LAPORAN
KULIAH LAPANGAN KUNJUNGAN DI TPST RANDU ALAS
Essay
Laporan Psikologi Lingkungan
Nama
: Venia Astika Yahya
NIM
: 21310410059
Dosen
Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Pada tanggal 28 November 2022, mahasiswa
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta melakukan kunjungan ke TPS Randu Alas yang
berada di Candi Krang, Sandonoharjo, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Bersama dengan Bapak Mujono selaku wakil ketuA TPS Randu Alas.
Pemerintah membentuk suatu KSM (Kelompok
Swadaya Masyarakat) atau TPS yang dikelola oleh KSM. Jadi sebagian masyarakat
yang peduli akan kebersihan lingkunganya mereka membuat suatu komunitas untuk
mengatasi sampah di lingkungan hidupnya. Seperti hal nya TPS Randu Alas.
TPS Randu Alas dulunya adalah tempat pembuangan sampah liar,
banyak sekali orang yang membuang sampah disana. Sehingga membuat pengurus
kampung merasa prihatin karena jika itu terus menerus dilakukan akan menjadi
musibah bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Maka dari itu pengurus kampung
mengajukan pada Dinas Lingkunga Hidup untuk dibuatkan tempat pengolahan sampah.
Akhirnya mendapatkan bantuan dari pemerintah pada tahun 2015 dan TPST Randu
Alas launching pada tahun 2016.
Pada awalnya TPST itu mempunyai kapasitas pemanfaat 200 KK.
Sedangkan satu RW di Randu Alas 150 KK dan sekarang untuk kapasitas pelanggan
sudah mencapai 350 KK. Jadi TPST Randu Alas ini menjadi tumpuan atau harapan dari
pemerintah propinsi/kabupaten untuk mengolah sampah di Lingkungan tersebut.
Setelah dilaunching pada 2016 lalu, pengurus TPS mengedukasikan
ke warga, bahwa sampah-sampah yang ada di sekitar lingkungan kita harus diolah,
jika tidak akan menimbulkan suatu bencana. Walaupun beberapa diedukasi tidak
semua warga bisa menerima. Sistem dari TPS tersebut adalah “siapa yang mau
sampahnya dikelola maka akan kita tampung”, maksud dari hal itu adalah
menggugah dengan hati.
Adapun keseharian dari
Tim TPS ini adalah mengambil sampah ke pelanggan pelanggan. Untuk waktu
pengambilannya seminggu 2 kali yaitu senin dangan kamis, selasa dangan jum’at
dan rabu dengan sabtu. Jadi setiap hari pengambilan tetapi rotasi
pengambilannya berbeda-beda. Setelah mengambil sampah dari palanggan lalu
dipilah karena pada garis besarnya sampah itu ada sampah organik seperti
daun-daun kulit, sisa makanan dan an-organik yaitu sampah buatan pabrik seperti
plastik, kertas, logam dll. Dan yang an-organik setelah dikumpulkan lalu
dipilah yang nantinya akan diambil oleh juragan rosok yang akn disetorkan ke
pabrik-pabrik daur ulang. Karena di TPS ini menuggunakan sisitem 3R (reduce,
reuse, dan recycle).
Resuse yaitu menggunakan kembali seperti botol galon sebagian
disuplai untuk warga untuk menanam, kompos yang dikelola/difermentasi menjadi
kompos padat dan digunakan kembali. Dalam pembuatan kompos padat TPS tersebut
menggunakan 3 sistem, yaitu:
1. Teknik Hindro
2. Teknik Takakura
3. Teknik Bata Berongga
Semuanya sama fungsinya yaitu memecah gas netan yabg
terbentuk oleh kompos tadi. Masa untuk pengomposan itu kurang lebih 40 hari dan
dalam memfermentasikan sampah menggunakan bakteri yang membatu penguraian atau
pembusukan dari kompos, bekterinya seperti em4 dan bakteri produksi sendiri
yaitu mol, ecoenzim, eco c, eco lindi. Mol (mikro organisme lokal) memiliki
kandungan yang hampir sama denga em4.
Pembuatan mol dengan bahan ragi tempe, ragi tape, trasi, molase. Selanjutnya
ecoenzim, ecoenzim ini multifungsi bisa sebagai bakteri fermentasi, pupuk dan
desinfektan. Dan eco enzim sendiri bahanya dari buah-buahan dengan takaran 1 3
10 ( 1 = molase, 3 = buah, 10 = air), untuk pembentukan ecoenzim itu 3 bulan.
Selain itu sisa-sisa makanan, sisa sayuran yang kita masak
bisa dimanfaatkan untuk biokonfersi yaitu sebagai makanan magot. Karena jika
sisa-sisa makanan itu tidak segera diolah dalam 2 hari akan menimbulkan bau dan
menjadi masalah besar di TPA.
Untik sampah an-organik yang belum tertangani adalah sampah B3,
seperti sisa batrai, lampu, pempres, dll.
0 komentar:
Posting Komentar