Kharisma Ayu Mutiara Dewi
19310410070
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Topik | Komitmen, pengelolaan sampah, penelitian deskriptif kualitatif |
Sumber | Hidayah, M.N. & Rodiyah, I. (2022). Komitmen Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dalam Pengelolaan Sampah. Indonesian Journal of Public Policy Review. Vol 18, April 2022. |
Permasalahan | Permasalahan pada penelitian ini adalah adanya data pengelolaan sampah yang kurang optimal dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Meskipun sarana prasarana sudah terpenuhi namun permasalahan komitmen karyawan yang tidak mendukung. Sehingga volume sampah yang belum dikelola dapat mengakibatkan tercemarnya lingkungan yaitu polusi udara, berubahnya air dan tanah dan bau yang tidak sedap akibat timbunan sampah yang tidak terkelola. Sedangkan Sebagian masyarakat juga masih ada yang berperilaku kurang positif atau acuh tak acuh dalam membuang sampah bahkan masih ada yang membuang sampah ke sungai/kali sehingga menyebabkan banjir pada musim hujan. |
Tujuan Penelitian | Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis komitmen Dinas Lingkungan dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan sampah dan faktor penghambat komitmen untuk pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo |
Isi | Jumlah sampah yang dihasilkan kota Sidoarjo saat ini adalah sekitar 1.216 ton/hari dan sampah yang terkelola/terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon mencapai 918 ton/hari terdapat kurang lebih 298 ton/hari sampah yang belum terkelola, itu berarti pengolahan sampah yang ditujukan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) belum dilakukan secara optimal. Allen dan Meyer yang mengatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen akan bekerja penuh dedikasi, yang membuat karyawan memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih untuk menyokong keberhasilan organisasi. Dengan komitmen yang lebih baik pada petugas kebersihan maka petugas tersebut akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehingga Kesehatan masyarakat akan lebih meningkat. Harapan dari upaya peningkatan komitmen petugas di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) adalah akan muncul kesungguhan dalam menyelesaikan tugas. Namun, Fakta di lapangan menunjukkan hasil yang berbeda. Meski komitmen seluruh jajaran telah diupayakan untuk ditingkatkan tapi persoalan-persoalan pengelolaan sampah belum terselesaikan. Komitmen sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Jika komitmen tersebut berkurang maka, Penumpukan volume sampah yang tidak terkelola berdampak kepada lingkungan seperti polusi udara, berubahnya air dan tanah dan bau yang tidak sedap akibat timbunan sampah yang tidak terkelola. Sedangkan Sebagian masyarakat juga masih ada yang berperilaku kurang positif atau acuh tak acuh dalam membuang sampah bahkan masih ada yang membuang sampah ke sungai/kali sehingga menyebabkan banjir pada musim hujan. Masalah ini diperkeruh dengan kondisi Sidoarjo pada musim penghujan rentan terkena banjir dikarenakan dari masyarakat yang membuang sampah sembarangan seperti, membuang sampah di selokan, sungai, dan tempat umum lainnya. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo telah melakukan sejumlah upaya untuk mengelola timbulan sampah. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo mengelola sampah melalui Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), TPST 3R dan TPST Kawasan serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Target pengelolaan timbulan sampah yang ditetapkan di Tahun 2020 dalam RPJMD sebesar 72,28 %, namun realisasinya di tahun 2020 hanya sebesar 67 %. Tingkat capaian kinerja di Tahun 2020 hanya sebesar 93 %. Target yang belum mampu direalisasikan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo tersebut merupakan salah satu indikasi kurangnya komitmen Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo dalam mengatasi persoalan sampah. |
Metode | Dalam penelitian ini penelitian kualitatif karena dapat mendeskripsikan peran komitmen pegawai Dinas Lingkungan dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo. Subjek penelitian ini terdiri dari 5 informan yaitu 1 orang staf bidang kebersihan, 1 orang petugas sampah, dan 3 orang warga masyarakat. Selain itu peneliti memiliki key informan yaitu 1 orang kepala bidang pengelolaan sampah. Ini artinya peneliti sudah memilih informan tertentu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan metode teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam wawancara menggunakan teori Allan & Meyer, yakni 1) Keyakinan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo dalam menerima nilai-nilai yang ada dalam program pengelolaan sampah (affective commitment) pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo terhadap tujuan organisasi; 2) Kemauan kuat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo dalam menjalankan program pengelolaan sampah (normative commitment); 3) Konsistensi yang ditunjukkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo dalam melanjutkan program pengelolaan sampah (continuance commitment) Data dianalisis dengan menggunakan konsep Milles dan Hubberman dalam Rosidi, yakni diawali dengan pengumpulan data, kemudian reduksi data, penyajian data, dan terakhir yaitu penarikan kesimpulan. |
Hasil | Komitmen Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo dalam program pengelolaan sampah terdiri dari tiga indikator:
Kendala yang dihadapi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan sampah yaitu konsistensi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan sampah terkendala oleh kurangnya anggaran di masa pandemi tahun 2020 sampai sekarang karena anggaran difokuskan untuk menangani pandemi Covid 19. Banyak program harus ditunda karena kurangnya anggaran. Konsistensi pengelolaan sampah pada akhirnya mengalami hambatan. |
Diskusi | Jumlah volume sampah di Sidoarjo sendiri mencapai 4.517 m3. Timbunan sampah di kota Sidoarjo 3 tahun ini semakin meningkat dari tahun ke tahun yang sampai saat ini belum dikelola secara maksimal, pengelolaan yang ada saat ini hanya terbatas pada pengolahan sampah secara konvensional yaitu hanya diangkut dari tempat penghasil sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan kemudian hanya dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh adanya Hambatan atau kendala dalam menumbuhkan atau memperkuat kemauan pegawai dalam menjalankan program pengelolaan sampah adalah motivasi pegawai yang tidak menentu dan anggaran yang tidak memadai. Keterbatasan anggaran untuk pembayaran upah dan insentif menyebabkan semangat dalam mencapai target agak terganggu. Petugas sampah mengalami fluktuasi motivasi. Motivasi yang naik turun pada akhirnya mengganggu. Maka dari itu peran pemerintah dibutuhkan yaitu Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemauan dan semangat petugas sampah dalam menjalankan tugasnya. membuktikan bahwa peran serta pemerintah daerah mempunyai hubungan yang kuat dengan pengelolaan sampah di Kota Tembilahan. Jika pemerintah daerah melalui Tempat Pembuangan Sementara (TPS) bekerja dengan komitmen yang kuat maka permasalahan dan kendala terkait terbatasnya anggaran dapat diminimalisasi |
19310410070
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Topik | Komitmen, pengelolaan sampah, penelitian deskriptif kualitatif |
Sumber | Hidayah, M.N. & Rodiyah, I. (2022). Komitmen Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dalam Pengelolaan Sampah. Indonesian Journal of Public Policy Review. Vol 18, April 2022. |
Permasalahan | Permasalahan pada penelitian ini adalah adanya data pengelolaan sampah yang kurang optimal dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Meskipun sarana prasarana sudah terpenuhi namun permasalahan komitmen karyawan yang tidak mendukung. Sehingga volume sampah yang belum dikelola dapat mengakibatkan tercemarnya lingkungan yaitu polusi udara, berubahnya air dan tanah dan bau yang tidak sedap akibat timbunan sampah yang tidak terkelola. Sedangkan Sebagian masyarakat juga masih ada yang berperilaku kurang positif atau acuh tak acuh dalam membuang sampah bahkan masih ada yang membuang sampah ke sungai/kali sehingga menyebabkan banjir pada musim hujan. |
Tujuan Penelitian | Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis komitmen Dinas Lingkungan dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan sampah dan faktor penghambat komitmen untuk pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo |
Isi | Jumlah sampah yang dihasilkan kota Sidoarjo saat ini adalah sekitar 1.216 ton/hari dan sampah yang terkelola/terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon mencapai 918 ton/hari terdapat kurang lebih 298 ton/hari sampah yang belum terkelola, itu berarti pengolahan sampah yang ditujukan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) belum dilakukan secara optimal. Allen dan Meyer yang mengatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen akan bekerja penuh dedikasi, yang membuat karyawan memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih untuk menyokong keberhasilan organisasi. Dengan komitmen yang lebih baik pada petugas kebersihan maka petugas tersebut akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehingga Kesehatan masyarakat akan lebih meningkat. Harapan dari upaya peningkatan komitmen petugas di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) adalah akan muncul kesungguhan dalam menyelesaikan tugas. Namun, Fakta di lapangan menunjukkan hasil yang berbeda. Meski komitmen seluruh jajaran telah diupayakan untuk ditingkatkan tapi persoalan-persoalan pengelolaan sampah