14.12.22

Tahlilan Sebagai Sarana Gotong Royong Dan Dakwah

 Essay Prestasi Psikologi lingkungan

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, MA

Di susun oleh: Inge Zukhruf Warohmah  (22310420041)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta




Jauh sebelum agama Islam masuk di Indonesia, mayoritas masyarakat kita telah menganut kepercayaan Hindu, Budha bahkan animisme. Salah satu penyebaran agama Islam ini sendiri banyak di pelopori oleh para ulama yang disebut dengan wali songo. Salah satu wali songo yang cukup terkenal di daerah Jawa khususnya Jawa  yaitu Raden Sahid atau lebih dikenal sebagai Sunan Kalijaga. Beliau merupakan pendakwah yang cukup dikenal masyarakat karena menggunakan budaya setempat sebagai daya tarik dakwahnya. Pendekatan melalui seni dan budaya ini sudah ada sebelum dimasyarakat khususnya Jawa dan Nusantara, oleh karena itu sampai sekarang masih banyak ritual-ritual agama Islam yang menyerupi budaya Jawa dan Nusantara pada umumnya tanpa bersipangan dengan ajaran Islam.

Banyak kegiatan yang merupakan  budaya Jawa, Nusantara dan sekitarnya misalnya tingkepan atau mendoakan Janin ketika masih dalam masa kehamilan, ada juga peringatan 7 hari, 40 hari, 100 hari orang meninggal.  Budaya ini tidak begitu saja di hapus dari kebiasaan masyarakat Indonesia kala itu tetapi di isi dengan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti bacaan Al Quran, puji-pujian sholawat dan juga sedekah. Dikalangan masyarakat kita terutama Jawa ada tradisi memperingati kematian seseorang yaitu ketika 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000hari. Di dalam acara tersebut biasanya pihak keluarga mengadakan acara selamatan yang mana di hadiri tetangga atau pikah kerabat dengan melakukan bacaan tahlil yang mana niatnya, pahalanya akan di hadiahkan kepada orang yang meninggalkan tersebut. Sementara itu kegiatan yang sama juga di lakukan tepat di tahun berikutnya atau peringatan tahunan yang sesebut dengan haul.

Pada tanggal 26 November 2022 saya datang kerumah tetangga sebelah untuk membantu persiapan tahlilan memperingati 40 hari kematian tetangga saya. Dalam tradisi yang ada di sekitar rumah saya sudah hal biasa bila tetangga atau sanak saudara membantu persiapan tahlilan yang akan dilakukan waktu-waktu tertentu. Pada kesempatan itu tahlinan diadakan pada malam hari setelah magrib dan biasanya kegiatan di isi dengan bacaan Alquran atau bacaan tahlil yg kemudian makan bersama dengan tujuan sedekah yang mana pahalanya diharapkan akan di berikan pada orang yang meninggal. Kegiatan tersebut selain merupakan budaya dan doa bagi orang muslim tapi juga bisa menjadi ajang silahturahmi antar kerabat atau tetangga dimana biasanya jarang bertemu karena acara masing-masing. Unsur gotong royong juga ada dalam kegiatan ini dimana biasanya kerabat dekat membawa bahan dapur seperti minyak goreng, mie instan, telur, gula teh dan lain sebagainya yang biasanya di gunakan untuk sedekah "berkat". Sedekah "berkat" ini bisa berbentuk macam-macam baik makan mentah atau matang. Tetapi keluarga yang masih kental denang nilai budaya juga ada ritual atau bahan berkat khusus sebagai lambang filosofi tertentu. 

0 komentar:

Posting Komentar