6.1.23

OLAHRAGA SEBAGAI UPAYA PERUBAHAN DIRI

 

OLAHRAGA SEBAGAI UPAYA PERUBAHAN DIRI

Essay Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi

Semester Ganjil (2022/2023)

Winne Herwina (20310410018)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA

 


            Perubahan diri merupakan suatu hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Perubahan merupakan suatu hal yang tidak menetap, artinya berpindah ke suatu hal yang lain. Umumnya, perubahan sering terjadi ke hal yang baik dan positif. Tentunya perubahan juga memerluakan kesiapan.

            Pada perubahan diri, kesiapan ini sangat penting. Mengapa? karena kesiapan menunjukkan bahwa kita benar-benar mau menerima sesuatu yang baru dan mau melakukan hal yang baru. Holt, et al (2007) mendefinisikan kesiapan untuk berubah sebagai sikap komprehensif yang secara stimultan dipengaruhi oleh isi, proses, konteks, dan individu yang terlibat dalam suatu perubahan, merefleksikan sejauh mana kecenderungan individu untuk menyetujui, menerima, dan mengadopsi rencana spesifik yang bertujuan utuk mengubah keadaan saat ini. perubahan yang terjadi akan memunculkan dua sikap yaitu positif atau negatif. Sikap positif ditunjukkan dengan adanya kesiapan untuk berubah dan sikap negatif ditunjukkan dengan adanya penolakan terhadap perubahan.

            Perubahan diri di sini tentu mengarah pada perubahan yang positif, perubahan yang mengubah diri menjadi lebih baik. Dalam perubahan diri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara ataupun dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.  Salah satu contoh sederhananya adalah berolahraga. Tentu perubahan diri yang dilakukan dengan cara berolahraga yang paling utama adalah untuk mencapai kebugaran jasmani. Setiap individu pasti menginginkan kebugaran jasmani. Dengan kebugaran jasmani, maka setiap individu akan tampil lebih dinamis atau semangat sehingga dapat mempengaruhi peningkatan produktivitasnya.

            Kebugaran jasmani merupakan suatu modal yang penting dimiliki oleh setiap individu, karena dengan memiliki kebugaran jasmani yang baik makan individu akan lebih mudah dalam melakukan setiap aktivitasnya, dan sebaliknya jika individu memiliki kebugaran jasmani yang kurang baik maka akan mendapatkan kesulitan dalam melakukan setiap aktivitasnya.

                Selain berdampak baik untuk kesehatan fisik, ternyata olahraga juga dapat berdampak baik bagi kesehatan mental. Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Jika dilakukan secara rutin, olahraga membuat suasana hati meningkat, karena adanya peningkatan kadar hormon endrofin secara tidak langsung (Fadhli, 2020). Saat olahraga tubuh melepaskan neurotransmitter serta berbagai hormon diantaranya endorfin, dopamin dan juga sorotonin. Hormon endorfin dapat memberikan efek euforia. Sementara dopamin dapat meningkatkan mood. Pada kadar serotonin yang dilepaskan pun juga dapat berdampak positif pada suasana hati seseorang.

            Dalam hal ini, penulis mencoba untuk melakukan kegiatan tersebut tentu dimulai dengan cara sederhana yaitu berolahraga. Olahraga yang dilakukan adalah jogging. Jogging dilakukan secara rutin seminggu 2-3 kali selama jangka waktu 8 minggu tanpa terputus. Dalam hal ini penulis mengutamakan sebuah komitmen dan konsistensi. kegiatan ini dilakukan karena penulis ingin merubah dirinya menjadi lebih sehat dan bugar, karena sebelumnya penulis sering sakit sehingga produktifitasnya dalam kegiatan atau pekerjaan tidak maksimal.

            Penulis memilih olahraga jogging sebagai kegiatan perubahan diri karena sudah terbiasa dan paling mudah dilakukan, tidak memerlukan akses yang sulit. Selain jogging, penulis juga melakukan kegiatan naik turun tangga sebagai nilai tambahnya. Hal ini dilakukan karena penulis seringkali melakukannya di tempat kerja. Dari pada hanya mondar-mandir, naik turun hanya mendapat lelahnya, penulis meniatkannya sekaligus untuk berolahraga supaya melakukannya pun dengan semangat serta tidak hanya lelah yang didapat namun manfaat bagi kebugaran jasmani yang dirasakan, selain itu penulis melakukannya agar kegiatan perubahan diri tidak membosankan, tidak hanya melakukan jogging saja.

            Penulis menganggap kegiatan nilai tambah yang dilakukan sebagai bentuk pendorong diri dalam perubahan itu sendiri. Melakukannya tidak tanggung-tanggung. Sebagai penggenap kegiatan utama perubahan diri yaitu jogging. Selain itu, nilai tambah ini juga sebagai bentuk upaya penulis untuk belajar melakukan sesuatu dengan serius, agar perubahan diri yang dicapai juga dapat optimal dan maksimal.

            Yang menjadi tugas penulis selanjutnya adalah menjaga konsistensinya. Menjaga agar bagaimana caranya kegiatan positif itu dapat terus dilakukan. Cara yang penulis lakukan untuk menjaga agar kegiatan tersebut terus dilakukan adalah dengan sebuah komitmen. Karena penulis sudah merasakan dampak baiknya pada kesehatan fisik maupun mental maka penulis mencoba untuk mempercayai bahwa kegiatan yang dilakukan tersebut benar-benar memberikan dampak yang baik, penulis mencoba untuk selalu meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan tersebut.

            Penulis menganggap bahwa kegiatan perubahan ini juga berpengaruh terhadap readiness for change (kesiapan individu untuk berubah). Holt dkk menyatakan bahwa readiness for change.(kesiapanindividu untuk berubah) juga menggambarkan seberapa besar individu atau sekelompok individu cenderung menyetujui, menerima dan mengadopsi mengubah sementara sikap dan perilakunya agar sesuai dengan harapan perubahan Holt, Armenakis,Harris, et al., (2007). Dalam hal ini, tentu penulis juga akan dapat selalu mengingat bahwa kegiatan tersebut memberikan perubahan diri yang baik, penulis dapat merasakan produktifitasnya yang dilakukan secara maksimal, belajar menjaga ketepatan waktu dan lagi-lagi belajar sebuah konsistensi. Jika hal ini terus dilakukan, maka akan menjadi sebuah pembiasaan dalam segala aktifitasnya. Bukan hanya itu, karena sebuah “pembiasaan” yang dilakukan, penulis juga akan dapat bersiap dan menerima perubahan dalam segala hal dalam dirinya.

 

Daftar pustaka :

Adzani, Fadli. (2020). Berbagai Dampak Kurang Olahraga yang Buruk untuk Kesehatan. SehatQ.                     Diakses dari https://www.sehatq.com/artikel/berbagai-dampakkurang- olahraga-yang-buruk-                untuk-kesehatan


Holt, D. T., Armenakis, A. A., Feild, H.S., & Harris, S. G. (2007). Readiness For Organizational                         Change: The Systematic Development Of A Scale. JournalOf Applied     Behavioral Science,43               (2), 232 – 255

World Health Organization (2017). Mental disorders fact sheets. World Health Organization.                             http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en/  - Diakses Desember 2022

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar