4.12.22

kuliah lapangan psikologi lingkungan

 

 

Essay laporan kuliah Lapangan

Psikologi Lingkungan

TPS Randu Alas

Nia Zulkhaini (21310410097)

Dosen: Dra. Arundati Shinta

28 November 2022 mahasiswa psikologi Lingkungan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta melakukan Kuliah lapangan untuk yang kedua kalinya di TPS Randu Alas di dampingi oleh Dosen psikologi Lingkungan yaitu Ibu Dra. Arubdati Shinta, MA dan pak joka sebagai pemateri. Beliau menjelaskan bebrapa hal mengenai sampah juga mengenai TPS Randu Alas sendiri, diantaranya beliau menyampaikan bahwa di Indonesia khususnya di daerah Yogyakarta sampah menjadi masalah yang besar bagi keberlangsungan hidup masyarakat juga bagi lingkungan. pada awal mula TPS Randu Alas dibuka yaitu 2016 para petugas TPS mempunyai tugas khusus untuk terlebih dahulu menyadarkan masyarakat akan bahanya sampah apabila di buang pada tempat yang tidak semsestinya. Adanya TPS sebagai tempat pemilahan sampah yag dapat di daur ulang sebelum masuk pada TPA. Para petugas TPS juga melakukan edukasi kepada warga bahwa sampah yang dihasilkan perlu diolah kembali agar tidak menyebabkan bencana. Pengambilan sampah pada warga area TPS Randu Alas dilakukan satu minggu dua kali, sampah yang masuk kemudian dipilah jenis-jenis sampahnya. Pada dasarnya sampah terbagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah hasil buatan pabrik yang dapat diolah kembali seperti kertas, plastik, logam-logam. Sampah anorganik yang sudah dipilah kemudian akan di ambil oleh pengepul rosok untuk disetorkan ke pabrik pengolahan barang bekas. Sampah organik merupakan sampah sisa manusia yang dapat terurai secara dan juga dapat diolah kembali alami seperti daun. Di TPS Randu Alas menerapkan sistem 3R yaitu Reuse ( menggunakan kembali) seperti ketika belanja lebih baik menggunakan tas kain dari pada plastik supaya dapat digunakan kembali. Reduce (mengurangi) pentingnya memilih suatu kemasan produk yang dapat digunakan kembali untuk mengurangi sampah. Recycle (mendaur ulang) seperti botol galon bekas yang dapat dimanfaatkan sebagai pot bunga atau tanaman-tanaman lainnya serta pengolahan sampah menjadi kompos padat untuk penyuburan tanah. Pengolahan sampah agar menjadi kompos membutuhkan waktu kurang lebih selama 40 hari dan juga membutuhkan bakteri untuk mempercepat proses pengomposan. TPS Randu Alas memproduksi beberapa bakteri untuk proses pengomposan seperti mol, poc, air lindi dan eco enzim. Limbah buah yang didapat diolah menjadi poc untuk pendukung atau pelengkap pengomposan. Selain mengolah sampah buangan masyarakat TPS Randu Alas juga membudidaya magot dimana magot tersebut makan sampah sisa makanan dari rumah makan yang di setor ke TPS Randu Alas. Dari magot tersebut bisa menjadi pakan hewan ternak seperti makan ayam juga bisa dijadikan sebagai pelet untuk makan lele dan apabila dikeringkan juga bisa dijual kepada penjual ikan hias sebagai makanan ikan hias. Adapun limbah yang masih sulit atau bahkan di PTS belum bisa mengolahnya yaitu limbah B3 seperti sampah softek, pecahan lapu bohlam. Di akhir sesi pemateri pak Joko menyampaikan bahwa “ sampah bisa menjadi berkah dan juga bisa menjadi musibah tergantung bagimana cara seseorang menanganinya”.

0 komentar:

Posting Komentar