SISTEM PENGOLAHAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN SAMPAH DI KELURAHAN DUFA-DUFA KOTA TERNATE
Maily Qisti Rofiq
19310410095
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2022
Topik
SISTEM
PENGOLAHAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN SAMPAH DI KELURAHAN DUFA-DUFA KOTA TERNATE
Sumber
Jailan Sahil, J., Mimien, H. I.
A., Fachtur, R. & Istamar, S. (2016). Sistem Pengelolaan dan Upaya
Penanggulangan Sampah Di Kelurahan Dufa- Dufa Kota Ternate. Jurnal BIOeduKASI, 4(2), Maret 2016, 478-487
Permasalahan
Permasalahan yang terjadi yaitu pengelolaan persampahan di
Kota ternate belum cukup baik, beberapa faktor yang mempengaruhui sistem
pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa masih mengalami permasalahan yakni
budaya sikap dan perilaku masyarakat, timbunan dan karakteristik sampah, serta
sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan akhir sampah.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan dan upaya
penanggulangan sampah di Kelurahan Dufa- Dufa Kota Ternate.
Isi
Berdasarkan
data pada katalog Kecamatan Sreseh dalam Angka 2016, Desa Disanah memiliki luas
wilayah sebesar 10,53 km2, dengan jumlah penduduk Desa Disanah sebesar 896
orang pada tahun 2015. Kepadatan penduduk Desa Disanah sebesar 85,09 orang/km2
yang terpusat pada wilayah tertentu. Sedangkan wilayah yang lain dimanfaatkan
sebagai tambak ikan atau tambak garam. Penghasilan utama warga Desa Disanah
adalah garam, udang, dan ikan bandeng adanya tambak garam dan tambak ikan
seluas 1.003 Ha. Beberapa tambak di sekitar wilayah pemukiman dimanfaatkan
menjadi tempat pembuangan sampah. Hal ini menjadi salah satu masalah lingkungan
di Desa Disanah karena tidak adanya pengelolahan sampah menyebabkan sampah
ditimbun di tambak dan lahan kosong.
Hasil
Observasi, menunjukan warga desa tidak memiliki tempat sampah untuk melakukan
proses pewadahan sehingga warga terbiasa membuang sampah sembarangan dan
membakarnya di sekitar rumah. Tidak adanya tempat pembuangan sampah sementara,
maka warga membuang sampah rumah tangga yang berskala besar di lahan kosong
atau tambak yang dimanfaatkan menjadi tempat pembuangan akhir. Minim dan
mahalnya lahan menyebabkan Desa Disanah tidak memiliki tempat untuk pembuangan
akhir. Susahnya akses keluar masuk desa membuat warga kesulitan membawa sampah
ke tempat pembuangan akhir. Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan
masih kurang sehingga permasalahan sampah tersebut masih dipandang wajar.
Ibu rumah tangga terbiasa membersihkan sampah disekitar
rumahnya dengan cara disapu. Setelah sampah terkumpul, tindakan yang dilakukan
adalah membakar kumpulan sampah tersebut atau sebagian dari warga membuang
sampah tersebut di titik penampungan sampah desa yang terletak di beberapa
titik wilayah pemukiman desa.
Metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif dengan menggunakan metode analisis data distribusi frekuensi dengan
dilakukan analisis terhadap sistem pengelolaan sampahan di Kelurahan Dufa-
Dufa.
Metode pengambilan data menggunakan data primer dengan menyebarkan kuisioner dilakukan untuk medapatkan
informasi terkait kondisi budaya sikap dan perilaku masyarakat terkait
pengelolaan sampah, kondisi persampahan (timbulan dan karakteristik sampah
serta sarana persampahan yang disediakan), dan data sekunder diperoleh dari hasil
wawancara dan dokumentasi yaitu mengumpulkan
data baik dari dokumen seperti laporan hasil penelitian, catatan, berkas, atau
dokumen resmi lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pengelolaan persampahan
di Kota ternate belum cukup baik, beberapa faktor yang mempengaruhui sistem
pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa masih mengalami permasalahan yakni
budaya sikap dan perilaku masyarakat, timbunan dan karakteristik sampah, serta
sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan akhir sampah.
Pola pengumpulan sampah Kota Ternate masih menggunakan metode
individual langsung, metode individual tidak langsung dan metode komunal
langsung. Beberapa
faktor-faktor penghambat yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah di
Kelurahan Dufa-Dufa, antara lain kepadatan dan penyebaran penduduk,
karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi, budaya, sikap dan perilaku
masyarakat.
Model pengolahan sampah di Kota Ternate hendaknya melibatkan
berbagai komponen pemangku kepentingan dan memperhatikan karakteristik sampah,
karakteristik perkotaan serta keberadaan sosial-budaya masyarakat setempat.
Diskusi
Pengolahan sampah di Kota ternate belum cukup baik,
beberapa faktor yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah seperti budaya sikap dan perilaku masyarakat, timbunan dan
karakteristik sampah, serta sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan
pembuangan akhir sampah. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
yang menyebabkan banyaknya timbunan sampah di kota Ternate khususnya Kelurahan Dufa-Dufa.
Timbunan sampah
banyak terlihat di pemukiman warga, pasar, dan juga pelabuhan. Untuk itu, pengolahan
sampah harus melibatkan
berbagai komponen pemangku kepentingan dan memperhatikan karakteristik sampah,
karakteristik perkotaan serta keberadaan sosial-budaya masyarakat setempat.
0 komentar:
Posting Komentar