6.1.23

 

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

PSIKOLOGI INOVASI

 RUNNING & HARVARD STEPS

Dosen Pengampu

:

Dr. Dra. Arundati Shinta, MA

Nama

:

Zaen Isnaini Sabilla N

NIM

:

22310420038

Fakultas

:

Psikologi

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA


Olahraga pilihan yang dilakukan adalah bersepeda. Penambahan olahraga yang dilakukan adalah Harvard Step. Individu di usia dewasa direkomendasikan untuk melakukan aerobik selama 30 menit atau lebih setiap harinya. Latihan aerobik (aerobic exercise) adalah olahraga yang terus-menerus seperti lari, berenang atau bersepeda. Latihan ini merangsang kerja jantung dan paru-paru. Salah satu fungsinya yakni untuk meningkatkan detak jantung minimal 60% dari detak jantung maksimum, hal ini direkomendasikan oleh para ahli kesehatan.

Olahraga bersepeda selain sebagai latihan aerobik, juga meningkatkan daya tahan ketika beraktivitas/bekerja di luar ruangan, misalnya kecepatan langkah kaki/gerak, meningkatkan threshold daya tahan tubuh. Bersepeda juga digunakan sebagai sarana refresh pikiran dari penat pekerjaan selama satu minggu lamanya. Harvard Step merupakan tes ketahanan (endurance) terhadap kinerja jantung dan paru. Biasanya digunakan untuk melihat kemampuan daya tahan individu dalam melakukan aktivitas fisik secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa lemah. Manfaat kedua olahraga ini saling berkesinambungan. Manfaat langsung yang dirasakan increase of endurance, misalnya saat bekerja dilapangan, serta aktivitas naik turun tangga setiap harinya. Kedua aktivitas olahraga tersebut diatas dilakukan secara teratur setiap diakhir pekan setiap minggunya. Dikarenakan olahraga tersebut telah menjadi kebiasaan selama kurang lebih satu tahun, seperti kewajiban, jika tidak dilakukan akan terasa ada yang kurang, maka dari selalu menyempatkan diri serta tidak pernah terlewatkan.

Kegiatan nilai tambah yang dilakukan yakni Harvard Step. Kegiatan ini dipilih dikarenakan mempunyai fungsi sejalan dengan latihan aerobik yakni bersepeda. Menjaga dan meningkatkan endurance fisik individu. Hal ini berguna untuk meningkatkan threshold daya tahan tubuh yang berguna untuk memperpanjang waktu fisik dalam bekerja, di kantor, di lapangan serta naik turun tangga.

Nilai tambah secara praktis yang dirasakan setelah berolahraga antara lain badan berkeringat sehingga terasa baru dan segar. Kemudian juga sarana refresh otak, badan dan mata dimana seminggu beraktivitas penuh bergelut dengan pekerjaan yang membutuhkan kerja otak serta aktivitas fisik di kantor dan lapangan serta berhadapan dengan PC merupakan distres source membutuhkan coping serta katarsis yang tepat supaya tetap taft dalam kehidupan ini.

Preferensi keberlanjutan kegiatan bergatung dari kesadaran individu serta manfaat dari aktivitas yang dirasakan secara langsung. Menurut Fishbein & Ajzen, Teori Perilaku Terencana yang mempelajari sikap yang spsesifik terhadap suatu perilaku. Misalnya, sikap terhadap konsep umum seperti kondisi kesehatan, tidak dapat memprediksikan latihan dan praktik diet tertentu, namun sikap seorang individu mengenai keuntungan dan kerugian melakukan lari pagi merupakan suatu prediktor yang kuat untuk menentukan apakah individu akan lari pagi secara teratur. Hal yang paling dapat memprediksikan perilaku yakni pertama, apabila mengetahui sikap terhadap perilaku misalnya “individu berusaha memiliki fisik yang prima”. Kedua, self efficacy atau norma subjektif misalnya “tetangga sepertinya rutin lari pagi dan pergi ke gym”. Ketiga, kontrol yang dipersepsi misalnya “individu dapat melakukan hal ini ”lari” dengan mudah. Ketiga hal tersebut secara bersamaan menentukan niat untuk berperilaku individu misalnya “individu akan mulai berlari minggu depan” yang kemudian mengarahkan pada perilaku.

Kegiatan olahraga yang dilakukan secara rutin merupakan salah satu sarana untuk readiness to change (kesiapan untuk berubah). Selain menjaga kesehatan fisik dan mental olahraga dapat memperbaiki konsep diri serta mengurangi kecemasan dan depresi. Aktivitas sedanga atau intensif dapat memberikan keuntungan fisik dan psikologis, misalnya olahraga rutin minimal 30 menit per hari menunjukan 47% keberhasilan paling tinggi dibanding strategi diet lainnya. Selain kesenangan dan kenikmatan dalam olahraga, serta manfaat dari olahraga itu sendiri, juga membuat olahraga menjadi aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan individu. Readiness to change dengan sarana olahraga yakni dengan mengurangi waktu menonton TV, memetakan kemajuan dari oleharaga yang telah dilakukan sebelumnya, menjadi lebih baik “stop membuat alasan, dan berolahraga rutin”, kognitif “bayangkan alternatif jika tidak menyempatkan diri untuk berolahraga”. Readiness to change dari olahraga sudah memenuhi faktor dari  affective-behavior-cognitive.


0 komentar:

Posting Komentar