anak usia sekolah yang khususnya sekolah dasaryang merupakan anak usia 6-12 tahun. Dimana suatu bangsa memerlukan penerus yang berkualitas yang bisa membuat bangsanya berkembang dan maju.Kualitas yang baik akan tercipta jika sumber daya manusia di berikan pengawasan mulai dari anak usia sekolah (Ilmi dkk, 2015).

Lingkungan yang bersih dan sehat adalah lingkungan yang bebas dari berbagai kotoran, termasuk di antaranya debu, sampah dan bau. Karena proses penularan penyakit disebabkan oleh mikroba, lingkungan yang bersih dan sehat juga berarti harus bebas dari virus, bakteri pathogen dan berbagai vektor penyakit. Lingkungan bersih dan sehat juga harus bebas dari bahan kimia berbahaya. Namun demikian masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan selalu menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat. Bahkan kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan selalu meningkat setiap tahun (Prasetyo dkk, 2012).

Banyak aktivitas manusia yang berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan, misalnya pengelolaan sampah dan limbah yang kurang baik, meningkafirya penggunaan bahan-bahan yang tidak mampu didegradasi oleh alam, meningkatnya jumlah dan penggunaan kendaraan pribadi dan kendaraan yang tidak layakjalan, dan operasi industri yang berpengelolaan buruk. Perencanaan tata ruang dan wilayah yang tidak mempedulikan kaidah pelestarian lingkungan, kelemahan birokrasi, penegakan hukum dan kelembagaan juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kualitas lingkungan.

Kepedulian masyarakat yang rendah terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan semakin memperparah kondisi lingkungan. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai atau selokan yang dapat menyebabkan meluapnya air sungai atau banjir yang tidak terduga. Bahkan banyak berdiri bangunan yalng tidak memikirkan saluran air pembuangan sehingga air tidak mengalir normal atau sistem drainase yang tidak berjalan karena banyaknya peyumbatan.

Rendahnya kualitas lingkungan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Lingkungan yang tidak terawat, kumuh dan kotor akan menjadi tempat berkembangnya berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit dan organisme vektor pembawa penyakit. Akibatnya masyarakat menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit. Kondisi ini jelas akan menghambat pembangunan yang sedang dijalankan

Kegiatan before-after yang saya lakukan di berbagai fasilitas umum seperti sekolah dan juga gereja merupakan tempat yang mudah di jamah oleh orang. Jika tempat itu kotor, tentu orang akan enggan untuk datang serta mengganggu proses belajar-mengajar ataupun peribadatan yang sedang berlangsung. Hal itulah yang membuat saya tergerak melakukan before-after ditempat-tempat tertentu, misal disekolahan tentu akan mengajarkan anak-anak untuk menjaga kebersihan dimulai sejak kecil, sedangkan tempat peribadatan tentu tidak akan mengganggu proses ibadah dan juga menambah nilai pahala. Kegiatan ini akan tetap saya lakukan agar kedepannya orang lain tentu akan terinspirasi juga untuk melakukan perbuatan baik seperti yang saya lakukan, membuat orang lain tergerak untuk kebersihan baik diri maupun lingkungan sekitar termasuk fasilitas umum lainnya. Kegiatan ini tentu dapat dilakukan setiap harinya, meskipun awalnya berkaitan dengan tugas kuliah, yang dapat berlanjut kedepannya.

Kegiatan ini tentu berhubungan dengan hirarki pengelolaan limbah, yakni mencegah, mengurangi, mendaur ulang serta mengolahnya secara aman. Sampah yang ada di lingkungan fasilitas umum tentu dapat dipilah sesuai dengan kriterianya, kemudian dapat dilakukan recycling pada sampah tersebut, sehingga sampah-sampah yang terkumpul dapat digunakan kembali untuk hal yang lain, misalnya botol plastik untuk tanaman hias, ataupun sampah dedaunan untuk kompos.

Saya tidak memilih melakukan kegiatan kompos karena terlalu lamanya proses pembuatan kompos, serta berbagai alat yang perlu digunakan sehingga harus mengeluarkan biaya lagi. Selain itu bahan pembuatan kompos rumah tangga juga harus memilih lagi di tempat sampah yang sudah menumpuk bahkan berulat juga, sehingga saya tidak memilih melakukan kegiatan kompos.

Daftar Pustaka

Ilmi, V. dkk. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Bernyanyi Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TKRA Perwanida Krangkongan.

Prasetyo dkk. (2012). Pengelolaan Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan Masyarakat Kalicari Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. IKIP PGRI Semarang.

Sumarni, L. dkk. (2021). Edukasi Dalam Upaya Meningkatkan Kepedulian Masyarakat Tentang Menjaga Kebersihan Lingkungan Dengan Tidak Membuang Sampah Sembarangan. Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar