Essay
untuk Ujian Akhir Psikologi Inovasi
Dosen
pengampu : Dr. Arundhati
Shinta, M.A.
Nama : Ahmad Ghozali
NIM : 19310410031
Soal
1. Apa jenis olah raga yang Anda lakukan sebagai
kegiatan perubahan diri Anda? (b) Apa nilai tambah dari kegiatan olah raga
Anda? (c) Apakah Anda melakukan kegiatan perubahan diri tersebut selama 8
minggu terus menerus tanpa terputus? Mengapa?
2. Apa alasan Anda melakukan kegiatan olah raga
tersebut? Bila kegiatan olah raga itu berbeda dengan kegiatan ‘nilai tambah’,
mengapa Anda memilih kegiatan nilai tambah yang berbeda?
3. Apa makna dari konsep ‘nilai tambah’ dari kegiatan
perubahan diri tersebut?
4. Bagaimana caranya agar kegiatan yang Anda lakukan
tersebut bisa berkelanjutan (terus Anda lakukan) meskipun Anda sudah tidak
mengambil mata kuliah Psikologi Inovasi?.
5. Apakah pelaksanaan kegiatan olah raga itu juga
berkaitan dengan readiness to change
(kesiapan untuk berubah)?
Jawaban:
1. Jenis oleh raga yang saya lakukan sebagai kegiatan perubahan diri ini
adalah futsal. Sedangkan nilai tambah yang saya lakukan adalah push up.
Saya melakukan kegiatan perubahan diri tersebut selama delapan minggu berturut-turut.
Kegiatan tersebut saya lakukan secara rutin selama delapan minggu karena
kegiatan tersebut sudah menjadi kegiatan rutin pemuda di kampung saya setiap
minggunya, sehingga saya dapat rutin melakukan futsal karena dorongan dari
teman-teman juga.
2. Alasan yang mendasari saya melakukan olah raga tersebut secara rutin
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi inovasi. Alasan yang lain
adalah karena olah raga futsal sudah menjadi kegiatan pemuda di kampung saya
setiap minggunya, walaupun sebelumnya saya tidak rutin mengikuti kegiatan
tersebut. Kemudian saya memilih kegiatan nilai tambah yang berupa push up
juga karena dorongan dan paksaan dari tugas mata kuliah psikologi inovasi, saya
memilihnya dengan anggapan karena olah raga push up tidak lah terlalu
berat untuk saya yang tidak begitu menyukai kegitan olah raga ini.
3. Nilai tambah dari kegiatan perubahan diri tersebut adalah suatu kegiatan
yang ditambahkan dalam kegiatan utama yang saya lakukan, dalam hal ini yaitu
kegiatan push up yang saya lakukan sebelum bermain futsal. Di mana nilai
tambah ini dapat ditingkatkan lama waktunya atau ditingkatkan jumlah
melakukannya. Dengan begitu, nilai tambah ini dapat dipantau perubahannya dalam
kegiatan perubahan diri.
4. Menurut saya agar kegiatan tersebut dapat tersus berlanjut adalah dengan
meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya berolahraga bagi tubuh. Menurut
Goleman (1999), kesadaran diri ialah mengetahui apa yang kita rasakan pada
suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri
sendiri; memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan
diri yang kuat. Dengan kesadaran diri tersebut, seseorang dapat menyadari dan
merasakan perubahan yang terjadi dalam tubuh sebelum dan sesudah melakukan
perubahan diri. Dengan menyadari dampak positif dan memiliki kesadaran diri,
maka kita dapat mengambil keputusan untuk tetap melakukan rutinitas berolahraga
demi menjaga kesehatan tubuh.
Goleman (1999) juga mengatakan bahwa orang
dengan kesadaran diri tinggi berarti ia telah mengenal dirinya dengan
sebaik-baiknya. Dia telah mampu mengendalikan dirinya, misalnya mengendalikan
emosi dan dorongan-dorongan lainnya. Oleh karena itu, kesadaran diri saya
anggap penting untuk tetap melakukan rutinitas berolahraga karena dengan kesadaran
diri tersebut seseorang dapat mengendalikan diri untuk melakukan hal positif
dan mengendalikan dorongan rasa malasnya.
5. Berkaitan, karena kegiatan perubahan diri yang dilakukan dengan olahraga
tersebut dapat menanamkan mindset bahwa perubahan yang dilakukan adalah untuk
tujuan baik. Karyawan yang menolak suatu perubahan biasanya beranggapan bahwa
perubahan tersebut merugikan dirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Vakola dan
Nikolau (2005), bahwa penolakan yang dialami dapat berupa resistensi terhadap
perubahan jika mereka menganggap perubahan yang dilakukan merupakan ancaman
terhadap keuntungan pribadinya.
Oleh karena itu, dengan merasakan perubahan
positif yang terjadi pada diri setelah berhasil melakukan perubahan diri dengan
rutin berolahraga dapat menanamkan anggapan bahwa perubahan diri tersebut demi
tujuan yang positif dan tidak merugikannya.
Holt, dkk (2007) juga menambahkan bahwa
perubahan organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan karena mereka
ditransfer dari situasi yang diketahui ke situasi yang tidak mereka ketahui,
yang dapat menyebabkan ketidakpastian, ketegangan, dan kecemasan di antara
karyawan. Oleh karena itu, seseorang yang telah berhasil melakukan perubahan
pada dirinya sendiri akan memiliki readiness of change yang menyebabkannya
akan dapat bertahan dalam kondisi kerja yang sulit dan menekan.
Referensi
Goleman, Daniel. (1999). Kecerdasan
Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Vakola, M. and Nikolaou,
I. (2005),
"Attitudes towards organizational change: What is the role of employees’ stress and
commitment?", Employee Relations, Vol. 27 No. 2, pp. 160-174. https://doi.org/10.1108/01425450510572685
Holt, D. T., Armenakis, A. A., Feild, H. S.,
& Harris, S. G. (2007). Readiness for Organizational
Change: The Systematic Development of a Scale. The Journal of Applied Behavioral Science, 43(2),
232–255. https://doi.org/10.1177/0021886306295295
0 komentar:
Posting Komentar