KEGIATAN PLOGGING UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH
UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Dalam memenuhi tugas psikologi lingkungan,
ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan mahasiswa yaitu diantaranya
1.
Before After
2.
Bank sampah
3.
Plogging
4.
Kompos padat
Dari 4 kegiatan tersebut, saya memilih
kegiatan plogging untuk memenuhi tugas psikologi lingkungan. Tidak hanya
sekedar tugas, tetapi hal itu juga melatih saya untuk lebih peduli terhadap
kebersihan lingkungan terutama mengenai sampah. Alasan saya melakukan plogging
karena yang pertama, plogging bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun selain itu
juga plogging menguntungkan saya dalam hal kesehatan fisiik. Melakukan plogging
selama 4 hari sambil memungut sampah yang saya temui di tempat yang saya lewati
disambi dengan berolahraga di pagi atau sore hari. Yang kedua, dengan melakukan
plogging tidak membuat saya malas-malasan karena saya harus pergi keluar rumah
untuk berolahraga dan disisi lain selama 4 hari itu membuat saya terbiasa untuk
keluar berolahraga. Meskipun plogging hanya sebatas untuk memenuhi sebuah tugas
tetapi saya menyadari bahwa kebersihan lingkungan sangat penting dan saya baru
menyadari bahwa sampah yang biasa kita temui ternyata bisa memiliki manfaat
untuk manusia juga tergantung bagaimana kita mengolahnya, sehingga meskipun saya tidak mengambil atau
mempelajari lagi ilmu psikologi lingkungan, saya bisa menyadari apa peran
pentingnya sampah dalam kehidupan sehari-hari dan hal itu mungkin nantinya bisa
saya sharing ke teman-teman dan tentunya bisa bermanfaat.
Hirarki sampah mengacu pada 3R yaitu Reuse,
Reduce, dan Recycle yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai
dengan ketentuannya. Sistem 3R salah satu upaya untuk mengurangi limbah
berbahaya dan bahan-bahn lainnya dan tidak hanya sampah saja. Dan hubungan
antara kreativitas pada kegiatan pemanfaatan Kembali pada sampah tentu ada
kaitannya dengan plogging. Setelah melakukan plogging, sampah yang dikumpulkan
itu nantinya akan ditimbang dan jika ada sampah yang bisa untuk dimanfaatkan
dijadikan kerajinan tangan misalkan seperti, membuat tas dari bahan bekas
bungkus kopi, membuat tempat pencil dari botol bekal air mineral dll. Konsep
pengaplikasiannya di dunia Pendidikan dan masyarakat tentunya bisa dengan cara
memberikan sebuah usulan kepada masyarakat setempat atau pihak instansi untuk
membuat sebuah progress peduli sampah dan memanfatkan atau mengelola sampah
dengan sebaik-baiknya. Ada banyak sekali pabrik yang membuang bekas limbahnya
sembarangan dan tidak memperhatikan ketentuan, mengenai 3R pun masih banyak
yang tidak paham bagaimana cara kelolanya atau cara kerjanya, bukan hanya itu
saja bahkan makna dari 3R pun masih minim orang tahu. Tujuan utama pada hirarki
sebenarnya adalah untuk memanfaatkan produk besar dan menghasilkan sampah yang
sesedikit mungkin karena dalam pencegahan sampah itu menjadi titik tertinggi
dari system hirarki sampah. Ada beberapa ahli juga yang menambahkan 4R dari 3R
yaitu salah satunya adalah Rethink yang mengaplikasikan arti bahwa system
kemanajemenan sampah akan lebih efektif apabila manusia memiliki cara pandang
yang baru mengenai sampah sendiri, selain menjadikan sampah sebagai pupuk atau
bahkan kerajinan tangan mungkin dengan cara pandang baru beberapa masyarakat
terhadap sampah bisa mengurangi membludaknya sampah yang ada dan juga bisa
mempunyai cara baru dalam pengelolaan sampah. Dengan begitu proses pengelolaan
sampah bisa seimbang dan berhasil dikelola.
Ada beberapa alasan kenapa tidak memilih
kegiatan membuat kompos. Pertama, ada kendala di bagian bahan-bahan yang harus
disediakan. Karena tidak semua bahannya bisa di dapatkan secara instan. Kedua,
cara dan tahap pembuatannya yang menurut saya lumayan ribet karena ada beberapa
tahapan yang itu harus benar-benar detail dalam menambahkan bahan atau cairan
tertentu untuk pembuatan kompos. Ketiga, proses menuju hasil dalam pembuatan
kompos cukup lama dan itu membutuhkan waktu untuk benar-benar mengontrol
bagaimana hasilnya karena jika gagal maka pembuatan kompos tidak akan berhasil.
Keempat, memilih kegiatan plogging karena dirasa mudah dan efektif untuk bisa
terlibat secara langsung dalam mengelola sampah ditambah dengan hasil plogging
bisa langsung ditimbang dan sampah yang bisa dimanfaatkan bisa kita buat
menjadi kerajinan tangan nantinya bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan kita
pribadi atau bahkan dijual.
Referensi :
Hasibuan,
R. (2016). Analisis dampak limbah/sampah rumah tangga terhadap pencemaran
lingkungan hidup. Jurnal Ilmiah Advokasi, 4(1), 42-52.
0 komentar:
Posting Komentar