TUGAS UJIAN
AKHIR
SEMESTER (UAS)
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu |
: |
Dr. Dra. Arundati Shinta,
MA |
Nama |
: |
Zaen Isnaini Sabilla N |
NIM |
: |
22310420038 |
Fakultas |
: |
Psikologi |
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Olahraga pilihan yang
dilakukan adalah bersepeda. Penambahan olahraga yang dilakukan adalah Harvard
Step. Individu di usia dewasa direkomendasikan untuk melakukan aerobik selama
30 menit atau lebih setiap harinya. Latihan aerobik (aerobic exercise) adalah
olahraga yang terus-menerus seperti lari, berenang atau bersepeda. Latihan ini
merangsang kerja jantung dan paru-paru. Salah satu fungsinya yakni untuk meningkatkan
detak jantung minimal 60% dari detak jantung maksimum, hal ini direkomendasikan
oleh para ahli kesehatan.
Olahraga bersepeda selain
sebagai latihan aerobik, juga meningkatkan daya tahan ketika beraktivitas/bekerja
di luar ruangan, misalnya kecepatan langkah kaki/gerak, meningkatkan threshold
daya tahan tubuh. Bersepeda juga digunakan sebagai sarana refresh pikiran dari
penat pekerjaan selama satu minggu lamanya. Harvard Step merupakan tes
ketahanan (endurance) terhadap kinerja jantung dan paru. Biasanya digunakan
untuk melihat kemampuan daya tahan individu dalam melakukan aktivitas fisik
secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa lemah. Manfaat kedua
olahraga ini saling berkesinambungan. Manfaat langsung yang dirasakan increase
of endurance, misalnya saat bekerja dilapangan, serta aktivitas naik turun
tangga setiap harinya. Kedua aktivitas olahraga tersebut diatas dilakukan
secara teratur setiap diakhir pekan setiap minggunya. Dikarenakan olahraga
tersebut telah menjadi kebiasaan selama kurang lebih satu tahun, seperti
kewajiban, jika tidak dilakukan akan terasa ada yang kurang, maka dari selalu
menyempatkan diri serta tidak pernah terlewatkan.
Kegiatan nilai tambah
yang dilakukan yakni Harvard Step. Kegiatan ini dipilih dikarenakan mempunyai
fungsi sejalan dengan latihan aerobik yakni bersepeda. Menjaga dan meningkatkan
endurance fisik individu. Hal ini berguna untuk meningkatkan threshold daya
tahan tubuh yang berguna untuk memperpanjang waktu fisik dalam bekerja, di kantor,
di lapangan serta naik turun tangga.
Nilai tambah secara
praktis yang dirasakan setelah berolahraga antara lain badan berkeringat
sehingga terasa baru dan segar. Kemudian juga sarana refresh otak, badan dan
mata dimana seminggu beraktivitas penuh bergelut dengan pekerjaan yang
membutuhkan kerja otak serta aktivitas fisik di kantor dan lapangan serta berhadapan
dengan PC merupakan distres source membutuhkan coping serta katarsis yang tepat
supaya tetap taft dalam kehidupan ini.
Preferensi keberlanjutan
kegiatan bergatung dari kesadaran individu serta manfaat dari aktivitas yang dirasakan
secara langsung. Menurut Fishbein & Ajzen, Teori Perilaku Terencana yang
mempelajari sikap yang spsesifik terhadap suatu perilaku. Misalnya, sikap
terhadap konsep umum seperti kondisi kesehatan, tidak dapat memprediksikan
latihan dan praktik diet tertentu, namun sikap seorang individu mengenai
keuntungan dan kerugian melakukan lari pagi merupakan suatu prediktor yang kuat
untuk menentukan apakah individu akan lari pagi secara teratur. Hal yang paling
dapat memprediksikan perilaku yakni pertama, apabila mengetahui sikap terhadap
perilaku misalnya “individu berusaha memiliki fisik yang prima”. Kedua, self
efficacy atau norma subjektif misalnya “tetangga sepertinya rutin lari pagi dan
pergi ke gym”. Ketiga, kontrol yang dipersepsi misalnya “individu dapat melakukan
hal ini ”lari” dengan mudah. Ketiga hal tersebut secara bersamaan menentukan
niat untuk berperilaku individu misalnya “individu akan mulai berlari minggu
depan” yang kemudian mengarahkan pada perilaku.
Kegiatan olahraga yang dilakukan secara
rutin merupakan salah satu sarana untuk readiness to change (kesiapan untuk berubah). Selain menjaga kesehatan fisik dan mental olahraga dapat memperbaiki
konsep diri serta mengurangi kecemasan dan depresi. Aktivitas sedanga atau intensif
dapat memberikan keuntungan fisik dan psikologis, misalnya olahraga rutin minimal
30 menit per hari menunjukan 47% keberhasilan paling tinggi dibanding strategi
diet lainnya. Selain kesenangan dan kenikmatan dalam olahraga, serta manfaat
dari olahraga itu sendiri, juga membuat olahraga menjadi aktivitas yang sangat
penting bagi kehidupan individu. Readiness to change dengan sarana olahraga yakni dengan mengurangi waktu menonton
TV, memetakan kemajuan dari oleharaga yang telah dilakukan sebelumnya, menjadi
lebih baik “stop membuat alasan, dan berolahraga rutin”, kognitif “bayangkan alternatif
jika tidak menyempatkan diri untuk berolahraga”. Readiness to change dari olahraga sudah memenuhi faktor dari affective-behavior-cognitive.
0 komentar:
Posting Komentar