OLAHRAGA SEBAGAI UPAYA PERUBAHAN DIRI
Essay
Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi
Semester
Ganjil (2022/2023)
Winne
Herwina (20310410018)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA
Perubahan
diri merupakan suatu hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Perubahan merupakan
suatu hal yang tidak menetap, artinya berpindah ke suatu hal yang lain. Umumnya,
perubahan sering terjadi ke hal yang baik dan positif. Tentunya perubahan juga
memerluakan kesiapan.
Pada
perubahan diri, kesiapan ini sangat penting. Mengapa? karena kesiapan
menunjukkan bahwa kita benar-benar mau menerima sesuatu yang baru dan mau
melakukan hal yang baru. Holt, et al (2007) mendefinisikan kesiapan untuk
berubah sebagai sikap komprehensif yang secara stimultan dipengaruhi oleh isi,
proses, konteks, dan individu yang terlibat dalam suatu perubahan,
merefleksikan sejauh mana kecenderungan individu untuk menyetujui, menerima,
dan mengadopsi rencana spesifik yang bertujuan utuk mengubah keadaan saat ini.
perubahan yang terjadi akan memunculkan dua sikap yaitu positif atau negatif.
Sikap positif ditunjukkan dengan adanya kesiapan untuk berubah dan sikap
negatif ditunjukkan dengan adanya penolakan terhadap perubahan.
Perubahan
diri di sini tentu mengarah pada perubahan yang positif, perubahan yang mengubah
diri menjadi lebih baik. Dalam perubahan diri dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara ataupun dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Salah satu contoh sederhananya adalah
berolahraga. Tentu perubahan diri yang dilakukan dengan cara berolahraga yang
paling utama adalah untuk mencapai kebugaran jasmani. Setiap individu pasti
menginginkan kebugaran jasmani. Dengan kebugaran jasmani, maka setiap individu
akan tampil lebih dinamis atau semangat sehingga dapat mempengaruhi peningkatan
produktivitasnya.
Kebugaran
jasmani merupakan suatu modal yang penting dimiliki oleh setiap individu,
karena dengan memiliki kebugaran jasmani yang baik makan individu akan lebih
mudah dalam melakukan setiap aktivitasnya, dan sebaliknya jika individu
memiliki kebugaran jasmani yang kurang baik maka akan mendapatkan kesulitan
dalam melakukan setiap aktivitasnya.
Selain
berdampak baik untuk kesehatan fisik, ternyata olahraga juga dapat berdampak
baik bagi kesehatan mental. Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi
dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan
untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan
menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Jika dilakukan secara
rutin, olahraga membuat suasana hati meningkat, karena adanya peningkatan kadar
hormon endrofin secara tidak langsung (Fadhli, 2020). Saat olahraga tubuh
melepaskan neurotransmitter serta berbagai hormon diantaranya endorfin, dopamin
dan juga sorotonin. Hormon endorfin dapat memberikan efek euforia. Sementara
dopamin dapat meningkatkan mood. Pada kadar serotonin yang dilepaskan pun juga
dapat berdampak positif pada suasana hati seseorang.
Dalam
hal ini, penulis mencoba untuk melakukan kegiatan tersebut tentu dimulai dengan
cara sederhana yaitu berolahraga. Olahraga yang dilakukan adalah jogging.
Jogging dilakukan secara rutin seminggu 2-3 kali selama jangka waktu 8 minggu
tanpa terputus. Dalam hal ini penulis mengutamakan sebuah komitmen dan
konsistensi. kegiatan ini dilakukan karena penulis ingin merubah dirinya
menjadi lebih sehat dan bugar, karena sebelumnya penulis sering sakit sehingga
produktifitasnya dalam kegiatan atau pekerjaan tidak maksimal.
Penulis
memilih olahraga jogging sebagai kegiatan perubahan diri karena sudah terbiasa
dan paling mudah dilakukan, tidak memerlukan akses yang sulit. Selain jogging,
penulis juga melakukan kegiatan naik turun tangga sebagai nilai tambahnya. Hal
ini dilakukan karena penulis seringkali melakukannya di tempat kerja. Dari pada
hanya mondar-mandir, naik turun hanya mendapat lelahnya, penulis meniatkannya sekaligus
untuk berolahraga supaya melakukannya pun dengan semangat serta tidak hanya lelah
yang didapat namun manfaat bagi kebugaran jasmani yang dirasakan, selain itu
penulis melakukannya agar kegiatan perubahan diri tidak membosankan, tidak
hanya melakukan jogging saja.
Penulis
menganggap kegiatan nilai tambah yang dilakukan sebagai bentuk pendorong diri
dalam perubahan itu sendiri. Melakukannya tidak tanggung-tanggung. Sebagai
penggenap kegiatan utama perubahan diri yaitu jogging. Selain itu, nilai tambah
ini juga sebagai bentuk upaya penulis untuk belajar melakukan sesuatu dengan
serius, agar perubahan diri yang dicapai juga dapat optimal dan maksimal.
Yang
menjadi tugas penulis selanjutnya adalah menjaga konsistensinya. Menjaga agar
bagaimana caranya kegiatan positif itu dapat terus dilakukan. Cara yang penulis
lakukan untuk menjaga agar kegiatan tersebut terus dilakukan adalah dengan
sebuah komitmen. Karena penulis sudah merasakan dampak baiknya pada kesehatan
fisik maupun mental maka penulis mencoba untuk mempercayai bahwa kegiatan yang
dilakukan tersebut benar-benar memberikan dampak yang baik, penulis mencoba
untuk selalu meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan tersebut.
Penulis
menganggap bahwa kegiatan perubahan ini juga berpengaruh terhadap readiness for
change (kesiapan individu untuk berubah). Holt dkk menyatakan bahwa readiness
for change.(kesiapanindividu untuk berubah) juga menggambarkan seberapa besar individu
atau sekelompok individu cenderung menyetujui, menerima dan mengadopsi mengubah
sementara sikap dan perilakunya agar sesuai dengan harapan perubahan Holt,
Armenakis,Harris, et al., (2007). Dalam hal ini, tentu penulis juga akan dapat
selalu mengingat bahwa kegiatan tersebut memberikan perubahan diri yang baik,
penulis dapat merasakan produktifitasnya yang dilakukan secara maksimal,
belajar menjaga ketepatan waktu dan lagi-lagi belajar sebuah konsistensi. Jika
hal ini terus dilakukan, maka akan menjadi sebuah pembiasaan dalam segala
aktifitasnya. Bukan hanya itu, karena sebuah “pembiasaan” yang dilakukan,
penulis juga akan dapat bersiap dan menerima perubahan dalam segala hal dalam
dirinya.
Daftar pustaka :
Adzani, Fadli. (2020). Berbagai Dampak Kurang Olahraga yang Buruk untuk Kesehatan. SehatQ. Diakses dari https://www.sehatq.com/artikel/berbagai-dampakkurang- olahraga-yang-buruk- untuk-kesehatan
Holt, D. T., Armenakis, A. A., Feild, H.S., & Harris, S. G. (2007). Readiness
For Organizational Change: The
Systematic Development Of A Scale. JournalOf Applied Behavioral Science,43 (2), 232 – 255
World Health
Organization (2017). Mental disorders fact sheets. World Health
Organization. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en/ - Diakses Desember 2022
0 komentar:
Posting Komentar