12.12.22

Berkontribusi Langsung dalam Kebersihan Lingkungan? Siapa Takut

PSIKOLOGI LINGKUNGAN 
Essay 3 
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.
 Oleh: 
REFISKHA SALSA BILLA (21310410095) 
FAKULTAS PSIKOLOGI 
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 

Menurut Zaman (2009) sampah bisa di definisikan sebagai sumberdaya yang dapat bernilai tergantung bagaimana sampah tersebut dikelola. Sedangkan menurut UU No, 18 Tahun 2008 Bab 1 pasal 1 didefinisikan bahwa sampah merupakan sisa sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. McDougall (2001) juga mendefinisikan sampah sebagai sesuatu yang kurang berguna dan bernilai. Dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan sesuatu yang harus dikeola supaya memiliki nilai tambah lalu dapat digunakan Kembali agar tidak mencemari lingkungan. Lingkungan yang bersih merupakan lingkungan yang di idam-idamkan oleh setiap orang, namun masih banyak dari orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungannya. Saya mendatangi 4 tempat, lalu melihat di tempat tersebut sangat banyak sampah berserakan, entah itu sampah daun-daun kering. Sampah plastic maupun sisa-sisa makanan. Tempat-tempat tersebut yakni Pemukiman warga di Seturan, Pantai Cemara Sewu, Stadion Maguwoharjo dan pinggir jalan raya. 

 Lokasi pertama adalah pemukiman warga di jl Raya Seturan. Pada tanggal 26 oktober 2022 Saat pulang kuliah saya melihat banyak sekali sampah-sampah yang memenuhi selokan pada ruko yang sudah tidak terpakai. Hal ini yang tentunya akan menyebabkan banjir. Lalu saya melakukan kegiatan before After dalam membersihkan selokan tersebut, saya membersihkan sampah ini dari jam 11.00-12.00. Banyak sampah-sampah yang sudah hampir menyatu dengan tanah yang menandakan bahwa sampah tersebut sudah lama berada di dalam selokan tersebut. Hal ini menandakan bahwa masyarakat yang berada dilingkungan ini kurang memperhatikan lingkungan.
Lokasi yang kedua adalah pantai cemara sewu, ketika saya dan teman-teman saya sedang pergi ke pantai untuk refreshing di tanggal 27 Oktober 2022. Kebetulan cuaca sedang hujan rintik rintik. Lalu kami memutuskan untuk berteduh di pendopo pantai pada jam 19.00-20.00. lalu saya melihat banyak sekali sampah sampah berserakan di bawah pohon-pohon. Ini sangat membuat pantai terkesan kotor. Lalu saya membersihkan sampah tersebut walaupun hujan belum reda. Karena takutnya sampah-sampah tersebut akan terbawa air hujan dan masuk ke air laut yang akan mencemari pantai tersebut. Ketika saya bersihkan, banyak sekali sampah sampah makanan dan tentu ini dihasilkan oleh pengunjung yang tidak sadar akan kebersihan lingkungan, padahal di pantai tersebut disediakan tempat sampah, tetapi masih saja banyak oknum yang masih membuang sampah sembarangan.
lokasi ke 3 adalah stadion Maguwoharjo, pada tanggal 30 Oktober 2022 pukul 06.30-08.30 pagi hari, ketika saya ingin berangkat kuliah saya melihat stadion ini depenuhi oleh sampah dedaunan kering yang berserakan di terasnya. Ada banyak orang-orang yang sedang jogging tetapi tidak perduli. Saya melihat di sana ada sapu yang tergeletak begitu saja. Lalu saya putuskan untuk menyapu halaman stadion ini dan mengumpulkan sampah daun daun kering tersebut untuk dibuang ke tempat sampah, sehingga lingkungan Kembali bersih dan nyaman.
Lokasi ke 4 adalah di pinggiran jalan menuju kostan saya, di jl maguwoharjo, pada tanggal 30 Oktober 2022 pada jam 13.00-14.00 saya melewati jalan ini dan lagi lagi menemukan sampah-sampah daun kering yang sangat banyak dan berserakan di pinggir jalan. banyak orang lewat di sana, banyak juga pedagang pedagang yang mangkal di sana. Tetapi tidak sadar bahwa lingkungan ini sangat kotor dan tidak nyaman. Akhirnya saya membersihkan jalan ini, menyapu daun-daun kering yang berserakan, dan mengumpulkannya menjadi satu. Setelahnya, jalanan ini pun bersih Kembali dan sangat nyaman.
Daftar Pustaka: Mahyudin, R. P. (2014). Strategi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan. EnviroScienteae, 10(1), 33-40.

0 komentar:

Posting Komentar