Ploggingku selama 4 hari
Essay 3 Psikologi Lingkungan, Dosen pengampu Arundati Shinta
Halo perkenalkan saya Cica ayu betiyanti Prodi Psikologi, Tugas ini saya buat dalam rangka melengkapi penialaian Ujian Akhir Semester 3. Saya melakukan plogging. seperti yang kita ketahui plogging adalah kombinasi dari lari laun dengan memungut sampah yang berserakan. Seperti yang kita ketahui sampah adalah barang yang sudah tak terpakai atau buangan dari suatu produk dan bisa diolah kembali menjadi barang berguna. Wujudnya bisa berupa padat, cair, dan gas. Sampah sangat erat hubungannya dengan aktivitas manusia di muka bumi.Ada banyak jenis sampah yang bisa dibagi menjadi tiga, antara lain sampah organik, anorganik, serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). sampah organik berasal dari sisa makanan, sisa buah dan sayuran, daun kering yang berjatuhan, , kotoran hewan, dan masih banyak lainnya.
Sampah organik dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan dan dapat bermanfaat untuk bahan pembuatan pupuk tanaman, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang. Sampah anorganik diartikan sebagai bahan tidak terpakai yang sukar membusuk. Misalnya, botol kaca, plastik kemasan, kaleng bekas, besi berkarat, dan lain sebagainya. Apabila tertimbun di tanah dalam waktu yang lama, berpotensi menyebabkan kerusakan unsur-unsur tanah tersebut. sampah dari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Jenis sampah B3 diantaranya cairan pembersih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilap kayu, pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembasmi serangga, batu baterai, dan lain-lain. B3 merupakan sampah yang mengandung zat beracun, oleh karena itu sampah jenis ini sangat berbahaya dan secara langsung maupun tidak dapat merusak kesehatan dan lingkungan.
Ketika saya melakukan plogging ternyata ada beberapa jenis
sampah yang saya temukan diantaranya bekas minuman kemasan, plastik makanan,
sterofoam, kayu bekas rumah tangga, ataupun dedaunan kering dan masih banyak
lagi. Yang paling banyak saya jumpai yaitu sampah organik yang berasal dari
pepohonan yaitu berupa ranting dan dedaunan yang berjatuhan. Kebetulan saya
juga menemukan sampah bekas rumah tangga berupa kayu, bekas buket, headset yang
dibuang tidak pada tempatnya yaitu di pinggir jembatan . saya sendiri tidak
habis pikir kenapa orang bisa membuang sampah di pinggir jalan begitu saja
tanpa memikirkan apakah smpah itu nantinya ada yang memungut dan ada yang
memproduksi kembali atau tidaknya.
Setelah saya memungut sampah –sampah itu yang berumlahkan 4
lokasi saya mengumpulkannya di depan kos saya. Tepat dihari keempat sudah
terkumpul sebanyak 4 kantong plastik. Namun saya merasa ada yang aneh mengapa
ketika saya memungut sampah-sampah tersebut di pinggir jalan orang sekitar
mlaah memandangi saya dengan tatapan yang aneh dan sinis, saya juga kurang
begitu paham apa yang ada di beak mereka, padahal saya berfikir harusnya biasa
saja dan malah ada tanggapan positif. Setelah saya kumpulkan sampah tersebut
saya timbang kebetulan dekat dengan tempat tinggal saya ada tempat pengepul
rongsokan jadi saya meminjam timbangannya untuk menimbang sampah hasil saya
memungut dipinggir jalan tadi dan beliau memberikan semangat bahwa yang saya
lakukan itu benar dan termasuk salah satu cara untuk peduli terhadap
lingkungan.
Setelah proses penimbanagn saya pilah sampah-sampah tersebut sesuai jenisnya, seperti yang dedaunan saya kumpulkan dengan dedaunan, kayu saya kumpulkan dengan kayu, termasuk sampah yangtidak bisa di reuse seperti bekas masker, botol minuman dll. Namun saya merasa dari semua proses yang ada hanya proses pemilahan ini yang paling banyak membutuhkan waktu dan tenaga.Sampah yang bisa dijual kembali saya kasihkan ke bapak pengepul tersebut dan beliau malah berterimkasih kepada saya.
0 komentar:
Posting Komentar