10.12.22

KULIAH LAPANGAN Ke TPS Randu Alas

 







KULIAH LAPANGAN Ke TPS Randu Alas

Oleh:

MARIA EVENTIA CLAUDIA PONOMBAN

21310420021

 

Tugas Mata kuliah Psikologi Lingkungan 

Dosen Pengampu Ibu Dr. Arundati Shinta, MA

 

Program Studi Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Latar Belakang Kunjungan

            Permasalahan mengenai sampah tidak pernah habis untuk kita bahas, karena sampah belum menjadi masalah utama bagi setiap warga masyarakat. Sampah belum sepenuhnya menjadi tanggung jawab tiap orang yang menghasilkan sampah tersebut. Sampah rumah tangga merupakan sampah utama yang seharusnya dikelolah agar nantinya memudahkan para pengolah sampah untuk mendaur sampah-sampah yang telah dikumpulkan oleh petugas kebersihan untuk kemudian di pilah di tempat pengolahan sampah. Kebiasaan-kebiasaan baik dan mudah untuk dilakukan memang sulit untuk sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pentingnya adanya kuliah psikologi lingkungan untuk melihat kembali permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar kita.

Tujuan Kunjungan

       Kunjungan ini bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai TPS dan juga mahasiswa bisa mendapat pengalaman langsung untuk mengetahui proses pengolahan sampah sehingga nantinya sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini bisa menjadi pelopor untuk peduli terhadap permasalahan limbah sampah.

Waktu  dan Lokasi Kunjungan

      Kunjungan diadakan di TPS Randu Alas, pada hari senin, 28 November 2022. Acara dimulai pukul 10:00 dan diikuti para mahasiswa yang mengambil kelas psikologi lingkungan. 

Hasil Kunjungan ke-TPS Randu Alas

          TPS ini berawal dari tempat pembuangan sampah liar kemudian di ajukan untuk dijadikan tempat pengolahan sampah bagi masyarakat sekitar. Saat ini TPS Randu Alas mampu mengolah sampah yang diperoleh dari kurang lebih 400 keluarga. Selama berdirinya, TPS ini menggunakan system 3R dalam mengolah sampah yang telah terkumpulkan. Sistem 3R yaitu reduce, reuse dan recycle merupakan system yang dirasa paling mudah dan prosesnya cepat dalam mengolah sampah.

Dalam pengolahan sampah, sampah masyarakat diambil setiap hari namun dibagi per wilayah. Dalam seminggu hanya dua kali di lakukan pengangkatan sampah ditiap wilayah cakupan TPS tersebut. Sampah yang telah diangkut dan dikumpulkan di olah dan dikategorigan berdasarkan system 3R. Jadi pada TPS tersebut telah dibuatkan sekat-sekat untuk memudahkan para petugas mengurai sampah dari masyarakat, seperti sampah organic dipisahkan dengan sampah anorganik.

Untuk sampah organic yang merupakan sisa makanan atau buah-buahan yang nantinya akan diolah menjadi kompos, ecoenzym, diolah dan dijadikan pellet atau makanan ternak. Untuk pengolahan kompos dan ecoenzym hampir sama Langkah-langkahnya dengan apa yang sudah saya dapatkan pada kuliah lapangan sebelumnya. Hasil dari pengolahan tidak hanya di gunakan oleh TPS melainkan di setor pada dinas setempat, toko-toko bahkan dibagi-bagikan ke masyarakat. Pada pengolahan sampah organic yang menarik perhatian saya ada pada budidaya maggot dimana membuat saya merasa salut kepada para pekerja disana yang mau mengolah itu semua, karena bagi saya hal itu sesuatu yang sulit untuk saya geluti karena berhadapan dengan bau dan binatang yang ada disana seperti belatung, larva, lalat dan sebagainya. Tetapi walaupun saya berada cukup lama di TPS tersebut bau sampah tidak terasa menyengat karena hasil pengolahan sampahnya dijadikan disinfektan yang di gunakan diarea TPS.

Untuk pengolahan sampah anorganik biasanya diberikan kembali pada pengepul-pengepul plastic, kertas dan lain sebagainya. Biasanya juga untuk galon-galon bekas dikumpulkan dan di bagikan kepada warga untuk wadah tanaman. Sampah anorganik ternyata tidak sepenuhnya bisa diolah dan tidak ada pengepul yang ingin mengambilnya. Sehingga sampah tersebut dibawa ke TPA di Piyungan. 

TPS Randu Alas memiliki pekerja dengan yang digaji dengan ketentuan gaji pokok dan juga bonus serta memperoleh BPJS. Walaupun tenaga kerja di TPS ini tidak terlalu banyak tetapi mereka mampu mengolah sampah masyarakat. Walaupun prosesnya jadi lama karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam memisahkan sampah organic dan anorganik. Masyarakat walaupun sudah diberikan penyuluhan tetapi tidak bertahan lama mereka Kembali menggabungkan sampah mereka. Hal tersebut membuat saya termenung karena sering kali saya melakukan hal yang sama seperti masyarakat tersebut.




0 komentar:

Posting Komentar