MEMILAH DAN MEMANFAATKAN SAMPAH
DENGAN CARA MELAKUKAN BEFORE-AFTER
Essay
Ujian Akhir Psikologi Lingkungan
Dosen
Pengampu : Arundati Shinta
Nama
: Venia Astika Yahya
NIM
: 21310410059
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena disebut tidak terpakai lagi, telah menjadi dilema nasional sampai pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif. Sampah
menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem karena sampah menghasilkan gas methan
yang menyumbang pemanasan global. Lebih jauh lagi, masyarakat membakar sampah
sehingga menghasilkan CO2. Maka dari itu sangat diperlukan sekali kepedulian
masyarakat akan kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Dari
hal itu, edukasi warga tentang permasalahan
lingkungan yang bersifat
kompleks akibat timbulan sampah sangat dibutuhkan, karena untuk membentuk
kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Faktor
penyebab kepedulian lingkungan didasari cara berpikir dan perilaku manusia.
Partisipasi aktif warga menjadi hal yang penting untuk diidentifikasikan dalam
aksi pengelolaan sampah. Upaya menjaga kelestarian lingkungan harus bermula
dari diri individu dengan memulai melakukan hal-hal kecil. Perubahan yang dilakukan kemudian bisa ’ditularkan’ menjadi kebiasaan pada keluarga ataupun masyarakat, sehingga terjadi
perubahan besar.
Hal
hal yang kecil yang mungkin dapat kita lakukan untuk menjaga lingkungan adalah
melakukan atau membersihakan lingkungan sekitar rumah maupun desa, bisa dengan
cara memilah sampah antara sampah organik, an organik, residu maupun b3.
Sehingga ketika kita sudah dapat memilah kita dapat memanfaatkan kembali
sampah/barang bekas yang bisa didaur ulang. Seperti yang saya lakukan untuk
memenuhi tugas essay-3 Psikologi Lingkungan yaitu before-after. Mengapa saya memilih before-after? Karena sesuai hal diatas untuk menjaga lingkungan
agar tetap bersih kita mulai dari hal yang yang keci dan itu termasuk dalam
bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan. Gerakan yang saya lakukan tersebut
agar bisa berkelanjutan yang paing dasar saya mengajak warga di kompek saya
untuk memilah sampahnya masing-masing dan memanfaatkan barang yang bekas yang
masih bisa digunakan. Setiap satu minggu sekali kita mengumpulkan sampah yang
sudah dipilah, sehingga kita bisa tahu mana yang masih bisa diolah dan tidak. Dan
saat ini di lingkungan tempat tinggal saya juga menekankan tentang pemilahan
sampah. Sehingga setiap individu harus bisa memilah sampahnya masing-masing.
Karena
di Kota Yogyakarta sendiri mulai tahun 2023 ini TPS-TPS tidak menerima
sampah-sampah plastik/anorganik. Walikota Yogyakarta juga mengadakan “GERAKAN
ZERO SAMPAH ANORGANIK” yaitu bahwasanya setiap rumah tangga, sekolah, dan
pelaku usaha diwajibkan untuk mengelola sampahnya masing-masing. Dengan adanya gerakan ini diharapkan dapat
menjadi kebiasaan dan budaya baru di masyarakat Yogyakarta karena kesadaran
masyarakat untuk mengelola sampah sudah ada dan sangat diperlukan untuk menuju
lingkungan yang sehat. Pengenalan berbagai metode
pengelolaan sampah juga diharapkan dapat menjadi praktik nyata bagi masyarakat
sehingga masyarakat bisa memilih pengelolaan sampah yang sesuai dengan kondisi
masing-masing.
Adapun hubungan antara kegiatan before after yang saya lakukan dangan herarki prioritas pengelolaan limbah adalah sama-sama membahas
tentang perilaku peduli terhadap sampah yaitu bagaimana cara kita bisa mengolah
dan memanfaatkan kembali sampah-sampah yang ada disekitar lingkungan kita.
Mengenai
cara pemanfaatan sampah kita bisa membuat sebuah kerajinan. Seperti pada gambar
tersebut saya membuat suatu kerajinan tangan yaitu tempat alat tulis. Saya
membautnya dari kardus bekas yang saya pilah. Karena sampah kardus merupakan
salah satu sampah yang bisa didaur ulang dan bisa dimanfaatkan kembali. Bisa
juga dibuat bermacam-macam karya. Selain itu jika kita bisa membuat kerajinan
dapat dijadikan untuk modal usaha. Dengan semaki kreativ kita membuat kerjinan
maka akan semakin tinggi nilai jualnya.
Sumber
:
Purnaweni,
H. (2017). Bom Waktu Sampah. Dikutip dari Harian Suara Merdeka Hal, 4,
21.
Asteria, D., & Heruman, H. (2016). Bank
sampah sebagai alternatif strategi pengelolaan sampah berbasis masyarakat di
Tasikmalaya (Bank Sampah (Waste Banks) as an alternative of community-based
waste management strategy in Tasikmalaya). Jurnal manusia dan lingkungan, 23(1),
136-141.
Soal
B3
Mengapa
saya tidak memilih kegiatan kompos?
Karena
saya tinggal di komplek asrama, saya ingin membuat kompos akan tetapi tempatnya
tidak memungkinkan dan terbatas. Bahan-bahan dan alat-alat untuk membuat kompos
juga tidak ada dan dalam proses pembuatannya juga tidak mudah dan tidak cepat.
Sehingga saya lebih memilih before after
yang menurut saya itu lebih mudah, dan sesuai essay diatas yaitu salah satu
bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan yaitu dengan memulai dari hal-hal
yang kecil.
0 komentar:
Posting Komentar