6.1.23

Kesadaran Diri untuk Perubahan Diri

Essay untuk Ujian Akhir Psikologi Inovasi

Dosen pengampu        : Dr. Arundhati Shinta, M.A.

Nama   : Ahmad Ghozali

NIM    : 19310410031



Soal

1.   Apa jenis olah raga yang Anda lakukan sebagai kegiatan perubahan diri Anda? (b) Apa nilai tambah dari kegiatan olah raga Anda? (c) Apakah Anda melakukan kegiatan perubahan diri tersebut selama 8 minggu terus menerus tanpa terputus? Mengapa?

2.   Apa alasan Anda melakukan kegiatan olah raga tersebut? Bila kegiatan olah raga itu berbeda dengan kegiatan ‘nilai tambah’, mengapa Anda memilih kegiatan nilai tambah yang berbeda?

3.     Apa makna dari konsep ‘nilai tambah’ dari kegiatan perubahan diri tersebut?

4.   Bagaimana caranya agar kegiatan yang Anda lakukan tersebut bisa berkelanjutan (terus Anda lakukan) meskipun Anda sudah tidak mengambil mata kuliah Psikologi Inovasi?.

5.   Apakah pelaksanaan kegiatan olah raga itu juga berkaitan dengan readiness to change (kesiapan untuk berubah)?

      Jawaban:

1.  Jenis oleh raga yang saya lakukan sebagai kegiatan perubahan diri ini adalah futsal. Sedangkan nilai tambah yang saya lakukan adalah push up. Saya melakukan kegiatan perubahan diri tersebut selama delapan minggu berturut-turut. Kegiatan tersebut saya lakukan secara rutin selama delapan minggu karena kegiatan tersebut sudah menjadi kegiatan rutin pemuda di kampung saya setiap minggunya, sehingga saya dapat rutin melakukan futsal karena dorongan dari teman-teman juga.

2.  Alasan yang mendasari saya melakukan olah raga tersebut secara rutin adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi inovasi. Alasan yang lain adalah karena olah raga futsal sudah menjadi kegiatan pemuda di kampung saya setiap minggunya, walaupun sebelumnya saya tidak rutin mengikuti kegiatan tersebut. Kemudian saya memilih kegiatan nilai tambah yang berupa push up juga karena dorongan dan paksaan dari tugas mata kuliah psikologi inovasi, saya memilihnya dengan anggapan karena olah raga push up tidak lah terlalu berat untuk saya yang tidak begitu menyukai kegitan olah raga ini.

3.   Nilai tambah dari kegiatan perubahan diri tersebut adalah suatu kegiatan yang ditambahkan dalam kegiatan utama yang saya lakukan, dalam hal ini yaitu kegiatan push up yang saya lakukan sebelum bermain futsal. Di mana nilai tambah ini dapat ditingkatkan lama waktunya atau ditingkatkan jumlah melakukannya. Dengan begitu, nilai tambah ini dapat dipantau perubahannya dalam kegiatan perubahan diri.

4.  Menurut saya agar kegiatan tersebut dapat tersus berlanjut adalah dengan meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya berolahraga bagi tubuh. Menurut Goleman (1999), kesadaran diri ialah mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri; memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Dengan kesadaran diri tersebut, seseorang dapat menyadari dan merasakan perubahan yang terjadi dalam tubuh sebelum dan sesudah melakukan perubahan diri. Dengan menyadari dampak positif dan memiliki kesadaran diri, maka kita dapat mengambil keputusan untuk tetap melakukan rutinitas berolahraga demi menjaga kesehatan tubuh.

    Goleman (1999) juga mengatakan bahwa orang dengan kesadaran diri tinggi berarti ia telah mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya. Dia telah mampu mengendalikan dirinya, misalnya mengendalikan emosi dan dorongan-dorongan lainnya. Oleh karena itu, kesadaran diri saya anggap penting untuk tetap melakukan rutinitas berolahraga karena dengan kesadaran diri tersebut seseorang dapat mengendalikan diri untuk melakukan hal positif dan mengendalikan dorongan rasa malasnya.

5.  Berkaitan, karena kegiatan perubahan diri yang dilakukan dengan olahraga tersebut dapat menanamkan mindset bahwa perubahan yang dilakukan adalah untuk tujuan baik. Karyawan yang menolak suatu perubahan biasanya beranggapan bahwa perubahan tersebut merugikan dirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Vakola dan Nikolau (2005), bahwa penolakan yang dialami dapat berupa resistensi terhadap perubahan jika mereka menganggap perubahan yang dilakukan merupakan ancaman terhadap keuntungan pribadinya.

    Oleh karena itu, dengan merasakan perubahan positif yang terjadi pada diri setelah berhasil melakukan perubahan diri dengan rutin berolahraga dapat menanamkan anggapan bahwa perubahan diri tersebut demi tujuan yang positif dan tidak merugikannya.

    Holt, dkk (2007) juga menambahkan bahwa perubahan organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan karena mereka ditransfer dari situasi yang diketahui ke situasi yang tidak mereka ketahui, yang dapat menyebabkan ketidakpastian, ketegangan, dan kecemasan di antara karyawan. Oleh karena itu, seseorang yang telah berhasil melakukan perubahan pada dirinya sendiri akan memiliki readiness of change yang menyebabkannya akan dapat bertahan dalam kondisi kerja yang sulit dan menekan.

 

Referensi

Goleman, Daniel. (1999). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta:          PT. Gramedia Pustaka Utama.

Vakola, M. and Nikolaou, I. (2005), "Attitudes towards organizational change: What is the     role of employees’ stress and commitment?", Employee Relations, Vol. 27 No. 2,        pp. 160-174. https://doi.org/10.1108/01425450510572685

Holt, D. T., Armenakis, A. A., Feild, H. S., & Harris, S. G. (2007). Readiness for         Organizational Change: The Systematic Development of a Scale. The Journal of          Applied Behavioral Science, 43(2), 232–255.   https://doi.org/10.1177/0021886306295295

0 komentar:

Posting Komentar