5.1.23

KEGIATAN BEFORE-AFTER SEBAGAI PENERAPAN HIRARKHI PRIORITAS PENGELOLAAN LIMBAH

 

UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.

Oleh :

Anisa Zakiatun Nufus (21310410083)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Sampah menjadi permasalahan yang belum ditemukan solusinya di Indonesia hingga saat ini, karena selain masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sampah, Kegiatan daur ulang  sampah  yang dilakukan masyarakat  sebagai  penghasil  sampah  maupun  di  tingkat  kawasan  masih  sekitar  5% sehingga  sebagian besar sampah  yang ada langsung dibuang  ke  Tempat  Pemrosesan  Akhir  (TPA)  sementara  lahan  TPA  masih sangat terbatas. Komposisi  sampah  yang terdapat di  TPA adalah sampah organik sebanyak 70% dan sampah  non organic yaitu sampah  plastik sebanyak 14%.

Penelitian yang dilakukan oleh Jambeck,  2015  menyatakan  bahwa  Indonesia masuk  dalam  peringkat  kedua  dunia  setelah  Cina sebagai penghasil sampah plastik di perairan mencapai 187,2  juta  ton. Tentu ini bukan prestasi yang membanggakan. Karena, dari data tersebut membuktikan bahwa belum adanya pengelolaan sampah yang baik, sehingga laut ikut terdampak oleh adanya sampah plastik. permasalahan  sampah plastik yang terjadi di Indonesia akan semakin memberikan dampak buruk bagi lingkungan  apabila tidak cepat ditangani mengingat sampah plastik sangat sulit terurai.

Permasalahan sampah yang terjadi bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah  sampah, misalnya dengan cara melakukan kegiatan before-after dengan membersihkan suatu tempat, bisa dilakukan dilingkungan tempat tinggal sampai tempat dan fasilitas umum, mulai mengumpulkan dan menabung sampah di bank sampah, melakukan kegiatan plogging, yang merupakan kegiatan joging sambil memungut sampah disepanjang jalan yang dilewati, membuat kompos padat mandiri, dan menerapkan konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycle)

Dari beberapa cara tersebut, saya melakukan kegiatan before-after untuk membantu mengurangi permasalahan sampah. Sebagai sasaran kegiatan, saya membersihkan beberapa tempat dan fasilitas umum yang ada disekitar lingkungan saya, yaitu di Sleman, Yogyakarta. fasilitas umum yang saya bersihkan adalah tempat wisata sejarah, embung, area wisata waterboom, hingga stadion.

Menurut saya, melakukan kegiatan before-after merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan, alasan lain mengapa saya melakukan kegiatan before-after karena kegiatan ini bisa langsung memberikan hasil yang nyata yaitu meningkatkan kebersihan fasilitas umum. Selain itu, kegiatan before-after juga sekaligus sebagai kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan fasilitas umum dan tidak membuang sampah sembarangan.

Kegiatan before-after juga bisa dilakukan secara berkelanjutan dengan mebersihkan lebih banyak lagi tempat atau fasilitas umum, caranya adalah dimulai dari diri sendiri agar bisa menjadi contoh bagi orang lain dan harus konsisten melakukannya, bisa dengan diagendakan untuk melakukan kegiatan before-after berapa kali dalam satu bulan, selanjutnya menurut saya, kegiatan before-afer bisa menjadi kegiatan yang selain bermanfaat juga menyenangkan apabila mendapat dukungan dan adanya partisipasi dari masyarakat, dengan demikian kita bisa membentuk tim dengan teman, atau bahkan dengan masyarakat umum untuk melakukan kegiatan before-after, dengan tujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk berpartisipasi dan ikut melakukan kegiatan before-after yang bisa dimulai dari lingkungan sekitar tempat tinggal.

Dengan melakukan kegiatan before-after, bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi dan mengendalikan sampah yang ada di Indonesia. Maka dari itu, pengetahuan masyarakat mengenai penanganan limbah sampah perlu ditingkatkan, masyarakat juga harus diajak untuk memahami dan melakukan hirarkhi limbah (Chowdhury, Mohammad, Ul Haque & Hossain, 2014). Hirarkhi limbah adalah langkah-langkah yang dimulai dari yang paling disarankan hingga yang  kurang disarankan. Prioritas pertama yaitu prevention (pencegahan) yang berarti mencegah terjadinya penumpukan sampah. Prioritas kedua yaitu minimisation atau reduce, dengan meminimalkan atau mengurangi penumpukan sampah. Prioritas ketiga yakni reuse atau menggunakan kembali barang untuk keperluan mendatang. Prioritas keempat yakni recycling, atau mendaur ulang limbah. Prioritas kelima yakni energy recovery atau memanfaatkan limbah untuk keperluan energy. Prioritas keenam adalah disposal yakni membuang / memusnahkan limbah.

Kegiatan before-after yang saya lakukan merupakan implementasi dari hirarkhi prioritas pengolahan limbah pada prioritas ke kedua, yaitu minimisation atau reduce, dengan meminimalkan atau mengurangi penumpukan sampah. Karena kegiatan before-after merupakan salah satu upaya yang bisa saya lakukan untuk mengurangi penumpukan sampah yang ada di lingkungan sekitar saya serta penumpukan sampah yang ada di tempat atau fasilitas umum.

Saya memilih kegiatan before-after karena menurut saya kegiatan ini yang paling menarik dan bisa sekaligus mengajak lebih banyak masyarakat untuk ikut berpartisipasi, walaupun ada beberapa cara lain, seperti membuat kompos, saya tidak melakukan kegiatan membuat kompos dikarenakan membuat kompos memerlukan waktu yang lama untuk merasakan hasilnya, selain itu, pengetahuan saya tentang membuat kompos belum terlalu luas, sehingga saya meminimalisir kegagalan yang bisa saja terjadi, alasan lain saya memilih melakukan kegiatan before-after daripada membuat kompos karena karena kegiatan before-after lebih efektif dilakukan dimana saja, bisa di tempat wisata, seperti pantai, waterboom, taman, bukit, gor, stadion, dan masih banyak lagi, sehingga selain melakukan kegiatan before-after, saya juga bisa sekaligus mengeksplor tempat-tempat tersebut sehingga kegiatan ini menjadi menarik untuk saya.



Daftar Pustaka:

Harahap, D. H., Elisa, E., Nugroho, R. W., & Widyaningsih, S. S. (2019, December). KREATIVITAS PADA KEGIATAN PEMANFAATAN KEMBALI SAMPAH (REUSE). In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP (pp. 477-483).

Purwaningrum, P. (2016). Upaya mengurangi timbulan sampah plastik di lingkungan. Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology8(2), 141-147.

 



0 komentar:

Posting Komentar