6.1.23

MEMILAH DAN MEMANFAATKAN SAMPAH DENGAN CARA MELAKUKAN BEFORE-AFTER

 

 MEMILAH DAN MEMANFAATKAN SAMPAH 

DENGAN CARA MELAKUKAN BEFORE-AFTER

Essay Ujian Akhir Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Arundati Shinta

Nama : Venia Astika Yahya

NIM : 21310410059

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 


 

Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena disebut tidak terpakai lagi, telah menjadi dilema nasional sampai pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif. Sampah menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem karena sampah menghasilkan gas methan yang menyumbang pemanasan global. Lebih jauh lagi, masyarakat membakar sampah sehingga menghasilkan CO2. Maka dari itu sangat diperlukan sekali kepedulian masyarakat akan kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Dari hal itu, edukasi warga tentang permasalahan lingkungan yang bersifat kompleks akibat timbulan sampah sangat dibutuhkan, karena untuk membentuk kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Faktor penyebab kepedulian lingkungan didasari cara berpikir dan perilaku manusia. Partisipasi aktif warga menjadi hal yang penting untuk diidentifikasikan dalam aksi pengelolaan sampah. Upaya menjaga kelestarian lingkungan harus bermula dari diri individu dengan memulai melakukan hal-hal kecil. Perubahan yang dilakukan kemudian bisa ’ditularkan’ menjadi kebiasaan pada keluarga ataupun masyarakat, sehingga terjadi perubahan besar.

Hal hal yang kecil yang mungkin dapat kita lakukan untuk menjaga lingkungan adalah melakukan atau membersihakan lingkungan sekitar rumah maupun desa, bisa dengan cara memilah sampah antara sampah organik, an organik, residu maupun b3. Sehingga ketika kita sudah dapat memilah kita dapat memanfaatkan kembali sampah/barang bekas yang bisa didaur ulang. Seperti yang saya lakukan untuk memenuhi tugas essay-3 Psikologi Lingkungan yaitu before-after. Mengapa saya memilih before-after? Karena sesuai hal diatas untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih kita mulai dari hal yang yang keci dan itu termasuk dalam bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan. Gerakan yang saya lakukan tersebut agar bisa berkelanjutan yang paing dasar saya mengajak warga di kompek saya untuk memilah sampahnya masing-masing dan memanfaatkan barang yang bekas yang masih bisa digunakan. Setiap satu minggu sekali kita mengumpulkan sampah yang sudah dipilah, sehingga kita bisa tahu mana yang masih bisa diolah dan tidak. Dan saat ini di lingkungan tempat tinggal saya juga menekankan tentang pemilahan sampah. Sehingga setiap individu harus bisa memilah sampahnya masing-masing.

Karena di Kota Yogyakarta sendiri mulai tahun 2023 ini TPS-TPS tidak menerima sampah-sampah plastik/anorganik. Walikota Yogyakarta juga mengadakan “GERAKAN ZERO SAMPAH ANORGANIK” yaitu bahwasanya setiap rumah tangga, sekolah, dan pelaku usaha diwajibkan untuk mengelola sampahnya masing-masing. Dengan adanya gerakan ini diharapkan dapat menjadi kebiasaan dan budaya baru di masyarakat Yogyakarta karena kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah sudah ada dan sangat diperlukan untuk menuju lingkungan yang sehat. Pengenalan berbagai metode pengelolaan sampah juga diharapkan dapat menjadi praktik nyata bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa memilih pengelolaan sampah yang sesuai dengan kondisi masing-masing.

Adapun hubungan antara kegiatan before after yang saya lakukan dangan herarki prioritas pengelolaan limbah adalah sama-sama membahas tentang perilaku peduli terhadap sampah yaitu bagaimana cara kita bisa mengolah dan memanfaatkan kembali sampah-sampah yang ada disekitar lingkungan kita.

Mengenai cara pemanfaatan sampah kita bisa membuat sebuah kerajinan. Seperti pada gambar tersebut saya membuat suatu kerajinan tangan yaitu tempat alat tulis. Saya membautnya dari kardus bekas yang saya pilah. Karena sampah kardus merupakan salah satu sampah yang bisa didaur ulang dan bisa dimanfaatkan kembali. Bisa juga dibuat bermacam-macam karya. Selain itu jika kita bisa membuat kerajinan dapat dijadikan untuk modal usaha. Dengan semaki kreativ kita membuat kerjinan maka akan semakin tinggi nilai jualnya.

 

Sumber :

 Purnaweni, H. (2017). Bom Waktu Sampah. Dikutip dari Harian Suara Merdeka Hal4, 21.

 

Asteria, D., & Heruman, H. (2016). Bank sampah sebagai alternatif strategi pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Tasikmalaya (Bank Sampah (Waste Banks) as an alternative of community-based waste management strategy in Tasikmalaya). Jurnal manusia dan lingkungan23(1), 136-141.

 

Soal B3

Mengapa saya tidak memilih kegiatan kompos?

Karena saya tinggal di komplek asrama, saya ingin membuat kompos akan tetapi tempatnya tidak memungkinkan dan terbatas. Bahan-bahan dan alat-alat untuk membuat kompos juga tidak ada dan dalam proses pembuatannya juga tidak mudah dan tidak cepat. Sehingga saya lebih memilih before after yang menurut saya itu lebih mudah, dan sesuai essay diatas yaitu salah satu bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan yaitu dengan memulai dari hal-hal yang kecil.

 


0 komentar:

Posting Komentar