RELEVANSI KEGIATAN BEFORE AFTER DENGAN HIRARKI PRIORITAS DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M.A.
Nama : Ramahwati
NIM : 213104110037
Reguler A
Fakultas Psikologi
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya yaitu psikologi lingkungan. Cabang ilmu ini berperan dalam mencegah dan menyelesaikan permasalahan lingkungan yang terjadi. Hal ini termasuk 4 kegiatan yang pernah ditugaskan oleh dosen pengampu untuk memenuhi tugas essay 3. Diantara kegiatan before after,menabung di bank sampah,plogging, dan kompos, saya menjadikan kegiatan before after sebagai bahan materi yang akan saya tuangkan dalam essay tersebut. Alasan saya memilih kegiatan itu karena dampak pada lingkungan nyata dan dapat segera diketahui serta merupakan kegiatan positif yang paling mudah dilakukan oleh siapapun. Kegiatan ini hanya membutuhkan rasa peduli dan keinginan untuk menjadikan lingkungan lebih bersih dari keadaan sebelumnya. Upaya dalam menjaga kebersihan sudah menjadi hal umum dan sejak lama di galakkan di semua lingkup kehidupan, namun kegiatan tersebut tidak sepenuhnya berkelanjutan, hanya orang-orang tertentu yang menjadikan kegiatan tersebut sebagai rutinitas. Sebagai mahasiswa, cara yang akan saya terapkan dalam diri agar kegiatan tersebut bisa berkelanjutan, bahkan jika saya sudah tidak mengambil mata kuliah psikologi lingkungan yaitu dengan menanamkan dalam diri jika kebersihan itu penting bagi diri sendiri dan lingkungan. Dengan menjaga kebersihan berarti telah berupaya mencegah segala penyakit yang timbul akibat bakteri atau kuman yang berada pada lingkungan yang kotor atau kurang terjaga kebersihannya.
Dalam kegiatan before after selain sampah organik berupa dedaunan, jenis sampah yang paling sering saya temui yaitu sampah plastik. Sampah plastik bisa dikatakan sebagai penyumbang limbah terbesar hingga menyebabkan pencemaan lingkungan karena membutuhkan waktu 100 tahun lebih agar dapat terurai sempurna di alam. Oleh karenanya limbah berbahan plastik sulit terurai, terkadang saya memanfaatkan kantong plastik yang berasal dari kegiatan before after menjadi bunga plastik sebagai hiasan atau menambah nilai estetika. Dalam pengendalian sampah juga dikenal istilah hirarki prioritas pengelolaan limbah, yaitu prinsip berupa pedoman tentang tahapan-tahapan pengelolaan limbah mulai dari yang lebih prioritas hingga yang tidak prioritas dan biasanya disajikan dalam bentuk piramid.
Dalam piramid tersebut terdapat 6 prioritas pengelolaan limbah. Prioritas pertama yaitu prevention (pencegahan), diartikan sebagai cara yang dilakukan untuk mencegah timbulnya sampah. Contoh perilakunya dapat berupa mengkonsumsi bahan pangan yang tidak menimbulkan sisa atau sampah sama sekali. Prioritas kedua yaitu minimisation (reduce) yaitu meminimalkan atau mengurangi sampah. Contoh perilakunya memilih makanan yang menghasilkan limbah paling sedikit. Prioritas ketiga yaitu reuse atau menggunakan kembali barang untuk keperluan yang sama atau berbeda fungsi. Contoh perilakunya dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai hiasan bunga. Prioritas keempat yaitu recycling yang berarti mendaur ulang limbah. Contoh perilakunya yaitu mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk kompos. Prioritas keenam yaitu energy recovery atau memanfaatkan limbah untuk keperluan energi. Contoh perilakunya adalah berdirinya PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Priotitas keenam yaitu disposal atau membuang serta memusnahkan limbah. Sisa dari prioritas ke enam disebut sebagai residu atau ampas.
Jika dikaitkan dengan hirarki prioritas sampah, maka kegiatan before after hingga menghasilkan bunga plastik bisa dikategorikan dalam prioritas 3 yaitu kategori reuse. Sampah kantong plastik yang sudah tidak terpakai digunakan kembali dengan melibatkan kreativitas, inovasi serta penerapan. Namun,dalam hal ini saya lebih menekankan konsep kreativitas dibanding inovasi ataupun penerapan, karena pembuatan kerajinan bunga plastik bukan hal pertama yang dilakukan oleh masyarakat. Di samping itu, jika digali lebih dalam ternyata tidak sedikit dari masyarakat yang kurang menerapkan reuse dalam mengurangi sampah. Menurut Kim&Paulos 2011, terdapat empat alasan yang berkaitan dengan rendahnya reuse, diantaranya yaitu ketidadaan informasi yang akurat dan rinci tentang bagaimana cara menggunakan kembali (reuse), adanya unsur kelekatan secara emosi terhadap barang tersebut meskpun barang tersebut sudah usang dan tidak berfungsi lagi, proses kreatif membutuhkan waktu lama serta biaya yang ditimbulkan dari reparasi barang jauh lebih tinggi daripada harga barang baru, mereka yang ingin membuang dan mendaur ulang barang-barang usang merasa terbebani oleh waktu dan lokasi.
Kegiatan pembuatan kompos tidak saya jadikan sebagai materi dalam pembuatan essay 3 karena beberapa alasan, menurut saya pembuatan kompos membutuhkan ilmu dan pengalaman yang pernah didapatkan sebelumnya. Dibutuhkan pula bahan-bahan yang sebelumnya kurang familiar bagi saya, seperti campuran cairan untuk mempercepat proses pembusukan. Bahan pokok berupa sampah organik (dedaunan ataupun sayuran) yang sebenarnya kurang melimpah keberadaannya dilingkungan tempat tinggal saya. Hal lain yang melatarbelakangi saya untuk tidak menjadikan kegiatan pembuatan kompos sebagai bahan materi essay 3 dikarenakan memakan waktu yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjnzavu77L8AhVKtWMGHVGVAWEQFnoECBIQAQ&url=https%3A%2F%2Fsemnaslppm.ump.ac.id%2Findex.php%2Fsemnaslppm%2Farticle%2Fview%2F77&usg=AOvVaw0orLWkFjDbhpWoVfvWC7KE. 2019 “KREATIVITAS PADA KEGIATAN PEMANFAATAN KEMBALI SAMPAH (REUSE)”. Diakses pada 6 Januari 2023.
http://et-konsultanlingkungan.blogspot.com .” Prinsip Hirarki Pengelolaan Limbah”. Diakses pada 6 Januari 2023. http://et-konsultanlingkungan.blogspot.com/2012/01/prinsip-hirarki-pengelolaan-limbah.html .2012
0 komentar:
Posting Komentar