4.12.22

KULIAH LAPANGAN DI TPST RANDU ALAS

Laporan Kuliah Lapangan Psikologi Lingkungan

Kunjungan TPS 3 RANDU ALAS

Dosen Pengampu : Dr.,Dra.Arundati Shinta MA

 

Oleh :

Bella Azahar Br Tarigan (21310410033)

Dalam era modern ini banyak masalah-masalah yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup,sehingga membuat bangsa Indonesian terhalangi unruk menjadi bangsa yang sejahtera.Salah satu faktor penyebabnya adalah pembuangan limbah padat atau sampah.Terutama sampah anorganik yang berbahaya dan sulit dikelola.Menurut Undang-undang No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat.Sampah merupakan tanggung jawab dari semua pihak-pihak pemerintah maupun masyarakat.Kondisi pemilahan dan pengurangan sampah saat ini dari rumah tangga masih kurang memadai,sehingga berbagai gerakan perlu ditingkatkan.

DI Yogyakarta menjadi salah satu kota istimewa di Indonesia,namun sering terlihat dipinggiran jalan masih banyak sampah-sampah yang menumpuk.TPA di Yogyakarta juga sudah mengalami over kapasistas.Pemerintah Yogyakarta mendapat kendala besar akan penuhnya TPA yang ada di Yogyakarta,karena kondisi tersebut membuat pemerintah membentuk suatu KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang kemudian didirikanlah TPS (Tempat Pengolahan Sampah) di daerah Jl.Kaliurang Yogyakarta.TPS tersebut dinamakan TPS 3 Randu Alas,yang berdiri sudah hampir enam tahun sejak tahun 2016.Pada kuliah lapangan Psikologi Lingkungan kebetulan kami mendapat kesempatan untuk berkunjung ke TPS Randu Alas dan bertemu dengan narasumber yaitu Pak Jono.Dari Pak Jono kami bisa mendapatkan informasi terkait tentang TPS Randu Alas yang menjadi objek penelitian kami. Pertama kali didirikan TPS Randu Alas banyak terjadi Pro-Kontra dengan warga sekitar,karena letaknya yang berada ditengah pemukiman membuat warga takut bisa mencemari lingkungan dan membuat polusi udara.Tetapi pihak TPS mengatasi kekhawatiran warga tersebut dengan memberikan pemahaman dan sosialisasi bahwa di TPS Randu Alas sampah tidak akan dibiarkan bertumpuk begitu saja,melainkan akan diolah kembali.Awalnya TPS Randu Alas hanya mempunyai kapasitas 200 Kartu Keluarga saja namun saat ini sudah mencapai 300 Kartu Keluarga.TPS Randu Alas memiliki sistem bagi warga yang mau saja yang sampahnya ditampung  dan tidak ada pemaksaan sama sekali.

TPS Randu Alas saat ini memliki 6 pekerja yang masih aktif,karena pekerjaannya yang berhubungan dengan sampah membuat pekerjaan tersebut kurang diminati.Untuk gaji dari setiap pekerja juga berbeda tergantung dari kinerja dan lama waktu bekerja.Keseharian di TPS Randu Alas mengambil sampah ke pelanggan seminggu dua kali dan iuran di pelanggan area pemanfaat sebesar 30 ribu,dengan rotasi area berbeda.Kemudian dipilah jenis sampahnya menjadi dua bagian yaitu : Organik dan Anorganik.Untuk sampah Anorganik sendiri diolah kembali dan diambil oleh juragan rosok dan disetor ke pabrik daur ulang.Sementara untuk sampah organik,dibuat menjadi kompos dan memanfaatkan sebagai biokonvensi (seperti budidaya magot).Pembuatan kompos menggunakan 3 sistem,dengan tujuan memecahkan kasmetan dilingkungan.Untuk limbah buah sendiri diolah menjadi dua jenis : ada POC (Pupuk Organik Cair) dan pupuk padat.Untuk pembeli produk kompos yang dihasilkan oleh TPS disosialisasikan ke warga,dan bisa juga disetor ke LH.

TPS Randu Alas juga sering dikunjungi oleh mahasiswa/i baik yang di Yogyakarta maupun luar dari kota Yogyakarta dan dijadikan sebagai bahan penelitian bahkan menurut sumber yang kami dapat melalui pak Jono di TPS Randu Alas juga sering dilakukan program KKN dan ada pula mahasiswa yang menjadi salah satu pekerja di TPS Randu Alas yang saat ini sudah lulus dengan nilai yang sangat baik.TPS Randu Alas juga sudah melakukan banyak kerja sama dengan berbagai sekolah,dan bahkan salah satu Pondok di Yogyakarta sudah melakukan kerja sama dengan TPS Randu Alas.

TPS Randu Alas menjadi tumpuan atau harapan dari pemerintah untuk mengelola sampah.TPS Randu Alas juga sering melakukan sosialisai-sosialisasi baik kepada warga maupun mahasiswa.Pihak dari TPS sendiri mengharapkan kepada generasi muda untuk mengurangi sampah plastik dan bisa menciptakan inovasi-inovasi baru yang terbuat dari plastik. 

0 komentar:

Posting Komentar