belum terselesaikan. Komitmen sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Jika komitmen tersebut berkurang maka, Penumpukan volume sampah yang tidak terkelola berdampak kepada lingkungan seperti polusi udara, berubahnya air dan tanah dan bau yang tidak sedap akibat timbunan sampah yang tidak terkelola. Sedangkan Sebagian masyarakat juga masih ada yang berperilaku kurang positif atau acuh tak acuh dalam membuang sampah bahkan masih ada yang membuang sampah ke sungai/kali sehingga menyebabkan banjir pada musim hujan. Masalah ini diperkeruh dengan kondisi Sidoarjo pada musim penghujan rentan terkena banjir dikarenakan dari masyarakat yang membuang sampah sembarangan seperti, membuang sampah di selokan, sungai, dan tempat umum lainnya. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo telah melakukan sejumlah upaya untuk mengelola timbulan sampah. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo mengelola sampah melalui Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), TPST 3R dan TPST Kawasan serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Target pengelolaan timbulan sampah yang ditetapkan di Tahun 2020 dalam RPJMD sebesar 72,28 %, namun realisasinya di tahun 2020 hanya sebesar 67 %. Tingkat capaian kinerja di Tahun 2020 hanya sebesar 93 %. Target yang belum mampu direalisasikan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo tersebut merupakan salah satu indikasi kurangnya komitmen Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo dalam mengatasi persoalan sampah. |
Metode | Dalam penelitian ini penelitian kualitatif karena dapat mendeskripsikan peran komitmen pegawai Dinas Lingkungan dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo. Subjek penelitian ini terdiri dari 5 informan yaitu 1 orang staf bidang kebersihan, 1 orang petugas sampah, dan 3 orang warga masyarakat. Selain itu peneliti memiliki key informan yaitu 1 orang kepala bidang pengelolaan sampah. Ini artinya peneliti sudah memilih informan tertentu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan metode teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam wawancara menggunakan teori Allan & Meyer, yakni 1) Keyakinan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo dalam menerima nilai-nilai yang ada dalam program pengelolaan sampah (affective commitment) pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo terhadap tujuan organisasi; 2) Kemauan kuat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo dalam menjalankan program pengelolaan sampah (normative commitment); 3) Konsistensi yang ditunjukkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo dalam melanjutkan program pengelolaan sampah (continuance commitment) Data dianalisis dengan menggunakan konsep Milles dan Hubberman dalam Rosidi, yakni diawali dengan pengumpulan data, kemudian reduksi data, penyajian data, dan terakhir yaitu penarikan kesimpulan. |
Hasil | Komitmen Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo dalam program pengelolaan sampah terdiri dari tiga indikator:
Kendala yang dihadapi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan sampah yaitu konsistensi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan sampah terkendala oleh kurangnya anggaran di masa pandemi tahun 2020 sampai sekarang karena anggaran difokuskan untuk menangani pandemi Covid 19. Banyak program harus ditunda karena kurangnya anggaran. Konsistensi pengelolaan sampah pada akhirnya mengalami hambatan. |
Diskusi | Jumlah volume sampah di Sidoarjo sendiri mencapai 4.517 m3. Timbunan sampah di kota Sidoarjo 3 tahun ini semakin meningkat dari tahun ke tahun yang sampai saat ini belum dikelola secara maksimal, pengelolaan yang ada saat ini hanya terbatas pada pengolahan sampah secara konvensional yaitu hanya diangkut dari tempat penghasil sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan kemudian hanya dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh adanya Hambatan atau kendala dalam menumbuhkan atau memperkuat kemauan pegawai dalam menjalankan program pengelolaan sampah adalah motivasi pegawai yang tidak menentu dan anggaran yang tidak memadai. Keterbatasan anggaran untuk pembayaran upah dan insentif menyebabkan semangat dalam mencapai target agak terganggu. Petugas sampah mengalami fluktuasi motivasi. Motivasi yang naik turun pada akhirnya mengganggu. Maka dari itu peran pemerintah dibutuhkan yaitu Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemauan dan semangat petugas sampah dalam menjalankan tugasnya. membuktikan bahwa peran serta pemerintah daerah mempunyai hubungan yang kuat dengan pengelolaan sampah di Kota Tembilahan. Jika pemerintah daerah melalui Tempat Pembuangan Sementara (TPS) bekerja dengan komitmen yang kuat maka permasalahan dan kendala terkait terbatasnya anggaran dapat diminimalisasi |
0 komentar:
Posting Komentar