9.11.22

PEREMPUAN-PEREMPUAN HEBAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

PEREMPUAN-PEREMPUAN HEBAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Oleh

Alfiantika Prastiwi (21310410094)

Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan.

Dosen pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Semester Ganjil T.A 2022/2023



Dari foto diatas bisa dikatan pembahasan ini mengenai soal sampah. Hal itu menjelaskan tentang peran perempuan yang hebat dalam pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan.  Sampah menjadi faktor utama dalam permasalahan lingkungan sekitar. Menurut WHO ( World Health Organization) mendefinisikan pengertian sampah merupakan sesuatu yang tidak dapat digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan hal itu tidak terjadi dengan sendirinya. Kehadiran sampah sangat menganggu kehidupan bahkan aktifitas manusia. Masih banyak orang yang sadar akan keberadaan sampah dan memanfaatkan serta mengelola sampah yang masih bisa digunakan dan dimanfaatkan dengan baik (Rizkia, 2020). Seperti para wanita- wanita hebat yang ada di gambar. Hasil sampah yang dihasilkan dari semua jenis, kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga. Maka dari itu memerlukan sebuah pratisipasi perempuan dalam pengolahan sampah skala rumah tangga, karena perempuan memiliki peran sentral dalam rumah tangga. Perempuan juga sebagai media edukasi bagi anak- anaknya dalam pengelolaan lingkungan, khususnya pengelolahan sampah. Sebuah pengolahan sampah dilandasi adanya persepsi yang akan mewujudkan kualitas lingkungan yang perspektif positif dalam peningkatan kulitas lingkungan yang lebih baik. Peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan terutama pengolahan sampah cukup efektif karena seorang perempuan memiliki fungsi domestik dalam rumah tangga. Memhamai dan mengetahui peran strategi dalam pengolahan sampah menjadikan perempuan memiliki peluang secara ekonomi dalam aktifitas pengelolaan lingkungan sebagai upaya pendapatan ekonomi keluarga. Partisipasi perempuan dalam pengolahan sampah dilakukan untuk menciptakan kualitas lingkungan yang baik dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan mengubah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi (Setyawati & Siswanto, 2020).

Dari gambar yang pertama menurapakan seorang ibu yang memiliki sebuah keterampilan dalam mengolah sampah menjadi barang yang bernilai. Ibu tersebut bernama Bu Ismi yang bertempat tinggal di Tamansari Yogyakarta. Kesehariannya membuat barang-barang kerajinan dari sampah plastik yang sudah tidak terpakai. Sampah tersebut dibuat beraneka macam bentuk, seperti bentuk hewan kala jengking, kucing, tempat pensil, topeng dan lain sebagainya. Bu ismi menjual barang-barang tersebut hanya disekitar rumah, ia tidak menjajakan barangnya melalui media maupun secara terbuka. Karena rumah Bu Ismi bersebelahan dengan wisata Tamansari yang biasanya akan dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah bahkan dari turis manca negara, maka ia menjual dengan cara membuka dirumah. Terkadang juga mendapatkan pesanan dari luar daerahnya.

Gambar yang kedua merupakan peran perempuan dalam membuat kompos sederhana. Seorang perempuan yang bertempat tinggal di Bantul Yogyakarta membuat sebuah pupuk sederhana yang tersedia dilingkungan tempat tinggalnya. Ia menggunakan kotoran hewan, tanah, dan serbuk kayu (gerajen)  sebagai pembuatan pupuk. Hasil pupuk tadi digunakan untuk memupuk tanamanya sendiri. Karena ia dan keluarga gemar menanam tanaman, maka ia membuat pupuk tersebut juga untuk menghemat biaya pengeluaran. Serta memanfaatkan kotoran hewan dan sisa kayu (gerajen) yang ada dirumahnya agar bermanfaat.

Gambar yang terakhir merupakan bank sampah yang ada di daerah Kadipaten Wetan. Banyak perempuan-perempuan yang bekerja bahkan menabung dibank sampah tersebut. Karena bank sampah tersebut didirikan di lingkungan masyarakat berdekatan dengan rumah-rumah warga. Perempuan tersebut akan memilih sampah-sampah sesuai dengan jenisnya. Dari adanya bank sampah tersebut secara tidak langsung perempuan tidak hanya berpartisipasi dalam menjaga lingkungan tetapi dapat menambah ekonomi. Bank sampah merupakan tempat pengolahan sampah yang menerapkan sistem 3R yaitu Reuse, Reduce, dan Reycle. Bank sampah juga menjadi tempat penyetoran sejumlah sampah yang disortir berdasarkan jenis dan sampah yang telah di timbang dan memiliki nilai ekonomi serta nasabah akan menampung sampah yang ditabung sampai jumlah dan kurun waktu tertentu. Keberadaan sampah ini menjadi tempat penghasilan para individu yang membutuhkan pekerjaan. Terutama peran perempuan yang secara tidak langsung ingin menjaga lingkungan serta mencari nafkah. Kesadaran akan kepedulian lingkungan mendorong seseorang untuk mendirikan sebuah kesatuan dengan cara mendirikan bank sampah yang akan berguna untuk lingkungan dan individu.

Kesimpulannya seorang perempuan menjadi peran penting dalam pengelolaan sampah, bahkan ditangan perempuan sampah menjadi barang yang bernilai hargannya. Sampah yang merupakan sisa buangan bisa menjadi barang yang bernilai dan menguntungkan.

 


Referensi

Rizkia, P. A. (2020). Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Paprika Kelurahan Bambu Apus Pamulung Kota Tangerang Selatan . 1-2.

Setyawati, E. Y., & Siswanto, R. H. (2020). Partisipasi Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomi dan Berbasis Kearifan Lokal . Jambura Geo Education Journal , 55-58.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar