9.11.22

PEREMPUAN IBU BAGI ALAM

 

PEREMPUAN IBU BAGI ALAM

 Maria Eventia Claudia Ponomban | 21310420021

Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan.

Dosen pengampu: Arundati Shinta




         Lingkungan sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Akan tetapi banyak masyarakat yang masih tidak bertanggung jawab dalam pengolahan lingkungan. Masalah utama dari lingkungan ialah sampah. Setiap harinya kita memproduksi berbagai jenis sampah yang dimana ketika sampah tersebut tidak kita olah akan menumpuk dan menimbulkan kerusakan bagi lingkungan.

Dalam pengolahan sampah lingkungan ternyata perempuan memiliki peranan yang sangat penting. Eko feminisme merupakan gerakan nyata dari peranan perempuan dalam pengolahan sampah. Ekofeminisme yang memiliki keterkaitan erat dan khusus antar alam dengan perempuan,merupakan cara pandang yang memiliki intensi mulia guna ‘kesembuhan’ ibu atau bumi yang dihuni. Namun seiring perjalanan waktu dan perubahan zaman, pola pandang ekofeminisme sekarang dipandang lebih luas, dan disambut secara open-minded mengingat kewajiban untuk menjaga bumi atau ‘ibu’ dari pengeksploitasian adalah tugas, kewajiban, dan tanggung jawab seluruh insan yang tinggal dan hidup diatasnya, tanpa terkecuali dan tanpa memandang bentuk perbedaan apapun.

Ekofeminisme lahir sebagai bentuk jawaban dari kebutuhan dasar untuk menyelamatkan bumi dengan berdasarkan pada kekhasan kalangan perempuan yang selama ini dianggap kompeten atau mampu mengelola lingkungan hidup dan seisinya yang menjadi sumber kehidupan. Saat ini kita sudah mulai merasakan gerakan-gerakan kesadaran untuk mengurangi, memakai kembali dan mendaur ulang. Kesadaran tersebut jika konsisten untuk diterapkan maka akan membuat kita terbiasa dan menjadi kebiasaan yang baik untuk menjaga lingkungan.

Untuk menimbulkan kesadaran dan pemahaman dalam pengolahan sampah llingkungan perlu dilakukan sosialisasi untuk mengubah pandangan setiap orang tentang pentingnya menjaga lingkungan dan pengolahan sampah yang sebetulnya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Menurut Anggraini (2011) mengubah  pola  pikir  masyarakat  terhadap  suatu  permasalahan  melalui peningkatan  kesadaran,  penumbuhan  keinginan,  dan  penguasaan  keterampilan  akan  melahirkan kebijakan dan tindakan non-struktural untuk penyelesaian suatu masalah. Keberhasilan pengelolaan sampah rumah tangga umumnya terjadi karena salah seorang anggota rumah tangga memiliki pengetahuan baru tentang lingkungan, terutama mengenai dampak sampah terhadap lingkungan. 

Dalam rumah tangga perempuan memiliki peran penting sebagai inisiator dan agen perubahan dalam mendorong anggota keluarga dan masyarakat sekitar dalam hal mengurangi dan mengolah sampah. Untuk itu yang diperlukan ialah pelatihan dalam pengolahan sampah yang tujuannya sampah bisa diolah dengan mendaur ulang dari sumbernya yaitu limbah rumah tangga. Pengetahuan yang  semakin meningkat dapat memicu terbentuknya kesadaran  individu mengenai sampah dan menimbulkan inisiatif untuk melakukan pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga.

Penanganan sampah rumah tangga dibagi menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik biasanya di jadikan kompos tetapi saat ini ada juga yang mengolah menjadi ecoenzym. Sedangkan, sampah anorganik bisa di olah dengan proses daur ulang. Kegiatan pengolahan sampah tentunya memiliki banyak manfaat. Salah satunya yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas lingkungan tempat tinggal dengan membuat sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi yang memiliki  potensi pendapatan  tambahan bagi rumah tangga.

Oleh karena itu perempuan bisa secara mandiri membantu penghasilan keluarga sekaligus menghemat pengeluaran yang dimana dari hal tersebut bisa menggerakkan perempuan-perempuan lainnya terutama ibu rumah tangga dalm hal penanganan sampah. Saat ini dengan adanya teknologi kita juga dituntut untuk terus berinovasi dalam mengolah sampah dan membuat pengolahannya menarik untuk dipraktekkan agar semakin banyak orang-orang yang merasakan manfaatnya.

Hal-hal baik ini jika terus diniati lama kelamaan bisa membuat kesadaran masyarakat semakin meningkat. Sehingga kita bener-bener menjaga alam seperti Ibu kita sendiri. Mampu bersahabat dengan alam, memahami alam, empati terhadap alam dengan mengembangkan kesetaraan dan keadilan bagi alam tanpa keploitasi dan tanpa merugi[1]kan alam. Bukan pola pikir sebaliknya yang mengekploitasi dan merugukan alam.

 



Ekofeminisme: Perempuan dalam Pelestarian Lingkungan Hidup (magdalene.co)

Mengenal Ekofeminisme – Yayasan Pulih

(PDF) Transformasi Peran dan Kapasitas Perempuan Rumah Tangga dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kota Makassar (researchgate.net)

0 komentar:

Posting Komentar