PEREMPUAN-PEREMPUAN HEBAT DALAM PENGELOLAAN
SAMPAH
Oleh
Alfiantika Prastiwi (21310410094)
Essay Ujian Tengah Semester Psikologi
Lingkungan.
Dosen pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M.A
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Semester Ganjil T.A 2022/2023
Dari foto diatas bisa dikatan pembahasan
ini mengenai soal sampah. Hal itu menjelaskan tentang peran perempuan yang
hebat dalam pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan. Sampah menjadi faktor utama dalam permasalahan
lingkungan sekitar. Menurut WHO ( World Health Organization) mendefinisikan
pengertian sampah merupakan sesuatu yang tidak dapat digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia
dan hal itu tidak terjadi dengan sendirinya. Kehadiran sampah sangat menganggu
kehidupan bahkan aktifitas manusia. Masih banyak orang yang sadar akan
keberadaan sampah dan memanfaatkan serta mengelola sampah yang masih bisa digunakan
dan dimanfaatkan dengan baik (Rizkia, 2020). Seperti para wanita- wanita hebat yang ada di
gambar. Hasil sampah yang dihasilkan dari semua jenis, kebanyakan berasal dari
sampah rumah tangga. Maka dari itu memerlukan sebuah pratisipasi perempuan
dalam pengolahan sampah skala rumah tangga, karena perempuan memiliki peran
sentral dalam rumah tangga. Perempuan juga sebagai media edukasi bagi anak-
anaknya dalam pengelolaan lingkungan, khususnya pengelolahan sampah. Sebuah
pengolahan sampah dilandasi adanya persepsi yang akan mewujudkan kualitas
lingkungan yang perspektif positif dalam peningkatan kulitas lingkungan yang
lebih baik. Peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan terutama pengolahan
sampah cukup efektif karena seorang perempuan memiliki fungsi domestik dalam rumah
tangga. Memhamai dan mengetahui peran strategi dalam pengolahan sampah
menjadikan perempuan memiliki peluang secara ekonomi dalam aktifitas
pengelolaan lingkungan sebagai upaya pendapatan ekonomi keluarga. Partisipasi
perempuan dalam pengolahan sampah dilakukan untuk menciptakan kualitas
lingkungan yang baik dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan mengubah
sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi (Setyawati & Siswanto, 2020).
Dari gambar yang pertama menurapakan
seorang ibu yang memiliki sebuah keterampilan dalam mengolah sampah menjadi
barang yang bernilai. Ibu tersebut bernama Bu Ismi yang bertempat tinggal di
Tamansari Yogyakarta. Kesehariannya membuat barang-barang kerajinan dari sampah
plastik yang sudah tidak terpakai. Sampah tersebut dibuat beraneka macam bentuk,
seperti bentuk hewan kala jengking, kucing, tempat pensil, topeng dan lain
sebagainya. Bu ismi menjual barang-barang tersebut hanya disekitar rumah, ia
tidak menjajakan barangnya melalui media maupun secara terbuka. Karena rumah Bu
Ismi bersebelahan dengan wisata Tamansari yang biasanya akan dikunjungi
wisatawan dari berbagai daerah bahkan dari turis manca negara, maka ia menjual
dengan cara membuka dirumah. Terkadang juga mendapatkan pesanan dari luar
daerahnya.
Gambar yang kedua merupakan peran perempuan
dalam membuat kompos sederhana. Seorang perempuan yang bertempat tinggal di
Bantul Yogyakarta membuat sebuah pupuk sederhana yang tersedia dilingkungan
tempat tinggalnya. Ia menggunakan kotoran hewan, tanah, dan serbuk kayu
(gerajen) sebagai pembuatan pupuk. Hasil
pupuk tadi digunakan untuk memupuk tanamanya sendiri. Karena ia dan keluarga
gemar menanam tanaman, maka ia membuat pupuk tersebut juga untuk menghemat
biaya pengeluaran. Serta memanfaatkan kotoran hewan dan sisa kayu (gerajen)
yang ada dirumahnya agar bermanfaat.
Gambar yang terakhir merupakan bank sampah yang ada di daerah Kadipaten Wetan. Banyak perempuan-perempuan yang bekerja bahkan menabung dibank sampah tersebut. Karena bank sampah tersebut didirikan di lingkungan masyarakat berdekatan dengan rumah-rumah warga. Perempuan tersebut akan memilih sampah-sampah sesuai dengan jenisnya. Dari adanya bank sampah tersebut secara tidak langsung perempuan tidak hanya berpartisipasi dalam menjaga lingkungan tetapi dapat menambah ekonomi. Bank sampah merupakan tempat pengolahan sampah yang menerapkan sistem 3R yaitu Reuse, Reduce, dan Reycle. Bank sampah juga menjadi tempat penyetoran sejumlah sampah yang disortir berdasarkan jenis dan sampah yang telah di timbang dan memiliki nilai ekonomi serta nasabah akan menampung sampah yang ditabung sampai jumlah dan kurun waktu tertentu. Keberadaan sampah ini menjadi tempat penghasilan para individu yang membutuhkan pekerjaan. Terutama peran perempuan yang secara tidak langsung ingin menjaga lingkungan serta mencari nafkah. Kesadaran akan kepedulian lingkungan mendorong seseorang untuk mendirikan sebuah kesatuan dengan cara mendirikan bank sampah yang akan berguna untuk lingkungan dan individu.
Kesimpulannya seorang perempuan menjadi
peran penting dalam pengelolaan sampah, bahkan ditangan perempuan sampah
menjadi barang yang bernilai hargannya. Sampah yang merupakan sisa buangan bisa
menjadi barang yang bernilai dan menguntungkan.
Referensi
Rizkia, P. A. (2020). Peran
Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Paprika Kelurahan Bambu
Apus Pamulung Kota Tangerang Selatan . 1-2.
Setyawati, E. Y., & Siswanto, R. H. (2020). Partisipasi
Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomi dan Berbasis Kearifan Lokal
. Jambura Geo Education Journal , 55-58.
0 komentar:
Posting Komentar