14.12.22

PEMANFAATAN KOMPOS MENUJU KELESTARIAN BUMI


PEMANFAATAN KOMPOS MENUJU KELESTARIAN BUMI



ESSAY KE-3 PSIKOLOGI LINGKUNGAN


DOSEN PENGAMPU:

Dr. ARUNDATI SHINTA, M.A

OLEH:

ARNOLDINA LEKI/21310410050


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2022



Pemanfaatan kompos sebagai daya peningkatan kesuburan tanah merupakan langkah tepat yang harus selalu dikembangkan. Banyaknya sisi positif yang ada memberikan manfaat yang besar hingga di masa depan. Sederhananya, teknologi pengomposan berasal dari penguraian material organik seperti di hutan-hutan, misalnya humus yang merupakan contoh penguraian kompos secara alamiah. Untuk itu berdasarkan definisinya kompos merupakan bahan organik atau unsur kebidupan yang tidak terpakai lagi misalnya, tanaman dan lainnya (Sucipto, 2012).

Banyaknya manfaat yang diperoleh dari pengolahan kompos adapun terdiri dari aspek fisik, kimia, biologis, dan lainnya. Pertama, aspek fisik manfaat kompos dalam aspek ini dapat memperbaiki kondisi tanah yang kurang akan unsur hara dengan kandungan fraksi materi organik yang terdapat pada kompos. Kedua, aspek kimia pada kompos dapat membantu tanaman dengan kandungan yang ada seperti makronutrien utama misalnya nitrogen, fosfor, potasium, kalsium, dan magnesium. Adapun, mikronutrien yang penting adalah besi, sulfur, mangan, tembaga, seng, boron, dan molibdenum, yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang terkandung dalam kompos. Ketiga, aspek biologis pengaplikasian kompos pada tanah salah satunya dapat membantu mikroorganisme untuk menghasilkan substansi yang lengket untuk mencapai struktur tanah yang baik. Berdasarkan Gaur (1994) manfaat lainnya seperti mengurangi insektisida tanah seperti Lindane atau benzene hexachloride.

Sebagai pedoman berikut adalah cara pembuatan kompos yang dapat dilakukan dengan cara sederhana yang  dapat di coba di waktu luang.

Alat dan Bahan:

1. Ember

2. Kantong plastik 

3. Gunting 

4. Daun kering ¼ gram

5. Tanah liat

6. EM4 Pertanian 5 ml

7. Air 250 ml

8. Gula pasir 2,5 gram 

Cara Pengolahan : pertama, daun kering dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dengan tujuan untuk mempercepat proses penguraian. Kedua, siapkan larutan  berisi air 250 ml, gula pasir 2.5 gram dan EM4 sebanyak 5 ml. Larutan tersebut berguna untuk mempercepat masa penguraian kompos. Ketiga, daun kering yang telah dipotong kecil dicampur dengan tanah menjadi satu kemudian diaduk rata. Adapun larutan sebelumnya yang sudah tercampur dapat dituangkan ke dalam ember berisi tanah serta daun kering tersebut menjadi satu, lakukan hal tersebut secara berulang sampai selesai; masukan tanah, kemudian diikuti larutan hingga seterusnya. Apabila telah selesai tutuplah ember berisi kompos tersebut. Untuk mempercepat proses penguraian setiap tiga hari sekali kompos perlu diaduk sehingga suhu kompos tetap terjaga. 

Selanjutnya, apabila kompos yang sudah siap dipanen memiliki ciri yang tidak lembab serta tidak menggumpal saat digenggam. Cara diatas merupakan contoh pembuatan kompos yang sudah diterapkan sehingga dari awal pembuatan kompos sampai pada tahap panen diperlukan waktu sekitar 58 hari untuk mendapatkan hasil pembuatan kompos, yang mana pada 14 Oktober 2022 hingga 10 Desember 2022 merupakan awal dan akhir tahap pengolahan kompos hingga siap dipanen. Mudah bukan? Nah, setelah mengetahui cara pengolahannya yang sederhana serta banyak manfaatnya, untuk itu hal ini perlu untuk terus dikembangkan dari sekarang hingga ke masa mendatang untuk mencapai kelestarian lingkungan hidup dan tetap menjaga kesehatan bumi tempat tinggal ini.


DAFTAR PUSTAKA

Gaur, A.C. (1994). A Manual of Rural Composting. FAO: Perserikatan Bangsa- Bangsa.

Sucipto. (2012). Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta: Penerbit Gosyem Publishing.

Wahyono, S. (2010). Tinjauan Manfaat Kompos Dan Aplikasinya Pada Berbagai Bidang Pertanian. Jurnal Rekayasa Lingkungan, 6(1), 29-38.









0 komentar:

Posting Komentar